Artikel

10 Dampak Negatif Perdebatan Khilafiyah yang Merusak Akhlak

10 Nov 2021 05:31 WIB
1293
.
10 Dampak Negatif Perdebatan Khilafiyah yang Merusak Akhlak Orang yang berdebat hampir tidak bisa terlepas dari rasa dengki terhadap lawan debatnya.

Setelah masa Khulafaur Rasyidin, kekhalifahan Islam dipegang oleh orang-orang yang kurang berilmu khususnya dalam berfatwa dan menetapkan hukum.

Para ulama yang mendekat ke penguasa justru orang-orang yang mengaku berilmu hanya untuk memperoleh keluhuran dan jabatan. Karena itu, muncul argumen-argumen yang saling bertentangan yang diikuti dengan munculnya berbagai perselisihan dalam masalah agama.

Perselisihan tersebut tidak jarang menimbulkan perdebatan yang dampaknya secara umum justru merugikan akhlak kaum muslimin jika bertujuan untuk mengalahkan dan penyangkalan, berbangga diri, dan menarik simpati dari orang-orang.

Di antara bahaya dan dampak negatif perdebatan seputar khilafiyah seperti dikemukakan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin adalah sebagai berikut:

Pertama: Munculnya sikap dengki di antara kaum muslimin yang sedang berdebat.

Orang yang berdebat hampir tidak bisa terlepas dari rasa dengki terhadap lawan debatnya, karena terkadang ia menang dan terkadang kalah, terkadang argumennya mendapat pujian dan terkadang lawan debatnya yang mendapat pujian. Rasa dengki ibarat api yang baranya selalu menyala, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب

“Kedengkian memakan amal baik sebagaimana api yang memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Kedua: Munculnya sikap takabur dan memandang rendah orang lain.

Orang yang berdebat hampir tidak bisa terlepas dari sikap merasa tinggi dan memiliki kemampuan melebihi orang lain, sampai-sampai mereka bersaing dalam majelis perdebatan untuk saling merendahkan dan meninggikan diri sendiri. Tidak jarang pula orang dungu dan licik akan beralasan bahwa yang dilakukannya demi menjaga keluhuran ilmu dan bahwasanya orang mukmin dilarang untuk merendahkan dirinya sendiri.

Ketiga: Munculnya rasa dendam terhadap lawan debat.

Tidak jarang orang yang berdebat terjerumus dalam keburukan rasa dendam ketika orang-orang menganggukkan kepalanya atas pendapat lawan debatnya, sedangkan pendapatnya sendiri tidak didengar.

Keempat: Munculnya Ghibah (menggunjing).

Orang yang berdebat hampir dipastikan tidak bisa terlepas dari menceritakan perkataan lawannya dan mencelanya. Allah swt. telah menyerupakan orang yang demikian dengan memakan bangkai saudara sendiri.

Orang yang demikian tidak mampu menjaga lisannya dari menentang orang yang menolak pendapatnya, terlebih lagi kepada orang-orang yang mendukung pendapat lawan debatnya. Bahkan ia menyematkan kebodohan dan kedunguan serta rendahnya keilmuan orang yang menentangnya.

Kelima: Merasa dirinya suci di antara kaum muslimin.

Orang yang berdebat tidak bisa terlepas dari menyanjung dirinya sendiri serta merasa unggul dari lainnya. Selama perdebatan ia tidak bisa terlepas dari mengatakan, “Permasalahan ini sangat jelas bagiku karena aku adalah orang yang ahli dalam segala ilmu.” Dan juga tidak bisa terlepas dari omong kosong lainnya untuk memuji dirinya sendiri. Padahal Allah swt. telah berfirman:

فلا تزكوا أنفسكم هو أعلم بمن اتقى

“Janganlah kalian mengatakan diri kalian suci. Dia-lah Yang paling mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa.” (An-Najm: 32)

Keenam: Munculnya sikap mencari-cari aib lawan debat.

Orang yang berdebat tidak bisa terlepas dari mencari-cari ketersandungan dan mengamati aib lawan debatnya, bahkan sampai meminta orang lain untuk mencari tahu keadaannya secara detail untuk bisa merendahkannya dalam forum dan mempermalukannya.

Ketujuh: Merasa senang dengan keburukan orang lain dan sedih dengan kebahagiaan mereka.

Orang yang tidak mencintai saudaranya sesama muslim seperti ia mencintai dirinya sendiri, maka orang yang demikian jauh dari akhlak orang mukmin.

Kedelapan: Munculnya sifat Nifaq (munafik).

Ia menampakkan sikap bersahabat dengan lawan debatnya hanya secara lahiriah, namun memendam rasa benci yang mendalam di hatinya.

Rasulullah SAW bersabda:

اذا تعلّم الناس العلم وتركوا العمل وتحابوا بالألسن وتباغضوا بالقلوب وتقاطعوا في الأرحام لعنهم الله عند ذلك فأصمهم وأعمى أبصارهم

“Ketika seorang ‘Alim tidak memperlihatkan ilmunya dalam bentuk amal, mengungkapkan cinta kepada orang lain dengan lisan, tetapi memelihara kebencian dalam hatinya, dan memutuskan silaturrahmi, maka Allah swt. melaknatnya saat itu, lalu membuat lidahnya kelu (bisu) dan matanya buta.” (HR. Ath-Thabarani dalam kitab Al-Kabir)

Kesembilan: Menolak kebenaran (sombong) dan getol untuk mendebatnya.

Sehingga hal yang paling dibencinya adalah ketika melihat kebenaran keluar dari mulut lawan debatnya. Bilamana kebenaran itu nampak maka ia dengan sombongnya akan menolak dan mengingkarinya dengan sekuat tenaga bahkan bila memungkinkan ia akan berbuat tipudaya dan segala trik untuk menolaknya.

Bukankah Rasulullah saw. telah melarang perdebatan bahkan sekedar pembicaraan yang mengarah kesana, mengenai persoalan khilafiyah. Beliau bersabda:

من ترك المراء وهو مبطل بنى الله له بيتا فى ربض الجنة ومن ترك المراء وهو محق بنى الله له بيتا فى أعلى الجنة

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, sementara ia dalam posisi yang keliru, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di pondamen surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, sementara ia dalam posisi yang benar, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di bagian atas surga.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kesepuluh: Munculnya sikap riya dan mencari perhatian, serta berusaha untuk memalingkan hati orang kepadanya.

Orang yang berdebat cenderung bertujuan menampakkan kemampuan diri di hadapan orang lain agar mendapatkan pujian dari mereka.

Seluruh dampak negatif ini merupakan dosa besar yang tersembunyi, yang diakibatkan oleh perdebatan dan pertengkaran dengan sesama muslim, selain ada pula dosa-dosa kecil lainnya yang kemungkinan besar timbut akibat kontroversi-kontroversi antara satu dengan lainnya hingga saling memukul, saling merusak, dan lain sebagainya.

Arif Khoiruddin
Arif Khoiruddin / 102 Artikel

Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: