Bacaan Doa ketika Sujud Syukur, Praktis Mudah Diamalkan

Islam memerintahkan kita agar senantiasa bersyukur. Selain dengan mengucapkan “alhamdulillah” saat mendapat rezeki melimpah da nikmat, terkadang ada juga yang melakukan sujud syukur.

Rasulullah SAW juga melakukan sujud syukur setelah menerima kabar baik. Salah satu hadits Rasulullah yang memberi contoh untuk melakukan sujud ini dinukil dari Abu Bakrah yang berbunyi,

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ

Dari Abu Bakrah, dari Rasulullah SAW, "Ketika beliau mendapatkan hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah SWT." (HR Abu Daud no. 2774 dan Tirmidzi, no. 1578)

Hukum Sujud Syukur

Mayoritas ulama telah menyepakati bahwa hukum sujud syukur adalah sunnah seperti dikutip dari buku Fiqih Islam wa Adillatuhu jilid 2 karya Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili. Beliau menulis, "Ulama Syafi'iyyah berkata, sujud syukur tidak masuk dalam shalat, hanya saja disunnahkan ketika mendapatkan nikmat.”

Tata Cara Sujud Syukur

Sujud syukur dikerjakan di luar pelaksanaan sembahyang, disunnahkan dalam keadaan suci di badan, pakaian, dan tempat sujud.

Sujud ini dikerjakan karena datangnya nikmat mendadak, terhindar dari bahaya, atau terhindar dari maksiat yang merebak.

Bacaan Doa Sujud Syukur

Tidak ada bacaan khusus saat sujud syukur. Niat langsung dibaca dan tersampaikan saat seorang muslim hendak sujud syukur. Namun Syekh Sulaiman Al-Kurdi menganjurkan bacaan tahmid berikut ini sebagai doa pada sujud syukur:

 الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيَّ بِكَذَا وَدَفَعَ عَنِّيْ كَذَا وَعَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلَى بِهِ فُلَانًا

Alhamdulillāhil ladzī an‘ama ‘alayya bi kadzā, wa dafa‘a annī kadzā, wa ‘āfānī mimmābtalā bihī fulānan.

“Segala puji bagi Allah, Zat yang memberikan nikmat kepadaku berupa… (sebutkan dalam hati nikmat yang diterima), dan menolak dariku marabahaya… (sebutkan bahaya yang dimaksud), dan menyelematkanku dari musibah yang Allah berikan kepada fulan… (sebutkan musibah yang dimaksud),” (Syekh Sulaiman Al-Kurdi, Al-Hawasyil Madaniyyah, [Al-Haramain: tanpa tahun], juz I, halaman 317)

Bacaan doa sujud syukur mirip seperti sujud tilawah, sehingga sebagian ulama menyamakan keduanya:

 سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ

Sajada wajhiya lil ladzī khalaqahū wa shawwarahū wa syaqqa sam‘ahū wa basharahū bi haulihī wa quwwatihī fa tabārakallāhu ahsanul khāliqīna.

“Diriku bersujud kepada Zat yang menciptakan dan membentuknya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya. Maha suci Allah, sebaik-baik pencipta.” (Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in pada hamisy I’anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], juz I, halaman 246)

Baca juga: Tafsir Syekh Sya’rawi tentang Nikmat Allah Tidak Bisa Dihitung

Sujud syukur adalah bentuk terima kasih dan rasa syukur kepada Allah SWT. Sebagaimana rasa syukur itu sendiri membawa beberapa hikmah. Salah satunya menghindari rasa sombong atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan sujud syukur, kita menyadari bahwa nikmat yang telah kita terima adalah anugerah dari Allah, bukan karena kehebatan diri kita.