Tokoh

Yang Jarang Diketahui dari Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi

28 Sep 2021 07:05 WIB
6390
.
Yang Jarang Diketahui dari Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, Imam du'at dan mufassir lisan dari Mesir

Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi berkata, “Ayahku adalah pecinta ilmu. Mendatangi para ulama, dan berkhidmah kepada siapapun yang berafiliasi dengan ilmu. Desakannya padaku agar masuk al-Azhar adalah ‘mimpi’ yang menimpa paman ayahku saat kelahiranku.”

Malam kelahiran seorang bayi bernama Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi adalah waktu datangnya kabar gembira yang kelak menafsirkan perjalanan anak ini. Kabar gembira itu berbentuk mimpi yang dialami seorang yang shaleh, tak lain adalah paman ayahnya. Syekh Sya’rawi menceritakan kisah luar biasa dari riwayat hidupnya.

“Kebiasaan ayahku adalah pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Fajr. Dan beliau benar-benar menjaga kebiasaan itu. Dan pamannya juga menjaga kebiasa shalat Fajr di Masjid Sayyidi Abdillah al-Anshari. Malam dilahirkannya aku, ayahku lambat pergi ke masjid, sementara orang-orang duduk sembari menunggu beliau. Ketika tiba, pamannya bertanya.

“Dari mana saja kamu Mutawalli?”

“Bukankah istriku melahirkan tadi malam dan aku sibuk dengan urusan ini? Aku pergi ke “Dayah” (semacam bidan di zaman dahulu). Alhamdulillah, istiku melahirkan seorang lelaki.”

Orang-orang berseru, “Selamat Mutawalli!” Kemudian pamannya berkata kepada ayahku:

“Aku mendapat kabar gembira tentangnya dalam mimpiku.” Lalu paman ayahku menunjuk ke mimbar masjid dan berkata:

“Aku menyaksikan di atas mimbar ayam muda berdiam diri lalu berkhotbah di hadapan manusia! Dan orang-orang takjub lantas berkata: Ayam muda di atas mimbar dan berkhotbah! Salah seorang yang dikenal dermawan berkata: Asal muasal ayam muda yang fasih keluar dari telur yang berteriak! Orang-orang tertawa.”

Pamannya berkata, “Ini bukan ayam muda fasih yang keluar dari telur yang berteriak itu. Ini adalah anaknya Sya’rawi.”

Setelah mendengar itu, ayahku berkata, “Kelak dia akan menjadi orang alim!”

 “Dan setelah itu, beliau mempersiapkan aku ke al-Azhar al-Syarif, namun belum ingin melanjutkan ke sana.”

***

Seorang tokoh yang terkenal, pendakwah Islam, tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pendekar mufassir, orang yang pertama kali menafsiri Al-Quran secara lisan dengan sempurna, dan orang yang pertama kali menghidangkan tafsir ar-Razi, tafsir ath-Thabari, tafsir al-Qurthubi, tafsir Ibnu Katsir, dan lain-lain dengan mudah, yang mampu dicerna dengan baik oleh ulama dan orang awam.

Mufassir kontemporer ternama. Orang-orang menggelarinya dengan Imam Du’at, panglimanya para pendakwah, karena kemampuannya untuk menjelaskan berbagai permasalahan-permasalahan agama dengan sangat mudah nan ringkas.

Baca juga: Tafsir Syekh Sya’rawi Tentang Ayat "Maka Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan

Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi lahir 5 April 1911 di Daqadus, salah satu desa di Mith Ghamr, provinsi Dhaqhaliyah, Mesir. Keluargnya bersambung nasab kepada Imam Ali Zainal Abidin bin Husain. Dia sudah menyelesaikan hafalan Al-Quran di umur 11 tahun.

Tahun 1922, dia melanjutkan pendidikannya di Ma’had Zaqaziq al-Ibtida’i al-Azhari. Kecerdasannya nampak sejak kecil. Menghafal syair, pepatah-pepatah Arab, dan hikmah-hikmah. Tahun 1923 lulus, kemudian melanjutkan ke Ma’had Tsanawiyah, dan semangatnya menyala untuk mempelajari syair dan sastra. Memiliki tempat khusus di antara kawan-kawannya. Dipilih sebagai ketua persatuan pelajar dan ketua perkumpulan para sastrawan di Zaghaziq.

Satu peristiwa yang mengubah kehidupan Syekh Sya’rawi. Ketika orang tuanya hendak menyekolahkannya ke Azhar, sementara Syekh Sya’rawi lebih senang tinggal bersama kawan-kawannya mengurusi pertanian. Namun, desakan orang tuanya untuk masuk Azhar kuat. Kemudian ayahnya membiayai dan mencarikan tempat untuk tinggal.

Syekh Sya’rawi mensyaratkan orang tuanya agar membelikannya kitab-kitab turats induk, lughah, ulum Al-Quran, tafsir dan kitab-kitab hadist. Di antaranya: Iqdul Farid karya Ibnu Abd Rabbihi al-Andalusi setebal 3 jilid, Syarah Nahj al-Balaghah, karya Abdu al-Hamid bin Muhammad bin Hibatullah setebal 21 jilid, Majma’ Amtsal karya Ahmad bin Muhammad al-Midani setebal 4 jilid, Al-Muzhir fi Ulum al-Lughah karya Imam Jalaludin al-Suyuthi, dan seluruh karya-karya Musthafa Luthfi al-Manfaluthi.

Tujuan ia supaya orang tuanya merasa terbebani yang akhirnya dia bisa kembali lagi ke kampung halaman. Namun, sang orang tua cerdas dengan trik itu, lalu membeli semua kitab yang diminta seraya berkata: “Nak, aku tahu semua kitab ini bukan diktat pelajaranmu (muqarrar), tapi aku membelinya sebagai bekal bagimu, dan agar engkau meneguk ilmu dari kitab-kitab itu.”

Syekh Sya’rawi menghidangkan tafsir Al-Quran dengan judul Khawatir. Seakan-akan beliau menginginkan tafsir dan kalimat-kalimat seputar Al-Quran tidak stagnan dan terkesan akademis. Beliau menginginkan tafsirnya mampu mengena berbagai kalangan, mulai dari kalangan pelajar, kalangan non pelajar, orang-orang jalanan. Dan beliau memantapkan tujuannya dengan sempurna.

Karakteristik pertama yang membuat beda adalah metode penafsirannya. Cara beliau menafsirkan Al-Quran secara lisan adalah hal yang unik dan baru. Karateristik yang kedua adalah Syekh Sya’rawi diberi karunia oleh Allah menukil pemikiran-pemikiran lalu disampaikan dengan kalimat-kalimat yang padat, diksi-diksi yang mengena dan orang-orang menangkap secara langsung.

Baca juga: Tafsir Syekh Sya’rawi tentang Nikmat Allah Tidak Bisa Dihitung

Orang-orang yang mengikuti tafsir Syekh Sya’rawi, baik melalui media ataupun majelis-majelis pengajian, merasa mendapatkan futuh dari Allah ketika beliau berbicara, dan menginspirasi makna-makna dan ide-ide baru.

Ustadz Ahmad Bahjat menyebut beliau sebagai salah satu pendakwah Islam kenamaan di zaman sekarang. Dan kemampuan yang luar biasa itu membuatnya mampu menyampaikan rahasia-rahasia baru yang terdapat dalam Al-Quran. Dan kematangan kultur balaghah membuatnya mampu mengetahui rahasia-rahasia I’jaz al-Bayan Al-Quran yang tidak diketahui banyak orang. Mampu menghadirkan diksi-diksi yang bisa diikuti oleh pengikutnya. Dan menyadarkan pentingnya ketangkasan dalam menyampaikan.

Duktur Muhammad Imarah berkata, “Sya’rawi mempersembahkan hal-hal yang baik bagi agama dan umat Islam dan kemanusiaan secara keseluruhan. Menjadikannya sebagai panutan bagi orang lain dalam berdakwa di jalan Allah dengan hikmah dan mauidhah hasanah.

Syekh Sayyid Thanthawi berkata, “Beliau memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan pemahaman Islam yang benar, serta penjelasan yang jelas mengenai tafsir Al-Quran dengan diksi-diksi unik. Memikat orang-orang dari berbeda golongan.”

Syekh Qardhawi berkata, “Tak ada keraguan bahwa wafatnya Syekh Sya’rawi adalah kerugian yang buruk bagi pemikiran dan dakwah Islam. Seorang ulama Islam dengan akhlaknya telah menjadi simbol yang agung dari simbol-simbol dakwah Islam secara keseluruhan, dan khususnya dalam mengetahui secara sempurna tentang Islam. Ilmunya mendalam, ruhnya halus, jiwanya jernih dan menggambarkan seorang teladan yang dijadikan panutan dalam dimensi keilmuan, pemikiran, dan dakwah Islam.

17 Juni 1998, Syekh Sya'rawi oleh Allah. Wafat di usia 87 tahun. Meninggalkan seabrek karya-karya dan bejibun oase keteladanan pada umat. Allahumma iftah lana futuha Sya’rawi!

Referensi: Rihlah al-Hayah Syekh Sya'rawi, Dar Roudhah.

Syihab Syaibani
Syihab Syaibani / 11 Artikel

Asal Pulau Dewata Bali. Sekarang menempuh studi di Universitas al-Azhar Kairo Mesir. Menyukai talaqqi, ziarah dan syair Arab.

Dinosaurus
04 June 2022
Mau Tanya stazd Jalur dari kairo kota kemakam beliau memakai bis/kereta apa ya stazd? Kira2 menghabiskan biaya berapa ya stazd? Makasih stazd..

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: