Khutbah Jumat ini mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur dan bersabar sebagai dua pilar utama dalam menjalani hidup. Dengan membuka kesadaran akan banyaknya nikmat Allah—seperti iman, Islam, kesehatan, dan kesempatan berkumpul di tempat mulia—jamaah diajak untuk memperbarui ketakwaan, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan sepenuh hati.
Syukur yang tulus akan mendatangkan tambahan nikmat, baik materiil maupun spiritual, sementara kufur nikmat akan berujung pada azab yang pedih. Melalui kisah sederhana tentang seseorang yang menyadari nikmat memiliki kaki setelah melihat yang tidak memilikinya, kita diajak untuk merenung dan menumbuhkan rasa syukur, melihat ke bawah agar tidak lalai, dan memanfaatkan setiap karunia untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُّبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji hanya milik Allah SWT, Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak henti-hentinya melimpahkan nikmat-Nya yang tak terhingga kepada kita semua. Nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, nikmat kesempatan untuk berkumpul di tempat yang mulia ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib mengajak diri sendiri dan seluruh jamaah yang hadir untuk senantiasa memperbaharui dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa adalah bekal terbaik dalam mengarungi samudra kehidupan. Takwa yang sejati adalah menjalankan segala perintah-Nya dengan sepenuh hati dan menjauhi segala larangan-Nya, baik dalam keadaan terang-terangan maupun tersembunyi. Dengan takwa, insya Allah kita akan meraih kebahagiaan dan keberuntungan yang hakiki di dunia dan akhirat.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Dalam menjalani bahtera kehidupan yang penuh dinamika ini, seringkali kita terlupa akan dua pilar penting yang seharusnya menjadi pegangan kokoh setiap mukmin, yaitu rasa syukur atas nikmat Allah dan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian. Padahal, keduanya adalah kunci utama menuju ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan kebahagiaan yang abadi.
Mari kita renungkan kembali janji agung Allah SWT dalam Al-Qur’an:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Ayat ini adalah janji pasti dari Allah yang tidak akan pernah diingkari. Bersyukur akan mendatangkan tambahan nikmat, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga ketenangan jiwa, keberkahan, dan kemudahan dalam hidup. Sebaliknya, kufur nikmat, yaitu tidak mengakui atau tidak menggunakan nikmat sesuai kehendak pemberinya, akan mendatangkan azab yang pedih.
Betapa banyak nikmat yang tercurah kepada kita setiap detik, namun seringkali kita lalai untuk mensyukurinya. Nikmat kesehatan yang memungkinkan kita beraktivitas, nikmat keluarga yang menjadi penyejuk hati, nikmat rezeki yang mencukupi kebutuhan, bahkan yang paling agung adalah nikmat iman dan Islam yang tak ternilai harganya. Syukur bukan hanya lisan yang mengucapkan alhamdulillah, tetapi juga hati yang mengakui kebesaran Allah, dan anggota badan yang menggunakan nikmat-Nya untuk ketaatan.
Untuk menumbuhkan rasa syukur yang mendalam, mari kita ambil pelajaran dari kisah seorang lelaki dengan sandal lusuh. Ia berjalan dengan kaki telanjang, mengeluh akan nasibnya yang serba kekurangan. Namun, seketika keluh kesahnya sirna, ketika ia melihat seorang lelaki lain yang tidak memiliki kaki sama sekali. Saat itu juga, rasa syukur yang mendalam memenuhi hatinya karena ia masih memiliki kaki, meskipun tanpa alas. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu melihat ke bawah, kepada mereka yang kurang beruntung, agar kita senantiasa menghargai setiap anugerah dari Allah dan terhindar dari sifat kufur nikmat.
Rasulullah SAW bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ؛ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah darimu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu, karena yang demikian itu lebih patut agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Muslim)
Selain bersyukur, kita juga dituntut untuk memiliki kesabaran. Hidup ini adalah serangkaian ujian dan cobaan. Kadang kita diuji dengan kesulitan dan kesempitan, kadang dengan kesenangan dan kelapangan. Dalam setiap keadaan, sabar adalah penolong terbaik dan perisai terkuat bagi seorang mukmin. Sabar bukan berarti pasif atau menyerah, melainkan keteguhan hati dalam menghadapi musibah, konsisten dalam ketaatan, dan menahan diri dari kemaksiatan.
Allah SWT berfirman:
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
Dan Nabi Muhammad SAW bersabda, menggambarkan keistimewaan seorang mukmin:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Contoh nyata kesabaran yang luar biasa adalah kisah Nabi Ayyub Alaihissalam. Beliau diuji dengan penyakit yang parah, kehilangan harta benda, bahkan anak-anaknya. Namun, dalam puncak penderitaannya, beliau tetap teguh dalam kesabaran, tidak pernah mengeluh, dan tidak pernah berhenti berzikir serta berdoa kepada Allah SWT. Dengan penuh harap, beliau menyeru Tuhannya:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (84)
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al-Anbiya [21]: 83-84)
Kisah ini mengajarkan kita bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan di balik setiap cobaan pasti ada hikmah dan pahala yang besar, asalkan kita bersabar dan tetap berharap penuh kepada Allah SWT.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa berusaha menumbuhkan dan menguatkan rasa syukur dalam kelapangan serta kesabaran dalam kesempitan. Kita memohon kepada Allah SWT dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, agar kita senantiasa berada dalam bimbingan-Nya:
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَىٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersyukur dalam setiap nikmat dan bersabar dalam setiap ujian, sehingga kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحِيْنَ بِقُدْسِهِ. قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِنَّا عَلَىٰ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ














Please login to comment