Artikel

Belajar Nahwu dulu, Balaghah kemudian

05 Nov 2024 08:55 WIB
246
.
Belajar Nahwu dulu, Balaghah kemudian Balaghah membantu kita memahami keindahan Al-Quran.

Guru-guru saya dulu menyarankan untuk belajar Balaghah setelah paham Nahwu minimal sekelas Alfiyah Ibnu Malik atau yang setingkatnya. Bukan tanpa alasan, tapi karena Ilmu Balaghah ini adalah lanjutan dari Ilmu Nahwu.

Kalau di Ilmu Nahwu akan dibahas semisal kapan saja khabar wajib dibuang atau kapan saja boleh dibuang, maka di Ilmu Balaghah akan belajar di mana tempat yang terbaik untuk membuang khabar atau menyebutkannya. Jadi tidak membahas boleh atau tidak, tapi di antara dua pilihan: menyebutkan dan membuang, yang mana yang terbaik.

Maka karena itu, untuk memilih antara membuang sesuatu atau menyebutkannya, perlu mengetahui hukumnya dulu, yang mana itu dipelajari di Ilmu Nahwu. Ini baru satu pembahasan. Belum saat belajar Fashl Washl di Balaghah yang merupakan saudara pembahasan Bab Athaf di ilmu Nahwu dan Jumlah yang ada Mahal I'rab atau tidak, dst.

Balaghah ini dalam bahasa mudahnya adalah belajar memilah-milih yang terbaik untuk menyesuaikan keadaan audience (mukhatab). Semakin hebat pembicara dalam mengetahui keadaan audience, dan mampu untuk menyesuaikan ucapannya dengan keadaan mukhatab, maka semakin tinggi juga tingkat Balaghah ucapan orang tersebut.

Karena kemampuan manusia sangat terbatas untuk mengetahui seluruh keadaan mukhatab, sebab pada akhirnya kita tidak bisa membaca keadaan hati seseorang kecuali melalui tanda-tanda yang terlihat dan keadaan sekitar, maka sangat sulit bagi seorang manusia untuk mencapai tingkatan Balaghah tertinggi yang dinamakan dengan hadd al-i'jaz.

Tingkatan Balaghah tertinggi itu bisa dicapai oleh Al-Quran, karena Al-Quran adalah Kalam Allah yang mengetahui segala keadaan manusia, baik luar maupun dalamnya. Oleh karenanya, ayat Al-Quran akan selalu related dengan manusia kapan pun zamannya, karena Al-Quran adalah ucapan Dzat yang Maha Mengetahui keadaan manusia.

Dalam Talkhis Miftah dikatakan:

وارتفاع شأن الكلام في الحسن والقبول بمطابقته للإعتبار المناسب.

“Tingginya derajat suatu kalam pada keindahan dan penerimaannya itu dengan kesesuaian kalam pada tempat dan keadaan”.

Maka tidak perlu heran lagi, kenapa setiap kali baca Al-Quran, isinya akan selalu mengena di hati yang terdalam, karena yang sedang menyampaikan maknanya adalah Dzat yang menciptakan manusia itu sendiri.

••

Salah satu cara memahami tingginya bahasa yang digunakan oleh Al-Quran adalah dengan belajar Balaghah. Meskipun Allah sudah mempermudah manusia untuk memahami Al-Quran, itu bukan berarti Al-Quran bisa difahami dengan cara yang mudah.

Dengan ilmu Balaghah ini keimanan kita akan betul-betul naik, bawah Al-Quran betul-betul Mukjizat. Ketahuilah, tidak sama orang yang cuman mendengar dan orang yang langsung mendalami secara langsung.

Kita sama-sama ketahui bahwa Al-Quran itu adalah Mukjizat, tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya, meski walau satu ayat. Tapi kenapa ini bisa terjadi, dan bagaimana bisa terjadi? Jawaban ini kita akan ketahui dengan ilmu Balaghah.

Jadi kalau ditanya oleh orang, kenapa harus belajar Balaghah? Jawabannya, supaya faham rahasia di balik Al-Quran yang menjadi Mukjizat.

Fahrizal Fadil Al-Jomblowi.
Minggu, 3 November 2024.

 

Fahrizal Fadil
Fahrizal Fadil / 78 Artikel

Mahasiswa Indonesia di Mesir, asal dari Aceh. Saat ini menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Fakultas Bahasa dan Sastra Arab. Aktif menulis di Pena Azhary. Suka kopi dan diskusi kitab-kitab turats.

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: