Kisah
Belajar Mencintai Nabi dari Muhammad bin Ishaq, Guru Imam Al-Bukhari dan Muslim
Sebuah ekspresi cinta yang luar biasa kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa Sallam dari salah seorang umat beliau.
Dia adalah Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim ats-Tsaqafi, Abu al-‘Abbas as-Sarrâj (w. 313 H). Seorang muhaddis yang disepakati ketsiqahannya (muttafaq `alâ tsiqatihi). Dia adalah murid sekaligus guru Imam Al-Bukhari, Muslim dan imam-imam hadits lainnya.
Dalam satu kesempatan Muhammad bin Ishaq berkata,
ختمت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم اثنتي عشرة ألف ختمة، وضحيت عنه اثنتي عشرة ألف أضحية
“Saya mengkhatamkan Al-Qur’an ‘untuk’ Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam sebanyak 12.000 kali. Dan saya berkurban ‘untuk’ beliau sebanyak 12.000 kali.” (Lihat Târîkh al-Islâm karya Imam Adz-Dzahabi)
Baca juga: Mengenal Imam Ath-Thabari, Sosok Mufassir Polimatik
Silakan Anda bayangkan! Dua belas ribu kali Muhammad bin Ishaq mengkhatamkan Al-Qur’an dan berkurban “untuk” Baginda Rasulullah Shallallauhu `alaihi wa sallam.
Kalau kita perkirakan beliau mengkhatamkan Al-Quran sebanyak dua kali dalam satu hari, seperti yang dilakukan oleh Imam Asy-Syafii sepanjang bulan Ramadhan penuh, maka untuk mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 12.000 kali itu, paling tidak membutuhkan waktu sebanyak 17 tahun. Subhanallah!
Muhammad bin Ishaq meninggal dunia pada usia 97 tahun. Apabila beliau melakukan khataman Al-Qur'an tersebut pada akhir masa kehidupan beliau, berarti beliau mulai melakukannya pada usia 80 tahun.
Muhammad bin Ishaq Ats-Tsaqafi lahir pada 213 H. Beliau mendengar hadits antara lain dari Ishaq bin Rahaweh, Qutaibah bin Sa’id, Muhammad bin Bikar Ar-Rayan, Bisyr bin Al-Walid, Daud bin Rasyid, dll. Selain Imam Al-Bukhari dan Muslim, ulama hadits yang berguru pada beliau antara lain Abu Hatim Ar-Razi, Abu Bakar bin Abu Ad-Dunya, Utsman bin As-Sammak, dll. Karya beliau antara lain Al-Musnad Al-Kabir dan Al-Baitutah. Beliau wafat pada 313 H.
Mungkin akan ada yang berkomentar bahwa itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam untuk umat ini. Namun, coba kita tanya kepada diri kita masing-masing terlebih dahulu, pernahkah satu kali saja kita mengkhatamkan Al-Qur’an untuk Baginda Nabi?
Baca juga: Abu Hasan Al-Asy’ari, Imam Besar Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Atau jangan-jangan ada yang menganggap hal di atas sebagai sebuah kemusyrikan hanya karena kata “untuk” yang saya gunakan untuk menerjemahkan kata ‘an? Kalau ada anggapan tersebut, berarti kesalahan saya dalam menerjemahkannya.
Karena terus terang, dalam konteks di atas, saya kesulitan untuk mencari padanan kata `an dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana kesulitan saya menemukan orang pada zaman sekarang melakukan hal sama dengan yang telah diperbuat oleh Muhammad bin Ishaq.
اللهم صل وسلم وزد وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
Nama lengkapnya adalah Dr. Ahmad Ikhwani, Lc. MA., seorang intelektual muda NU, doktor lulusan Universitas Al-Azhar Mesir yang juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PCINU Mesir.
Baca Juga
Kisah patah hati Sayidah Khadijah
18 Oct 2024
Kasih sayang KH. Hasyim Asy’ari terhadap anjing
19 Aug 2024