Berita

Di Simposium Kawasan PPI Tunisia, Ahmad Baso jelaskan moderasi beragama Wali Songo

19 Jul 2023 10:49 WIB
946
.
Di Simposium Kawasan PPI Tunisia, Ahmad Baso jelaskan moderasi beragama Wali Songo Ahmad Baso menjadi pembicara di Simposium Kawasan PPIDK Timtengka.

Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK Timtengka) menggelar simposium bertajuk Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah di Tunisia pada 16-21 Juli 2023.

Simposium PPIDK Timtengka yang berlangsung selama 6 hari itu mengundang antara lain Cendekiawan Muslim Indonesia Ahmad Baso sebagai  pemateri.

Pada sesi panel pertama, founder MOKMIN (Madrasah Online Kajian Manuskrip Islam Nusantara) itu membawakan judul Moderasi Beragama dan Berbangsa: Belajar dari Tradisi Para Sayid-Wali Songo di Nusantara.

Dalam pemaparan materinya, Ahmad Baso berbicara konsep aktual dari para Wali Songo.

Ahmad Baso mengatakan, untuk memahami Wali Songo, kita harus menguasai minimal lima Aksara, yakni Aksara Bali, Melayu, Jawa, Sunda dan Makassar.

“Berbicara Wali Songo, kita harus tuntas dalam pembahasan tersebut. Karena terdapat dua Majapahit, ada yang baik dan dzolim. Dan dalam pembahasan angkat senjata Demak pun harus tuntas,kemana Ia angkat senjatanya.” ujar Ahmad Baso seperti tertuang dalam rilis Perhimpunan Pelajar Indonesia Tunisia (PPI Tunisia) pada Selasa (18/7).

 

Lebih lanjut, Ahmad Baso mengatakan bahwa salah satu dari pengertian moderasi adalah integritas. Menurutnya, dengan adanya integritas, jangan mau kita dipecah-belah sampai ada bahasanya Fiqh (peraturan) mayoritas maupun Fiqh (peraturan) minoritas.

“Bicara moderasi bukan pembicaraan yang pasif, yakni moderasi itu mengeluarkan dampak-dampak yang sangat aktif. Moderasi itu untuk perdamaian suku-suku yang suka konflik. Moderasi para wali pun sangat dahsyat. Kita dapat melihat dari sabang sampai Merauke kita bisa melihat semua bermazhab Syafi’i,” terangnya.

Ahmad Baso menegaskan bahwa Wali Songo merupakan paku bumi Nusantara.

“Para Wali Songo mengukuhkan budaya Nusantara sebagai instrumen untuk hidup rukun, sejahtera, damai dan tentram. Selain itu ke-Jawi-an atau ke-Nusantara-an juga diangkat untuk mengukuhkan satu inti substansi hakiki keislaman itu sendiri. Yakni keselamatan, keamanan, kesejahteraan, serta terjaminnya kebutuhan dasar kehidupan umat manusia.” ujarnya.

“Dengan kata lain, sebuah kualitas keberkahan ke-Nusantaraan. Itu sebabnya negeri ini disebut beberkah, “al-ardlu al-mubarakah” kemudian diformalkan dengan istilah “Daru-s-Salam” atau “Wana Salam”, negeri yang damai, tata tenterem karta raharja.” pungkasnya.

Kegiatan simposium kawasan ini dihadiri oleh peserta yang merupakan Mahasiswa Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Redaksi
Redaksi / 442 Artikel

Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial. 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: