Fatwa
Kebanyakan Penghuni Neraka Perempuan, Begini Jawaban Lembaga Fatwa Mesir
Stigma masyarakat kerap menyudutkan perempuan sebagai ahli neraka karena mendengar hadits yang menyatakan bahwa kebanyakan penduduk neraka dihuni oleh wanita. Hal ini malah menyudutkan perempuan dari masyarakat sosial, dan sebenarnya malah bertentangan dengan prinsip adil dalam Islam.
Seperti dilansir dari Masrawy, Darul Ifta Mesir mendapat pertanyaan pada siaran langsung di laman resmi Facebook Darul Ifta.
“Apa yang menyebabkan kebanyakan ahli neraka adalah perempuan?”
Lembaga Fatwa Mesir menjawab, Islam tidak membedakan perempuan dan laki-laki dalam pengganjaran dosa.
Amin al-Fatwa, Syekh Mahmud Syalbi mengutip hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudriy,
خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ: (يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ) فَقُلْنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: (تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِير).
Dalam hadits ini diriwayatkan pada suatu hari Rasulullah SAW. sedang berjalan melewati perempuan yang sedang berkumpul, lantas beliau bersabda “Wahai kaum perempuan, bersedekahlah! Sungguh saya telah menyaksikan kalianlah lebih banyaknya penghuni neraka.” (HR. Bukhari)
Sontak kumpulan perempuan itu bertanya kepada Rasulullah “Mengapa demikian ya Rasulallah?” Rasulullah menjawab “(jika) Kalian sering melaknat dan kufur atas kebaikan suami.”
Hadits ini mengandung dua perbuatan tercela yang kerap dilakukan perempuan, yaitu:
1. Sering melaknat.
Kadang kita temui jika perempuan sedang marah, mereka menggosip dan menyebutkan kejelekan fulan/ah bahkan melaknatnya, padahal muslim tidak boleh mencela dan melaknat sesama.
2. Kufur atas kebaikan suami.
Jika istri sedang marah kepada suaminya, kadang kali ia bersikap seakan suaminya tidak pernah berbuat baik sama sekali.
Syekh Mahmud Syalbi menjelaskan bahwa hadits di atas tidak bermaksud menyinggung bahwa seluruh perempuan adalah penghuni neraka. Para wanita yang dimaksud hanyalah perempuan yang melakukan dua perbuatan tercela tadi, terlepas dari kekurangan dalam ibadah (masa haidh yang menghalangi perempuan untuk melaksakan sholat, dsb) dan kewajiban yang dibebankan padanya.
Beliau turut menyatakan bahwa larangan tersebut juga berlaku kepada laki-laki. Agama Islam yang lurus ini tidak pandang bulu antara lelaki dan perempuan, semua sama di hadapan Allah SWT.
Pertanyaan serupa juga pernah disampaikan kepada Grand Syekh Azhar, syekh Ahmad Thayyib atas lanjutan hadits di atas yang menyatakan bahwa perempuan kekurangan akal.
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
“Saya belum pernah mengerti orang-orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih menghilangkan lubb (akal yang bersih dari hawa-nafsu dan emosi) daripada seorang kalian.”
Dalam potongan video yang diposting laman Facebook resmi Al-Azhar, Syeikh Ahmad Thayyib menjelaskan, hadits tersebut memiliki asbabul wurud dan kondisi tertentu.
Jika lantas kita mengabaikan semua itu dan berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa perempuan memiliki kekurangan akal, maka kita telah berkhianat terhadap ilmu.
Kita harus memahami hadits ini dalam perspektif filsafat Islam dan hadits-hadits setara lain yang sangat menghormati kaum perempuan. Terlebih dari Al-Quran yang mensetarakan kita semua:
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةًۭ وَأَجْرًا عَظِيمًۭا
“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Dikarenakan hadits ini turun pada kondisi tertentu, pada kaum tertentu, dsb, kita harus terlebih dahulu mempelajari mulabasat al-hadits dan duduk ilmu lainnya untuk memahami hadits ini, tidak boleh kita memahami secara tekstual semata.
Bahkan Grand Syekh al-Azhar melihat Rasulullah SAW mengungkapkan kekuatan perempuan yang dikandung pada hadits ini dengan mengartikan sabda Rasulullah sebagai berikut:
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
“Saya belum pernah melihat orang-orang yang bisa mengurangi akal dan agama laki laki dari pada kalian (perempuan).”
Dalam banyak kesempatan kita dapati lelaki tergila-gila dengan perempuan yang dia suka, mungkin juga pembaca SanadMedia yang pernah mengalami hal yang serupa. Inilah pemahaman yang disampaikan oleh Grand Syeikh mengenai hadits di atas.
Hadits ini takrir hakikat kekuatan perempuan yang bisa membolak-balikkan laki-laki, bukan malah menghina perempuan sedikit akal dan ibadahnya.
Seorang mahasiswa Al-Azhar jurusan Akidah dan Filsafat. Warga Sunda yang mengaku sebagai calon presiden 2029.
Baca Juga
Apakah ahli waris wajib membayar hutang pewaris?
23 May 2024