Artikel
Kecintaan Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi pada Imam Asy-Syafi’i
Ulama besar Mesir, Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi membagikan pandangannya tentang hubungan beliau yang mendalam dengan mazhab Syafi'i dan kekagumannya pada pendirinya, Muhammad bin Idris.
Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi merasa tidak layak menyandang gelar Syekh As-Sadah Asy-Syafi'iyah bi ad-Diyar al-Mashriyah (Mahaguru Ulama Mazhab Syafi'i Mesir), yang diberikan oleh para ulama besar al-Azhar.
Namun beliau mengakui sangat mencintai Imam Asy-Syafi’i, salah seorang imam mazhab yang merupakan kerabat dekat Nabi Muhammad SAW. Sebab nasab pemilik nama Muhammad bin Idris ini bersambung kepada Al-Muthallib paman Rasulullah SAW.
Imam Asy-Syafi’i lahir pada tahun 105 H di Gaza lalu dibawa oleh ibunya ke Mekah untuk melestarikan garis keturunannya. Di kota suci itu, Syafi'i kecil menghafal Al-Qur'an pada usia 7 tahun kemudian melanjutkan studi ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik. Usianya waktu itu 9 tahun.
"Saya belajar banyak hal dari Imam Asy-Syafi’i, termasuk fikih, teladan, zuhud, kesalehan, ibadah, dan ilmu," kata ulama kelahiran 1945 M itu.
Syekh Asy-Syahawi menjelaskan bahwa Imam Asy-Syafi'i memiliki keistimewaan yang besar dalam ibadah; beliau biasa bangun sepertiga malam pertama untuk salat, lalu mempelajari ilmu selama sepertiga malam kedua kemudian tidur pada sepertiga terakhir.
“Imam Asy-Syafi’i adalah tipikal ulama yang suka mencatat permasalahan-permasalahan ilmu,” tandas beliau.
Beliau mengagumi kesungguhan Imam Asy-Syafi’i yang rutin menyelesaikan Al-Qur'an dua kali setiap malam pada bulan Ramadhan. Beliau kagum bagaimana imam-imam besar mazhab seperti Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam ibadah dan ilmu.
Di antara hal yang tidak saya lupakan selama dua kali mendampingi safari dakwah beliau di sejumlah pesantren di Indonesia beberapa tahun lalu adalah bahwa Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi juga menghidupkan malam-malam dengan ilmu, selain dengan ibadah salat dan zikir.
Saya menyaksikan bagaimana beliau istikamah bangun malam untuk salat malam kemudian mendaras hafalan. Bukan hanya Al-Qur’an tetapi juga nazam syair dari pelbagai disiplin ilmu. Beliau adalah ulama yang sangat kuat hafalannya.
Di mata Syekh Asy-Syahawi, keempat imam mazhab adalah tokoh-tokoh ulama yang dikenal dengan sifat zuhud, saleh, ibadah dan ilmu. Mereka semua mengikuti petunjuk nabawi dan wajib untuk mengikuti dan belajar dari mereka.
"Di Mesir terdapat empat mazhab fikih, dan kewajiban kita adalah mengikuti salah satunya, bukan satu saja secara khusus. Mereka semua telah bekerja keras," tandas Syekh Syahawi.
Saya kutipkan beberapa kalam Syekh Syahawi yang layak untuk kita teladani:
أُبَيِّنُ الصَّوَابَ، وَلَا أُحِبُّ تَجْرِيحَ أَحَدٍ، وَلَا التَّلْوِيحَ بِأَحَدٍ
"Aku menjelaskan yang benar, dan aku tidak suka mencela seseorang, atau berisyarat buruk tentang seseorang.”
نُبَيِّنُ مَا نَعْتَقِدُ أَنَّهُ الْحَقُّ بِكُلِّ أَدَبٍ، وَلَا نَتَعَرَّضُ لِلْأَشْخَاصِ، وَنُحْسِنُ الظَّنَّ بِالْجَمِيعِ
“Kami menjelaskan apa yang kami yakini sebagai kebenaran dengan segala sopan santun, kami tidak menyinggung orang lain, serta mengedepankan berbaik sangka kepada semua orang.”
نَحْنُ لَا نُجَادِلُ أَحَدًا، بَلْ نَذْكُرُ مَا عِنْدَنَا مِنَ الْحَقِّ، حَتَّى إِذَا انْتَهَى الْأَمْرُ إِلَى الْجِدَالِ تَوَقَّفْنَا
“Kami tidak berdebat dengan siapa pun, melainkan kami menyampaikan kebenaran yang kami miliki. Jika permasalahan berlanjut ke dalam debat, kami memilih berhenti.”
إِذَا كَانَ فِي الْمَسْأَلَةِ خِلَافٌ فَلَا تَتَنَازَعُوا وَلَا تَتَشَاحَنُوا، وَإِذَا عَزَّ أَخُوكَ فَهُنْ
“Jika dalam suatu masalah terdapat perbedaan pendapat, maka janganlah saling berselisih atau bertengkar. Dan jika saudaramu keras, maka bersikap lembutlah!"
Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.
Baca Juga
Profil Kampus Sanad
03 Nov 2024
Fikih tradisional dalam pusara modernitas
31 Oct 2024
Benarkah bermazhab membawa perpecahan?
31 Oct 2024