Artikel

Khotbah Jumat 16 Agustus 2024 M: Kemerdekaan dan Penjagaan terhadap Negara

16 Aug 2024 11:45 WIB
693
.
Khotbah Jumat 16 Agustus 2024 M: Kemerdekaan dan Penjagaan terhadap Negara Kesadaran akan tauhid harus mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seorang Muslim.

KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الاستِقْلاَلِ، وَوَفَّقَنَا لِتَحْقِيقِهِ بِفَضْلٍ مِنَ اللَّهِ وَرِعَايَتِهِ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِن شَرُّورِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضَلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

الّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَـيِّدِنَا محمدٍ النَّبيِّ الـكَرِيْمِ وِعَلَى ألِهِ وَصَحْـبِهِ وَ التَّابِعِـيْنَ الـمُجْـتَهِـدِيْنَ لِـنُصْرَةِ الـدِّينِ ، أمّا بَعْدُ . فَـيَا أَيُّهَا الـمُسْلِـمُوْنَ أَسْعَدَكمُ اللهُ عِيْدَكُمْ!

أُوْصِـيكمُ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَـقَدْ فاَزَ الـمُتَّـقُوْنَ، إِتَّـقُواااللَه حَقَّ تُـقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُـسْلِمُوْنَ.

" وَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Khatib mengajak kepada diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. 


Hanya dengan modal iman dan takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dan akhirat. Sebab, tidak ada bekal terbaik yang layak untuk kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:


وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ 

“Persiapkanlah bekalkalian !!, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat” (QS Al-Baqarah [2]: 197).


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita, terutama nikmat iman, Islam, dan nikmat dari kemerdekaan bangsa ini. Karena Kemerdekaan yang kita rasakan hari ini tidak datang begitu saja. Ia adalah hasil dari perjuangan panjang para pendahulu kita yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi mewujudkan sebuah negeri yang merdeka dan berdaulat.

Esok hari, tanggal 17 Agustus, kita akan merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-79 tahun. Hari yang istimewa ini seharusnya menjadi momentum bagi kita semua untuk merenungkan arti dari kemerdekaan yang sesungguhnya.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Dalam perspektif Islam, kemerdekaan bukan sekadar terbebas dari belenggu penjajahan fisik, tetapi lebih dari itu, kemerdekaan seorang mukmin berarti terbebas dari segala sesuatu selain Allah SWT. لا إله إلا الله  adalah deklarasi kemerdekaan seorang hamba dari segala bentuk ketergantungan selain kepada Sang Pencipta. Kita merdeka ketika kita hanya tunduk kepada Allah, ketika hati kita hanya terpaut pada-Nya, dan ketika kita tidak diperbudak oleh hawa nafsu, materi, ataupun kekuasaan.

Syekhul Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi mengajarkan bahwa kesadaran akan tauhid harus mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seorang Muslim. Tauhid bukan hanya untuk diakui di dalam hati, tetapi juga harus diwujudkan dalam perilaku, moral, dan interaksi dengan sesama. Dengan menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, seorang Muslim akan memiliki sikap tawakal, ikhlas, dan ridha terhadap segala ketetapan Allah.

Seorang Muslim yang benar-benar memahami tauhid akan menunjukkan sikap tawakal (ketergantungan penuh kepada Allah), ikhlas (keikhlasan dalam segala amal), dan ridha (menerima dengan penuh kepuasan terhadap ketetapan Allah). Pemahaman ini mendorong individu untuk berperilaku adil, bersikap baik kepada sesama, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu berasal dari Allah.

Ibnu Arabi juga menekankan bahwa pemahaman tauhid semestinya tercermin dalam cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Hal ini mencakup rasa saling menghormati, menjaga hubungan baik, dan memperlakukan orang lain dengan adil. Tauhid yang murni akan mendorong seseorang untuk menghindari perilaku yang merugikan dan fokus pada kebaikan dan keadilan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Fatihah:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5).

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa seorang Muslim harus menggantungkan seluruh peribadatannya dan permohonannya hanya kepada Allah. Inilah menurut kami esensi kemerdekaan dalam Islam, yaitu kebebasan hati dan jiwa untuk mengabdi hanya kepada Allah.

Jamaah yang berbahagia,

Pada prinsipnya, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hanya saja, sebagai makhluk sosial, kita tetap bermasyarakat dan bernegara. Agar ibadah sebagai kewajiban pokok dapat dilaksanakan dengan baik, maka butuh stabilitas lingkungan, dalam hal ini adalah negara. Bagaimana mungkin kita bisa beribadah dengan tenang jika negara kita terus dilanda konflik? Oleh karena itu, menjaga stabilitas dan kedamaian negara merupakan bagian dari tanggung jawab kita sebagai Muslim agar kita dapat melaksanakan ibadah dengan sempurna dan tenang.

Mari kita lihat negara-negara yang saat ini sedang dilanda konflik. Jangankan untuk melaksanakan ibadah sunnah seperti qiyamul lail atau mencari ilmu dengan tenang, mengerjakan yang wajib saja seperti shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan pun sangat sulit dilakukan. Banyak saudara-saudara kita di negara-negara tersebut yang harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah ancaman perang dan kekerasan. Mereka hidup dalam ketidakpastian, dan bahkan untuk sekadar berkumpul dengan keluarga pun menjadi hal yang langka. Ini semua menunjukkan betapa pentingnya menjaga negara agar tetap aman dan damai, karena stabilitas negara adalah syarat utama agar kita bisa beribadah dengan sempurna dan tenang.

Jamaah yang berbahagia,

Dalam menjaga kemerdekaan ini, penting bagi kita untuk memahami dan menjaga Maqashid Syariah. Maqashid Syariah adalah tujuan-tujuan utama dari syariat Islam yang dirancang untuk melindungi dan memelihara lima aspek primer dalam kehidupan manusia. Kelima tujuan tersebut adalah menjaga agama (hifzh al-din), menjaga jiwa (hifzh al-nafs), menjaga akal (hifzh al-‘aql), menjaga keturunan (hifzh al-nasl), dan menjaga harta (hifzh al-mal).

Maqashid Syariah bukan hanya sekadar konsep hukum, tetapi ia merupakan prinsip-prinsip mendasar yang menjadi fondasi bagi setiap aturan dan kebijakan dalam Islam. Setiap tujuan ini saling berkaitan dan berperan dalam menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmonis. Dengan menjaga agama, kita menjaga hubungan kita dengan Allah SWT Dengan menjaga jiwa, kita melindungi kehidupan manusia. Dengan menjaga akal, kita mendorong pemikiran dan pengetahuan yang sehat. Dengan menjaga keturunan, kita memelihara generasi penerus. Dan dengan menjaga harta, kita memastikan kesejahteraan ekonomi yang adil.

Namun, perlu kita sadari bahwa Maqashid Syariah ini tidak akan tercapai tanpa adanya upaya untuk menjaga negara ini. Seperti yang disampaikan oleh Habib Ali Al-Jufri, seorang ulama terkemuka asal Yaman, حفظ الوطن رأس مقاصد الشريعة - "Menjaga negara adalah puncak dari Maqashid Syariah." Negara adalah wadah yang melindungi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Tanpa negara yang stabil dan aman, kelima tujuan syariah ini tidak akan bisa diwujudkan.

Pemahaman akan Maqashid Syariah membantu kita melihat bahwa Islam tidak hanya mengatur aspek spiritual, tetapi juga seluruh aspek kehidupan duniawi. Dengan memahami Maqashid Syariah, kita dapat memastikan bahwa kemerdekaan yang kita nikmati ini tidak hanya terbatas pada kebebasan fisik, tetapi juga mencakup perlindungan terhadap nilai-nilai dan hak-hak fundamental kita sebagai manusia.

Oleh karena itu, kewajiban kita sebagai umat Islam adalah menjaga kemerdekaan dan keutuhan negara ini. Kemerdekaan bukan hanya milik generasi terdahulu yang telah berjuang, tetapi juga milik kita dan anak cucu kita. Kita harus menjaga negara ini agar tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk beribadah, belajar, bekerja, dan hidup dengan tenang.

Marilah kita akhiri khutbah ini dengan harapan dan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga kita semua diberi kekuatan dan kemampuan untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita, serta memelihara kemerdekaan dan kedamaian negara yang kita cintai ini. Semoga Allah memberkati kita dengan kehidupan yang penuh berkah, serta menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur dan beramal shaleh.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِوَالِدِي وَلِوَالِدَيْكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

 فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ   قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ   اَللهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ  الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النّاس اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْن

اللهم يا حيُّ يا قيُّومُ، نسألكَ بقدرتكَ وبجودكَ وكرمكَ أن تحفظَ بلادَنا من كلِّ سوءٍ ومكروهٍ. اللهم اجعلْ وطنَنا آمناً مطمئناً، واحفظهُ من كلِّ فتنةٍ، وباركْ لنا في نعمةِ الأمنِ والاستقرارِ.

اللهم وفقْ قادتَنا وسائرَ المسؤولينَ في بلادِنا، واهدهم إلى ما فيه صلاحُ العبادِ والبلادِ، ووفقهم لتأدية الأماناتِ على أكملِ وجهٍ.

اللهم اجعلْهم من الذين يسترشدونَ بنورِك في كلِّ قرارٍ، ويسعونَ لتحقيقِ الخيرِ والعدلِ لجميعِ المواطنينَ.

اللهم اجعلْ هذا الوطنَ عزيزاً ورفيعاً، واحفظْ أبناءَهُ من كلِّ شرٍّ، ووفقْهم للخيرِ والعملِ الصالحِ.

اللهم نطلبُ منك أن تباركَ في الجهودِ المبذولةِ لبناءِ وطنِنا، وأن تجعلَنا جميعاً سبباً في استقرارِ وازدهارِ هذا البلدِ.إنك سميعٌ مجيبٌ، وصلى الله على نبينا محمدٍ وعلى آلهِ وصحبهِ أجمعين

رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Mabda Dzikara
Mabda Dzikara / 14 Artikel

Alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekarang aktif menjadi dosen di IIQ Jakarta.

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: