Buku

Memotret Motif Bisnis Tarekat Shiddiqiyah

23 Jun 2023 02:07 WIB
1262
.
Memotret Motif Bisnis Tarekat Shiddiqiyah Memotret Motif Bisnis Tarekat Shiddiqiyah

Kajian mengenai ordo-sufisme memang selalu menarik untuk ditelisik karena memberikan gambaran aspek esoteris ajaran Islam. Aspek esoteris dalam dunia ordo-sufisme tersebut seringkali diartikulasikan dalam berbagai “laku” yang bertujuan untuk meraih ridhâ dan ma’rifat ilahiyyah. Dalam istilah sufisme, “laku-laku” semacam itu dikenal dengan istilah maqâmât (stages) dan ahwâl (spiritual conditions).

Berbicara masalah maqâmât dan ahwâl, memang di antara para sufi tidak ada kesepakatan baku mengenai langkah-langkah gradual mana yang harus dipijak terlebih dahulu maupun yang menjadi pijakan terakhirnya. Langkah-langkah tersebut hanya sekadar guidance agar perjalanan spiritual yang dilalui seorang sâlik lebih sistematis, mudah dan pasti. Namun, yang dapat dipastikan dari langkah “lelakon” semacam itu adalah adanya upaya kontemplatif dan pelepasan diri dari berbagai persoalan yang bersifat “recehan” dan remeh tentang kehidupan duniawi. Maka dari itu, ajaran “lelakonnya” dapat dipastikan sama dan tidak jauh berbeda. Ada “lelakon” taubat, zuhd, fakir, wirâ’i, sabar, tawâdhu’ dan lain sebagainya.

Adanya lelakon semacam itu yang seolah sudah menjadi pakem laku di setiap ordo-sufisme, menjadikan sufisme selalu dikonfrontasikan dengan kehidupan duniawi. Dalam artian, ajaran tasawuf adalah ajaran yang mencoba melepaskan manusia dari jerat-jerat kehidupan duniawi, tak terkecuali kebutuhan ekonomi. Karena alasan itulah, setiap tindakan dan aktivitas ekonomi terkadang, untuk tidak menyebut seringkali, dijustifikasi sebagai aktivitas yang tidak mencerminkan ajaran tasawuf.

Buku ini mencoba memotret sisi lain dari salah satu gerakan tarekat yang justru concern dalam membangun dimensi ekonomi tarekat. Gerakan tarekat yang dibidik buku ini adalah Tarekat Shiddiqiyah yang berpusat di Ploso, Jombang, Jawa Timur. Tarekat Shiddiqiyah ini memilih jalan “materialistis” untuk mengembangkan ekonomi tarekat, yang tidak banyak, bahkan mungkin tidak pernah, dilakukan oleh tarekat lain. Secara lebih spesifik, buku ini akan menjelaskan apa motif-motif yang melatarbelakangi tindakan-tindakan ekonomi yang dikembangkan oleh tarekat ini dan relevansinya untuk mengembangkan organisasi tarekat di Indonesia.

Dalam ilmu ekonomi, setiap tindakan ekonomi mesti memiliki motif yang melatarbelakanginya. Secara garis besar, motif tindakan ekonomi ada dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Buku ini membahas tentang motif-motif intrinsik dan ekstrinsik yang menjadi latar belakang kemunculan tindakan-tindakan ekonomi spiritualis yang dilakukan oleh institusi keagamaan yang bernama Tarekat Shiddiqiyah.

Tarekat ini mengajarkan bahwa kegiatan usaha dan bisnis merupakan pengejawantahan dari internalisasi makna kalimat tauhid (lâ ilâha illa Allâh) yang, dalam pandangan Shiddiqiyah, punya dua wajah, yaitu ke dalam dan ke luar. Tindakan bisnis ini adalah pengejawantahan dari wajah keluar kalimat tauhid ini. Kalimat itu tidak cukup hanya diucapkan semata, namun juga harus dibuktikan dengan tindakan dan amal nyata, salah satunya pemberdayaan ekonomi.

Secara garis besar, isi buku ini ada lima bab. Dimulai dari pendahuluan, yang mengkaji latar belakang, permasalahan, teori, metode maupun kajian terdahulu mengenai topik ini. Dilanjutkan dengan pengenalan sejarah tarekat Shiddiqiyah, biografi intelektual Sang Mursyid serta doktrin dan ajaran tarekatnya. Setelah itu mengenal berbagai aspek entrepreneur tarekat Shiddiqiyah. Seterusnya motif-motif tindakan ekonomi tarekat dan relevansinya bagi pengembangan organisasi tarekat. Terakhir, penutup yang berisikan simpulan serta saran.

Selanjutnya, perlu saya katakan bahwa buku ini awalnya merupakan laporan penelitian lapangan yang dilakukan penulis bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Dirjen Diktis Kemenag RI). Supaya hasil penelitian bisa dibaca kalangan publik, maka naskah penelitian ini kemudian diolah dan disesuaikan dengan format yang lebih “bookable” supaya menarik. Namun, karena merupakan hasil penelitian, naskah buku ini tetap harus menghadirkan academic taste yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, naskah ini juga tetap memerhatikan koridor dan ruang tattulis akademik sebagaimana lazimnya. Dengan tetap memerhatikan nilai akademik, harapannya buku ini juga bisa menjadi contoh rujukan dalam menulis naskah akademik dalam bentuk buku.

Tanpa memerhatikan aspek kontroversial dari gerakan Tarekat Shiddiqiyah ini, menurut saya, apa yang telah dimulai oleh tarekat ini sangat menarik jika dapat ditiru dan dipraktikkan oleh tarekat-tarekat lain di Indonesia. Mengapa demikan? Karena itu akan mengubah paradigma dunia tentang tarekat dari yang awalnya lebih dikenal fatalistik, menuju pada kecenderungan yang lebih humanistik.

Titis Aryasupang
Titis Aryasupang / 2 Artikel

Penulis dan penyair, dosen di STAI Syubbanul Wathon, Magelang

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: