Artikel
Mengenal Muharam Sebagai Bulan Allah
Muharram adalah bulan yang jatuh setelah Zulhijah dan dijadikan oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai bulan awal dalam tiap tahun hijriah, sebagaimana keterangan dalam Fadhl Syahr Allah al-Muharram wa Yaum ‘Asyura (hal. 5).
Peristiwa hijrah sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bulan mulia Muharram. Hadhratur Rasul melakukan baiat al-aqabah al-tsaniyah (baiat kedua) di bulan Zulkaidah dan melangsungkan hijrah di bulan Rabiul Awal, bukan pada bulan Muharram.
Tetapi azam untuk berhijrah dimulai sejak Muharram. Oleh karena itu, kita melakukan peringatan peristiwa Hijrah pada bulan Muharram. Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan dalam Fath al-Bari,
لأن ابتداء العزم على الهجرة كان في المحرم
“Karena permulaan azam untuk hijrah (ke Madinah) ada pada bulan Muharram.”
Pelajaran dari Hijrah
1. Generasi awal Islam adalah generasi terberat sehingga pantaslah mereka mendapat gelar khoir al-qurun (sebaik-baik masa). Bisa ditelaah sepenggal kisah Sayyidina Miqdad bin al Aswad dan Sayyidina Hudzaifah dalam Fadhl Allah al-Shamad.
2. Cinta tanah air.
والله إني أعلم أنك خير أرض الله وأحبها إلى الله، ولولا أن أهلك أخرجوني منك ما خرجتُ
Rasulullah saw. bersabda:
“Demi Allah, sungguh aku mengetahui bahwa engkau (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah dan tanah yang paling dicintai oleh-Nya. Kalau bukan karena pendudukmu mengusirku, niscaya aku tidak akan pergi meninggalkanmu.” (HR. at-Tirmidzi)
Amalan Bulan Muharram
1. Perbanyak Puasa
Dalam Lathaif al-Ma'arif (hal. 77) disebutkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
أفضل الصيام بعد شهر رمضان شهر الله الذي تدعونه المحرم وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
“Sebaik-baik puasa sesudah bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah yang kalian sebut dengan bulan Muharram dan sebaik-baik shalat sesudah shalat fardhu adalah shalat malam.”
Amalan Puasa Asyura
Puasa Asyura mengalami perkembangan tahapan sebagai berikut:
a. Puasa di periode Makkah dengan tanpa menyeru para sahabat untuk berpuasa.
b. Di awal kedatangan di Madinah, puasa ini diserukan karena menyamai Yahudi Madinah yang berpuasa sebagai ungkapan syukur atas keselamatan mereka dari Fir'aun.
c. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, maka puasa Asyura tidak ditekankan oleh Nabi kepada para sahabat,
d. Hadhratur Rasul berazam untuk tidak puasa Asyura sendirian, melainkan menambahkan satu hari sebelumnya dan satu hari setelahnya.
Tingkatan Puasa Asyura:
(i) Puasa 9, 10 dan 11 Muharram.
(ii) Puasa 9 dan 10 Muharram.
(iii) Puasa 10 Muharram.
Keutamaan Puasa Asyura
Pertama: Hadhratur Rasul sangat menekankan puasa ini.
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يتحرى صيام يوم فضله على غيره إلا هذا اليوم يوم عاشوراء وهذا الشهر يعني شهر رمضان
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi SAW sengaja berpuasa pada suatu hari yang beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari ini, yaitu hari Asyura, dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan.”
Kedua: Menghapus dosa setahun yang lalu.
عن أبي قتادة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم صيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفر السنة قبله
Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah, menghapus dosa setahun sebelumnya.”
3. Sedekah
وأما الصدقة فيه فقد روي عن عبد الله بن عمرو بن العاص قال من صام عاشوراء فكأنما صام السنة ومن تصدق فيه كان كصدقة السنة أخرجه أبو موسى المديني
“Adapun sedekah pada bulan Muharram, maka diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa dia berkata, ‘Barang siapa berpuasa Asyura, maka seakan-akan dia berpuasa sepanjang tahun dan barang siapa bersedekah pada hari Asyura, maka seperti sedekah sepanjang tahun.” Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Musa al-Madini. (Lathaif al-Ma'arif, hal. 112)
4. Menyenangkan Keluarga
Hadits-hadits yang menerangkan bahwa menyenangkan keluarga pada hari Asyura akan mendatangkan kelapangan dalam satu tahun.
Ada yang mengatakan bahwa sanad hadits-hadits tersebut tidak bisa dibuktikan bersambung sampai kepada Hadhratur Rasul. Namun Ibnu 'Uyainah berkata:
جربناه منذ خمسين سنة أو ستين سنة فما رأينا إلا خيرا
“Kami melakukannya selama 50 atau 60 tahun. Tidaklah kami melihat hasilnya kecuali selalu baik.” (hal.113)
Alumni Al-Azhar Kairo Mesir Fakultas Syariah Islamiyah. Mudir Ma'had Ali Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang Jawa Timur.
Baca Juga
Profil Kampus Sanad
23 Aug 2024
Perjalanan seorang santri dalam surat al-Kahfi
18 Aug 2024