Buku

Menguak Sejuta Khasiat dari Qasidah Gubahan Habib Abdullah al-Haddad

05 Jan 2022 01:38 WIB
10978
.
Menguak Sejuta Khasiat dari Qasidah Gubahan Habib Abdullah al-Haddad Qasdah qod kafani gubahan Habib Abdullah al-Haddad yang dinyanyikan oleh Mustafa Atef.

Kumpulan syair dan qasidah yang digubah oleh al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad sungguh menyimpan sejuta manfaat, khasiat dan hikmah. Ada banyak untaian mutiara nasehat dan pesan bagi setiap pendengar maupun pembacanya. Sebuah qasidah yang melunakkan hati pendengarnya, serta memecahkan kerasnya ego dan amarah pembacanya.

Ad-Durr al-Mandhum li Dzawy al-'Uqul wa al-Fuhum merupakan nama kitab yang menghimpun beberapa gubahan syair dan qasidah karangan al-Habib Abdullah al-Haddad.

Kitab atau Diwan (kumpulan syair) yang bermakna; 'Untaian Mutiara Bagi Orang Yang Berakal Jernih Dan Berfaham Lurus'  ini menyimpan seluruh luapan hati, ilham, serta petunjuk langit dari penggubahnya yang telah mencapai tingkatan yang tinggi dalam ranah kewalian. Sebuah tingkat kewalian bernama al-Quthbiyyah (Penghulu Para Wali).

Terkandung di dalam setiap bait-bait syairnya, kumpulan hikmah dan untaian faedah dari berbagai disiplin ilmu, semisal akidah, tasawuf, hikayat, dan nasihat-nasihat.

Penggubah syair ini pun mengakui akan kevalidan ungkapan tersebut, dalam salah satu cetusnya,

إن في كلامنا المنظوم علوماً لا توجد في غيره من الكتب، ومن كان عنده كفاه

"Sungguh terkandung dalam qasidah dan syair kami berbagai macam ilmu dan hikmah yang tak ditemukan dalam kitab-kitab lainnya, maka cukuplah bagi orang yang telah memilikinya."

Kitab ini berisi 150 qasidah syair yang terdiri dari berbagai macam bahr (ketukan, sebuah istilah dalam ilmu Arudh bermaksud ketukan atau not dalam syair). Kitab al-Habib Abdullah al-Haddad ini tergolong dari salah satu diwan syair yang memuat semua jenis bahr yang berjumlah 15. Hal ini membuktikan kealiman, serta keluasan kosa-kata dan bahasa dari penggubahnya.

Para ulama 'arifin dan salikin (ulama yang dekat dengan Allah swt.) merasakan pula faedah dan hikmah tersebut ketika dilantunkan qasidah atau syair dari al-Habib Abdullah al-Haddad. Salah satunya, al-Habib Muhammad bin Abdurrahman BaAlawi mengakui mendapati ketenangan hati serta ketentraman jiwa ketika dibacakan di hadapannya 'al-washiyyah al-baiyyah' (salah satu qasidah dari kitab tersebut). Qasidah yang diawali:

وصيتي لك يا ذا الفضل والأدب  # إن شئت أن تسكن السامي من الرتب

وندرك السبق والغايات تبلغها #  مهنأ بمنال القصد والأرب

تقوى الإله الذي ترجى مراحمه # الواحد الأحد الكشاف للكرب

"Wasiatku bagimu wahai orang-orang mulia serta beradab, jika kalian ingin mencapai tingkatan yang mulia lagi tinggi,"

"Serta jika kalian ingin pula meraup tujuan dan segala angan-impianmu, seraya menorehkan segala bentuk pujian dan pengkabulan keinginanmu,"

"Maka bagi kalian semua; sikap takwa kepada Dzat yang didambakan kasih sayang-Nya. Dzat maha esa, dan maha tahu akan segala kesusahan hamba-Nya."

 

Inilah salah satu contoh dari sekelumit kalam hikmah yang terwujud dalam bentuk gubahan syair dari al-Habib Abdullah al-Haddad. Namun, inti-sari dari kumpulan syair (diwan) tersebut termuat dalam salah satu qasidah yang bernama; 'an-Nafhah al-'Anbariyyah fi as-Sa'ah as-Sahariyyah' (Luapan dari relung hati di sepertiga malam).

Al-Habib Abdullah al-Haddad mengungkapkan, "Di dalam qasidah ini terkandung esensi makna tauhid (pengesaan kepada Allah swt.), serta perwujudan atas sifat butuh dan menaruh harapan penuh akan karunia Allah swt."

Suatu ketika al-Habib Abdullah berziarah ke salah satu desa di lembah Hadramaut, hingga disampaikan kepadanya perihal seorang lelaki yang mengalami kelumpuhan,  namun ia gemar sekali menyenandungkan syair gubahannya. Al-Habib Abdullah pun beranjak untuk melihat kondisinya. Sesampainya di rumah lelaki itu, al-Habib Abdullah beserta murid-muridnya pun menyenandungkan beberapa bait qasidah, yang bermula:

يا رب يا عالم الحال # إليك وجهت لآمال

فامنن علينا بالإقبال # وكن لنا وأصلح الحال

"Wahai tuhanku Dzat Maha tahu akan segala keadaan, hanya kepada-Mu lah aku gantungkan seluruh keinginan dan harapan,"

"Maka cucurkanlah segala karunia-Mu kepada kami, serta terimalah permintaan kami. Jagalah kami, serta perbaiki hati dan batin kami."

 

Sontak, lelaki penderita lumpuh itu kaget bercampur rasa bahagia atas kedatangan al-Habib Abdullah al-Haddad yang merupakan penggubah syair kesukaannya, tanpa sadar ia pun berdiri seraya beranjak dari pembaringannya –setelah lama ia tak mampu bangkit darinya, hingga ia pun mendekati al-Habib Abdullah dan meneruskan syair tersebut:

قد اشتعنتك ربي # على مداواة قلبي

وحل عقد كربي # فانظر إلى الغم ينجال

"Sungguh aku meminta pertolongan dari-Mu duhai Tuhan-Ku, untuk mengobati hatiku (dari berbagai macam penyakit,"

"Serta lepaskanlah segala ikatan permasalahan yang menjeratku, dan hilangkanlah kesumpekan yang menderaku."

Atas berkat karunia Allah swt. yang tersemat dalam kumpulan bait dari qasidah 'an-Nafhah al-'Anbariyyah fi as-Sa'ah as-Sahariyyah'  ini, lelaki yang lumpuh itu berhasil bangkit dari pembaringannya.

 

Berlanjut kita mengupas rahasia serta beberapa faedah dari salah satu qasidah yang termuat dalam kitab ini. Ya, qasidah yang masyhur dan sering dijadikan back-song video-video islami. Maka, tak ayal banyak dari kita sering mendengarkannya baik di majelis taklim maupun di tempat-tempat lain. Qosidah yang berbunyi:

قد كفاني علم ربي # من سؤالي واختياري

فدعائي وابتهالي # شاهـد لي بافتقاري

"

Telah mencukupiku ilmu (maha tahu) tuhanku, dari segala permintaan, harapan dan keinginanku,"

"Maka biarlah panjatan doa seraya tersungkur dan sungguh-sungguh ini, menjadi bukti atas kebutuhanku (atas karunia tuhan)."

 

Al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad menyatakan bahwa qasidah ini sangatlah mujarab untuk mengatasi segala masalah, atau problematika yang menjerat setiap manusia, serta melapangkan rizki, dan mempercepat terkabulnya hajat. Beliau mengungkapkan hal tersebut dalam tuturnya,

 

ما واظب صادق على قراءة هذه القصيدة عند وقوعه في شدة إلا ويدركه الله بإغاثة، وأنها في جلب الحاجة فقضيت على أحسن الوجوه

"Tidaklah seorang yang berhati tulus membaca qasidah tersebut ketika dalam keadaan terkekang atau tertekan segala macam masalah –melainkan Allah swt. akan menurunkan pertolongan kepadanya, serta akan terkabul seluruh hajat dan kebutuhannya sesuai dengan keinginannya."

Perbanyaklah mendengar nasihat, serta kata-kata mutiara dari ulama salaf (terdahulu), guna meraih ketentraman hati serta ketenangan jiwa. Terlebih-lebih mutiara kalam dan nasihat ulama dari kalangan ahlu-bait (anak turun Rasulullah) yang tersemat di dalamnya cahaya kenabian (nubuwwah) yang akan menjadi pelita bagi hati yang gelap sebab tabir kemaksiatan. Semoga Allah swt. melunakkan hati kita, hingga mampu mengambil ibrah dan berintrospeksi-diri setelah mendengar setiap nasihat-nasihat yang terlontar. Walahu a'lam bis showab.

 

Referensi:

  • Ad-Durrul al-Mandzhum li Dzawy al-'Uqul wa al-Fuhum, karya; al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad.
  • Ghoyat al-Qasd wa al-Murad fi Manaqibi Syaikh al-'Ibad wal Bilad: al-Habib Abdullah al-Haddad, karya; al-Habib Muhammad bin Zain bin Sumaith.
Muhammad Fahmi Salim
Muhammad Fahmi Salim / 42 Artikel

Alumni S1 Univ. Imam Syafii, kota Mukalla, Hadramaut, Yaman. Sekarang aktif mengajar di Pesantren Nurul Ulum dan Pesantren Al-Quran As-Sa'idiyah di Malang, Jawa Timur. Penulis bisa dihubungi melalui IG: @muhammadfahmi_salim

Didik Santoso
07 January 2022
Banyak terimakasih untuk terjemahan qosidahnya yg indah, cukup dapat mewakili kesyahduan bahasa aslinya. Jazakallohu khoiron Tak terasa, mata berkaca kaca, mengenang keindahan syair ini saat di majelis Rasulullah SAW
Hubbul walad
05 September 2022
Assalamu'alaikum wr wb. Abang Muhammad fahmi, adakah akun facebooknya

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: