Berita

Nahdlatut Turots lakukan digitalisasi manuskrip di Ponpes Al Basyiriah Pethak Bojonegoro

27 Sep 2022 11:06 WIB
1177
.
Nahdlatut Turots lakukan digitalisasi manuskrip di Ponpes Al Basyiriah Pethak Bojonegoro Digitalisasi kitab Syekh Abdurrohman Klothok di Ponpes Al Basyiriah Pethak Bojonegoro.

Tim Nahdlatut Turots tengah melakukan digitalisasi puluhan kitab karya Syekh Abdurrohman Klothok Padangan pada 25-26 September 2022. Hal ini dilakukan demi mengamankan sekaligus melestarikan karya-karya besar para ulama, sebagai entitas penting penjaga peradaban Islam nusantara.

Rombongan Nahdlatut Turots rawuh ke ndalem Ponpes Al Basyiriah Pethak Bojonegoro pada Sabtu, 25 September dini hari. Hadir dalam rombongan, Lora Usman Hasan, KH. Romly Probolinggo, dan Mas Adi Ivanto. Hadir pula Sekretaris LTN PWNU Jatim, Dr. Ahmad Karomi beserta sejumlah delegasi dari Ponpes Al Akhyar Bangkalan, Ponpes Langitan, dan Ponpes Tebuireng Jombang.

Tim Nahdlatut Turots mulai melakukan digitalisasi dan pengklasifikasian kitab-kitab Syekh Abdurrohman sekitar pukul 09.30 pagi. Butuh cukup waktu untuk mengklasifikasi sekitar 12 kitab dengan tebal beragam itu. Sebab, satu bandel kitab terdapat pembahasan berbeda-beda.

Dalam proses digitalisasi, hadir para pengasuh Ponpes Al Basyiriah Pethak. Di antaranya KH. Athoillah Maimun dan KH. Ismail Sulaiman beserta keluarga dan para dzuriyah, untuk mendampingi proses digitalisaai yang dilakukan tim Nahdlatut Turots.

Tim butuh waktu sekitar dua hari untuk menyelesaikan proses digitalisasi dan klasifikasi kitab-kitab tersebut. Tepatnya pada senin siang, tim Nahdlatut Turots baru menyelesaikan proses digitalisasi, untuk kemudian menyimpan lembaran manuskrip tersebut ke dalam bentuk file.

Karya masa lalu, visi masa depan

Koordinator Nahdlatut Turots, Lora Usman Hasan menjelaskan, dari sekitar 12 kitab Syekh Abdurrohman yang berada di Ponpes Al Basyiriah Pethak, teridentifikasi sebanyak 53 judul karya berbagai fan ilmu. Diantaranya; tauhid, fikih, jejak perjalanan haji Syekh Abdurrahman, ilmu falak, nahwu-shorof, sanad thoriqot, doa-doa dll.

Lora Usman mengatakan, karya-karya itu, setelah didigitalisasi, sebisanya dicetak dan dibuat ngaji rutin. Tujuannya, untuk menghidupkan kembali pemikiran penting Syekh Abdurrohman. Sehingga, tak kehilangan jejak dari ajaran ulama.

"Sebisanya nanti (kalau sudah dicetak) dibikin ngaji rutin. Minimal dzuriyah sendiri, syukur-syukur bisa banyak yang ikut ngaji," ucap Lora Usman.

Pengasuh Ponpes Al Basyiriah Pethak Bojonegoro, KH. Athoillah Maimun sangat bersyukur atas proses digitalisasi kitab. Sebab, menurut beliau, ini bagian penting dari proses memelihara dan melestarikan ilmu-ilmu dan warisan dari para leluhur. Dengan adanya proses digitalisasi, gemerasi berikutnya bisa terus mempelajari karya leluhurnya.

"Karya leluhur begitu banyak dan penuh ilmu manfaat. Karena itu harus dijaga dan dipelajari generasi berikutnya." pesan beliau.

Untuk diketahui, di saat sama, ditemukan juga satu peti peninggalan Syekh Abdurrohman. Peti itu berisi kumpulan kitab dan karya beliau. Hanya, manuskrip yang baru ditemukan itu, kini dalam tahap pembersihan, pemilahan, dan perapian.

Ahmad Wahyu Rizkiawan
Ahmad Wahyu Rizkiawan / 4 Artikel

Periset partikelir dan filolog amatir. Santri Ponpes Al Basyiriah Pethak.

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: