Buku

Perkembangan Studi Sirah Nabawiyah

05 Nov 2021 01:04 WIB
1495
.
Perkembangan Studi Sirah Nabawiyah Menurut Syekh Ramadhan al-Buthi, tujuan mempelajari sirah nabawiyah adalah agar setiap Muslim dapat mengilustrasikan hakikat Islam dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw.

Sebelum Sirah Nabawiyah menjadi satu disiplin ilmu yang independen, kisah perjalanan, sikap, serta kebijakan Rasulullah Saw. dalam menghadapi kejadian pada masa pra kenabian atau masa kenabian, termaktub di dalam dua sumber utama umat Muslim, Al-Qur'an dan hadits.

Setiap dua sumber tersebut turun tidak terlepas dari sebab dan latar belakang peristiwa yang berkaitan dengannya. Lebih dikenal dengan Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur'an) dan Asbabul Wurud (sebab-sebab munculnya hadits).

Akan tetapi, untuk menemukan dan mengetahuinya membutuhkan usaha yang keras dan waktu yang relatif lama. Sebab semua itu tidak terkumpul dalam satu bab atau satu subbab, bahkan berserakan di beberapa ayat atau hadits. Diperlukan satu studi yang fokus membahas perjalanan hidup sang Nabi Saw. mulai dari masa kelahiran hingga masa wafatnya.

Periode Pertama

Periode pertama yang memprakarsai tercetusnya riwayat hidup Nabi Muhammad Saw dimulai dari salah satu sahabat bernama Urwah bin Zubair (w. 92 H). Beliau adalah seorang sahabat yang memberikan perhatian lebih kepada kisah kehidupan Nabi secara umum.

Meskipun banyak dari kalangan sahabat yang mengetahuinya, Urwah bin Zubair adalah satu-satunya sahabat yang sangat semangat dalam menekuninya, sehingga beliau disebut pelopor pertama terbentuk nya satu kajian ini.

Kemudian diteruskan oleh Abban bin Utsman bin Affan (w. 105 H), kemudian Wahb bin Munabbih (w. 110 H), berikutnya Syurahbil bin Sa‘d (w. 123 H), lalu Ibnu Syihab Az-Zuhri (w. 124 H).

Tulisan mereka dianggap sebagai titik tolak aktivitas ilmiah yang agung ini, bahkan dianggap sebagai langkah pertama menuju pencatatan sejarah. Di luar fakta bahwa catatan paling pertama mengenai sirah nabawiyah adalah Al-Quran dan Sunnah.

Sayangnya, semua karya tulis mereka telah punah. Tidak ada satu pun naskah dari beliau yang bisa kita telah, kecuali jejak-jejak berserakan yang sebagiannya dikutip Ath-Thabari dan sebagian lainnya—seperti tulisan Wahb bin Munabbih—tersimpan rapi di (perpustakaan) Kota Heidelburg, di Jerman.

Periode Kedua

Periode selanjutnya, dimotori oleh seorang sejarawan terkenal bernama Muhammad bin Ishaq ( w. 152 H). Para peneliti sepakat melabelkan karya beliau sebagai karya Sirah Nabawiyah yang paling spektakuler dan terpercaya pada masa itu.

Sekalipun, kitab beliau dengan judul Al-Maghazi yang berisi informasi perihal peperangan yang terjadi pada masa kenabian tidak sampai pada kita. Hanya saja hal itu diatasi oleh seorang ulama multitalenta Abu Muhammad Abdul Malik yang dikenal dengan panggilan Ibnu Hisyam.

Ibnu Hisyam menghimpun riwayat-riwayat tentang jejak hidup Nabi Muhammad serta peperangan yang terjadi pada masa kenabian, baik yang pernah diikuti dan dikomandoi langsung oleh Beliau atau yang tidak diikuti. Kitab beliau yang terkenal dengan nama Sirah Ibnu Hisyam merupakan kitab yang mengkombinasikan, merangkum dan memangkas dua karya Ibnu Ishaq yang bernama As-Siyar dan Al-Maghazi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa referensi utama bagi para penulis Sirah Nabawiyah dalam setiap dekadenya itu ada tiga:

Pertama, Kitabullah, yang merupakan sumber otentik pertama dalam mengenali seluruh sisi kehidupan Nabi Saw. beserta tahapan-tahapan garis besar perjalanan hidupnya yang mulia.

Kedua, kitab-kitab hadits yang disusun para imam hadits yang dikenal jujur dan amanah. Misalnya, Al-Kutub As-Sittah (enam kitab hadis susunan Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah), Muwaththa’ Imam Malik, Musnad Imam Ahmad, dan sebagainya.

Ketiga, para periwayat yang menekuni serta menaruh perhatian pada riwayat hidup Rasulullah Saw.

Baca tulisan menarik lainnnnya tentang fikih sirah Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi di sini.

A Nur Syafiudin
A Nur Syafiudin / 10 Artikel

Staf pengajar di Pondok Pesantren Assa'idiyah Kokop Bangkalan. Mahasiswa aktif semester 1 STAI Al-Hamidiyah, nyantri di PP Roudlotut Tholibin kota Probolinggo dan PP Sidogiri Pasuruan.

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: