Artikel
Profil Kampus Sanad
1. Deskripsi Kampus Sanad
Kampus Sanad merupakan platform Pendidikan online yang berada di bawah naungan Sanad Media, yang sudah ada sejak tahun 2021. Pada awal kemunculannya Kampus Sanad hanya mengadakan program-program webinar untuk menambah wawasan dan keterampilan individu.
Pada tahun 2024 Kampus Sanad memiliki program baru dengan membuka kelas eksklusif penguasaan Turats Islam, dengan tujuan untuk mengenalkan tradisi intelektual muslim klasik. Kelas ini dibuka dari jenjang pemula hingga studi lanjutan dengan sistem kelas hibrid. Materi-materi yang akan disampaikan pada kelas ini menggunakan kitab turats karya ulama klasik yang sudah terbukti sebagai kitab kurikulum di beberapa instansi pendidikan Islam.
2. Keunggulan Kampus Sanad
Kampus Sanad memiliki pengajar yang berkompeten di bidangnya, mereka berasal dari pondok pesantren salaf yang melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar. Di samping itu, dewan pengajar merupakan lulusan-lulusan yang memiliki perstasi di dunia akademik dan aktif di forum-forum diskusi.Untuk saat ini Kampus Sanad telah memiliki tiga orang pengajar yang siap berbagi keilmuannya dengan profil berikut:
1. M. Nora Burhanuddin L.c, Dipl.
- Pendidikan terakhir: diploma Ushul Fikih Universitas Al-Azhar.
- Pengalaman: pendiri paltfrom Ghazalian Center, ketua PCINU Mesir 2018-2020
2. Hilman Inawan Rusman L.c
- Pendidikan terakhir: sarjana filsafat Universitas Al-Azhar
- Pengalaman: direktur proyek kajian Nuansa Fikih Politik Islam LBM PCINU Mesir, dewan pengajar AKILA (Akademi Ilmu Alat) Ansor PCINU Mesir
3. Husnul Hadi L.c, Dipl.
- Pendidikan terakhir: diploma Ushul Fikih Universitas Al-Azhar
- Pengalaman: Koordintor umum LBM PCINU Mesir 2021-2023, dewan pengajar AKILA Ansor PCINU Mesir.
Pada awal pembukaan program ini Kampus Sanad membuka tiga materi pelajaran: Ushul Fikih, Mantik dan Ilmu Kalam. Tiga materi ini dirasa sangat penting sebagai materi awal melanjutkan materi-materi berikutnya.
Ushul fikih sebagai metodologi fukaha dalam merumuskan produk-produk fikih menyimpan bragam kaidah pengambilan hukum dan seni memahami teks Al-Quran dan Hadits. Hal ini sangat penting untuk diajarkan untuk peminat studi-studi keislaman agar tidak mewariskan fanatisme bermazhab saat mempelajari fikih. Dan memudahkan para pengkaji fikih tingkat lanjut dalam membaca alur kontruksi pemikiran fukaha di kitab-kitab yang lebih tinggi.
Ilmu Mantik telah terbukti membantu para teolog muslim dan pakar Ushul Fikih dalam membentuk argumen yang terstruktur. Sejak penerjemahan Filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab, Mantik telah mewarnai corak pemikiran ulama klasik hingga menjadi metodologi ilmiah mereka. Ilmu Mantik sangat membantu para peminat studi keislaman untuk melakukan studi lanjutan dalam mendalami khazanah keilmuan Islam. Dan membaca prisma berpikir intelektual muslim klasik. Selain itu, ilmu ini mengajarkan cara berpikir yang sisitematis dan menghindari alur logical fallacy.
Semenjak konflik politik di tubuh umat Islam yang berkamuflase menjadi konflik teologis, tidak sedikit ulama klasik yang berusaha mengharmoniskan antara logika dan teks suci ketuhanan. Salah satu ulama yang berhasil membentuk metode ini hingga mengkodifikasikannya adalah Imam Abul Hasan Al-Asyari. Pola pemikiran beliau kemudian diikuti mayoritas umat muslim hingga hari ini.
Karakternya yang moderat dalam berinteraksi dengan teks dan akal akan membantu pelajar untuk membaca lebih jauh pola berpikir aliran lain. Tiga materi pelajaran di atas merupakan dasar metodologis yang harus dimiliki para pembaca literatur Islam klasik sebelum melangkah lebih jauh. Ushul fikih sebagai dasar fikih metodologis, Ilmu Kalam sebagai dasar dalam berakidah dan Mantik sebagai dasar sistematika berpikir.
3. Urgensi Kampus Sanad
Di tengah masyarakat modern yang sarat akan pola westernisasi hampir di segala sektor, termasuk dalam bidang Pendidikan, Kampus Sanad hadir untuk memberi nuansa baru dengan mengenalkan kembali tradisi intelektual Islam. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar masyarakat muslim mengenal kembali karakter dan pola berpikirnya.
Sebagai umat yang intelektualnya pernah mencerahkan peradaban dunia, umat Islam tentunya memiliki struktur berpikir yang berbeda dengan Barat modern dan post-modern. Generasi mutakhir perlu mempelajari pola berpikir ulama klasik sebagai jembatan penghubung antara masa lalu dan masa sekarang. Ibarat sebuah Bangsa umat muslim bukanlah Bangsa yang baru membangun peradaban, mereka memiliki sejarah emas yang menjulang tinggi di tengah kemunduran peradaban umat lain.
Kemajuan peradaban Islam masa lalu sangat bergantung pada pola berpikir dan karya para intelektual muslim saat itu. Sehingga penting bagi generasi selanjutnya untuk memahami kembali dan mengembangkan pola pemikiran tersebut, bukan hanya untuk bernostalgia dengan karakter intelektual muslim, tetapi juga sebagai gerbang untuk mewarnai peradaban dunia modern dan jembatan bagi generasi yang akan datang.
Kelas Kampus Sanad 2024
1. Kelas Ilmu Kalam
Kelas ini sengaja dibuka oleh Sanad melihat urgensi akidah di masa modern. Di smaping itu kelas ini juga dipersiapkan sebagai stasiun pertama bagi para pecinta kajian literatur Islam yang ingin konsen dalam bidang pengkajian akidah-filsafat. Kelas ini diharapkan menjadi dasar fundamen yang kokoh untuk membentengi kawan-kawan pecinta kajian filsafat dan akidah -sevara khusus, dan kawan-kawan yang ingin mengetahui akidah Islam -secara umum.
- Kitab Ajar: Ummul Barahin
Kitab Ummul Barahin ditulis oleh imam As-Sanusi sebagai ringkasan dari kitab Al-‘Aqidah Al-Wustha yang notabenenya adalah ringkasan juga dari kitab Al-‘Aqiadh Al-Kubra. Ketiga kitab ini merupakan karya As-Sanusi dalam bidang Akidah Islam. Ummul Barahin dikenal juga dengan nama Al-‘Aqidah Ash-Shughra.
As-Sanusi dalam Al-‘Aqidah Al-Wustha dan Al-‘Aqidah Al-Kubra memaparkan keyakinan mazhab Asyairah dengan panjang lebar, bahkan dalam beberapa tempat beliau mengkritisi dan melakukan dialektika panjang dengan sekte-sekte lain yang dianggap tidak sejalan dengan Asyairah. Sedangkan di dalam Ummul Barahin As-Sanusi hanya mengambil poin-poin inti akidah Asyairah.
Beliau sengaja menghilangkan perdebatan antar sekte di tubuh Islam karena Ummul Barahin memang didokumentasikan untuk para pemula yang ingin mengenal akidah Ahlussunah. Dalam memaparkan argumen beliau juga menghilangkan dialektika argumentsekte lain.
Salah satu yang membedakan Ummul Barahin dari dua karya As-Sanusi sebelumnya adalah sentralisasi seluruh tema akidah pada satu titiik, yaitu kalimat lâ ilâha illa Allah Muhammad Rasululah, dengan metode pemaparan yang sangat logis dan sistematis. Beberapa hal ini menjadikan Ummul Barahin wajib untuk dipelajari bagi para pemula yang ingin mengetahui dasar-dasar akidah Ahlussunah.
- Tentang penulis: Muhammad bin Yusuf As-Sanusi lahir di kota Tilmisan, Aljazair. Beliau mengambil Pendidikan dasarnya dari sang ayah, kemudian melakukan rihlah ilmiah dan berguru kepada beberapa ulama. Intelektual As-Sanusi sangat dipengaruhi oleh guru besarnya; Ibrahim bin Muhamad At-Tazi. Selain sebagai guru dalam beberapa bidang keilmuan As-Sanusi, Ibrahim At-Tazi juga sekaligus menjadi guru spiritual As-Sanusi. Dari beliau As-sanusi mengambil banyak ilmu Tasawuf.
As-Sanusi selain dikenal sebagai sufi juga memiliki kepakaran dalam beberapa bidang keilmuan, terbukti beliau memiliki produktifitas karya ilmiah yang banyak, di antaranya: Al-‘Aqidah Al-Kubra, Al-‘Aqidah Al-Wustha, Ummul Barâhîn, Syarh Jawharul ‘Ulûm, Al-Muqaddimât dalam bidang Akidah; Syarh Al-Mudawwanah dalam Fikih Maliki, Mukhtashar Ri’âyah al-Muhâsibi, Syarh Abyât at-Tashawwuf dalam bidang Tasawuf; ‘Umdatu Dzawil Albâb wa Nuzhatul Hisâb dalam Ilmu Astrolabe; Mukammil Ikmâlil Ikmâl dalam bidang Hadits; Mukhtashar Hâsyiyah At-Taftâzani 'alal Kasysyâf dalam bidang tafsir bercorak Balaghah; Syarh Al-Arjûzah Al-Yasmîniyyah dalam ilmu AlJabar; Syarh Mukhtashar Ibnu ‘Arafah fil Mantiq, Mukhtashar fil Mantiq dalam ilmu Mantik, dan masih banyak lagi.
- Isi buku: Ummul Barahin dibuka dengan pendahuluan tentang jenis-jenis hukum 'aqli dan kewajiban bagi mukalaf yang harus diketahui pertamakali. Secara garis besar Ummul Barahin membahas tentang sifat-sifat wajib, mustahil, dan ja`iz bagi Allah beserta dalil-dalinya. dilanjutkan dengan tema sifat-sifat wajib, mustahil dan ja`iz bagi para Rasul, serta dalil-dalilnya. Dan diakhiri diakhiri dengan makna kalimat tauhid dalam perspektif akidah.
- Durasi per pertemuan: dua kali dalam seminggu.
Untuk mendaftarkan diri, silakan klik DAFTAR DI SINI.
2. Kelas Mantik
Kelas Mantik adalah kelas yang disiapkan sebagai gerbang memasuki pendalaman ilmu-ilmu rasional seperti Ushul Fikih, Teologi Islam, Tafsir yang bercorak logika (Tafsîr bir ra`yi) dan beberapa disiplin ilmu lainnya yang dibagun dengan pola logika deduktif dalam membentuk argumen.
Semenjak era penerjemahan Filsafat Yunani ke Bahasa Arab pada masa Abbasiyah logika Aristoteles yang kemudian dikenal dengan Mantik diterima oleh para cendekiawan muslim sebagai metodologi berfikir. Sehingga penggunaan Mantik terintegrasi dengan beberapa disiplin ilmu keislaman.
Oleh karena itu ilmu ini sangat layak untuk dipelajari bagi para peminat kajian keislaman. Posisi Mantik dalam tradisi keilmuan Islam seperti Nahwu (Gramatika . Arab), Sebagaimana Ilmu Nahwu menjadi fondasi untuk Bahasa Arab Mantik adalah fondasi untuk memahami pola berfikir ulama klasik.
- Kitab Ajar: Sullamu Al-Munawraq
Kitab Sullam Al-Munawraq adalah sebuah kitab yang ringkas dalam disiplin Ilmu Mantik. Kitab ini berisi kaidah-kaidah dasar Mantik Formal yang mudah dipahami. Kitab ini sengaja menghilangkan studi logika modal (al-mantiq al-muwajahât) karena dirasa kurang urgen bagi para pemula yang ingin mendalami keilmuan Islam, di sampin studi logika modal sangat rumit dikonsumsi bagi para pemula. Oleh karena itu kitab ini sering dijadikan kurikulum untuk pemula di beberapa institusi pendidikan Islam.
Di sisi lain kitab ini ditulis dengan pola nadzam sehingga memudahkan para pemula untuk menghafalnya. Melihat urgensi kitab ini sebagai kiab yang diajarkan untuk para pemula maka tidak aneh jika di masa-masa selanjutnya banyak ulama yang menyoroti kitab ini, dan memberikan anotasi dalam bentuk tulisan sebagai penjelasan lebih lanjut.
Di antara kitab-kitab yang menjadi anotasi kitab Sullam adalah; îdhâhul mubham karya Ahmad Ad-Damanhuri, syarh a-quwaisni karya Hasan Darwis Al-Quawaisni, Syarh al-malawi karya Ahmad bin Abdul Fattah Al-Azhari, syarh al-bunani karya Muhamad bin Hasan Al-Bunani dan masih banyak lagi.
- Tentang penulis: Abdurahman Al-Akhdhari adalah seorang ulama yang hidup pada abad 10 H. beliau dilahirkan di Ben Thios, Aljazair. Setelah menghafal Al-Quarn beliau mengambil pendidikan pertamanya dari ayahnya sendiri; Ahmad Al-Akhdhari. Selanjutnya beliau melakukan pengembaraan ilmu ke Az-Zaitona Tunisia.
Semasa hidupnya beliau dikenal sebagai orang yang sangat pakar dalam Fikih Maliki, selain itu beliau terkenal dengan wirai dan takwanya. Waktu siang dihabiskannya untuk mengajar sedangkan malam hari beliau habiskan untuk beribadah. Di antara karyanya: Al-Jawhar Al-Maknûn dalam ilmu Balaghah (Elokasi Bahasa Arab), Hilyatu Lubbil Mashûn (anotasi Al-Jawhar Al-Maknûn), Sullam Al-Munawrâq dalam ilmu Mantik, Mukhtashar Al-Akhdhari fi al-‘Ibâdât dalam Fikih Maliki, As-Sirâj dalam ilmu Astronomi tradisional, Azharul Mathâlib fi Hay`atil Aflâk wal Kawâkib dalam bidang Astrolabe, Syi’r Al-Qudsiyyah wa Al-Lâmiyyah dalam bidang Tasawuf.
- Isi buku: kitab ini didahului oleh mukadimah yang bersisi tentang definisi visual Mantik, hukum mempelajarinya dan pembagian ilmu. Secara umum kitab ini membahas tema besar dalam ilmu Mantik; pertama: pembahasan tentang tashawwur (konsep) yang terdiri dari pembahasan instrumen tashawwur, yaitu; ad-dalâlah al-wadh’iyyah (semantik Bahasa Arab); jenis-jenis kata dalam Bahasa Arab; relasi antara kata dan makna dalam Bahasa Arab; kulliyâtul khams (lima makna universal); dan pembahasan inti tashawwur, yaitu: al-mau’arrifât (definisi). Kedua: pembahasan tentang Tashdîqât (kebenaran proposisi, disebut juga dengan assent) yang terdiri dari pembahasan al-qadhiyyah (proposisi); at-tanâqudh (kontradiksi); al-‘aks (konversi proposisi) al-qiyâs (silogisme); dan al-hujjah (argumen).
Untuk mendaftarkan diri, silakan klik DAFTAR DI SINI.
3. Kelas Ushul Fikih
Kelas Usul Fikih Pemula adalah kelas yang dibuat khusus oleh Sanad Media sebagai penunjang bagi para peminat studi keislaman, khususnya dalam bidang fikih. Fikih sebagai rumusan hukum praktis tentunya memiliki metode penggalian hukum sendiri. Di antara metode tersebut ialah ilmu Ushul Fikih. Kelas ini akan membahas kaidah dasar dalam memahami cara pengambilan hukum praktis dalam wilayah Islam, baik melalui teks suci Al-Quran dan Hadits, ijmak, qiyas (analogi) atau beberapa sumber hukum yang lain.
- Kitab Ajar: Waraqat
Kitab Waraqat ditulis oleh Imam Haramain al-Juwaini yang notabenenya pengamal mazhab syafii dan penganut akidah sunni. Materi yang disuguhkan di dalam kitab ini mayoritas kaidah-kaidah Ushul fikih yang sudah dianggap muktamad oleh para pakar. Di samping itu kitab ini tidak memuat perdebatan rumit antar para pakar Ushul Fikih dalam membentuk basic berfikih. Sehingga hampir di semua lembaga pendidikan Islam berbasis Sunni-Syafii, kitab ini dianggap sangat layak dan rekomended menjadi kurikulum bagi pemula yang ingin mempelajari ilmu Ushul Fikih.
- Tentang penulis: Imam Haramain al-Juwaini adalah ulama yang hidup pada era ke lima hijriyah. Beliau dikenal sebagai ulama yang ensiklopedis, mampu membidangi banyak disiplin ilmu. Selain sebagai pakar fikih beliau terkenal sebagai pakar ilmu-ilmu rasional, seperti Teologi, Mantik dan Ushul Fikih. Pada bidang-bidang tersebut Al-Juwaini memiliki beberapa karya sebagai bukti kepakarannya.
Di antaranya; Luma’ul Adillah, Asy-Syâmil fî Ushuliddin, Al-Irsyâd, Al-‘Aqîdah an-Nizdâmiyyah dalam bidang Teologi; Nihâyatul Mathlab, Muktashar an-Nihâyah, dalam bidang Fikih; Ghiyâtsul Umam dalam bidang Politik Islam. Sedangkan dalam bidang Ushul fikih Al-Juwaini memiliki kitab yang populer menjadi rujukan ulama setelahnya dalam membangun epsitemologi Ushul Fikih dan karakter berfikir ala ushuli, yaitu Al-Burhân dan Talkhish At-Taqrîb. Selain itu beliau juga memiliki kitab yang popular untuk diajarkan di tingkat pemula dalam bidang Ushul Fikih yaitu Al-waraqât.
- Isi buku: secara garis besar buku ini terdiri dari tiga bagian: Pertama: pendahuluan. Di dalam bab ini membahas tentang definisi Ushul Fikih, definisi Fikih dan pembagian hukum syari. Kedua: kaidah-kaidah dalam mengambil dan menganalisa hukum fikih dari sumber-sumber hukum Islam.
Dalam bab ini terdapat beberapa sub bab, di antaranya; pembahasan yang berhubungan dengan lafadz, seperti amr, nahi, ‘am, khas, mutlaq, muqayyad, nasakh; pembahasan yang berhubgan dengan Sunnah, ijmak dan qiyas. Ketiga: teknik pengambilan hukum. Pada bab ini akan dibahas tentang teknik memilih dalil yang akurat Ketika terjadi kontradiksi antara dua dalil. Keempat: ijtihad dan taklid. Bab ini berbicara tentang beberapa prosedur yang harus dipenuhi untuk melakukan ijtihad dalam mengambil hukum fikih.
- Keunggulan Al-Waraqat: sebagai kitab yang ditulis tanpa melalui proses dialektika yang panjang -sebagaimana kitab Ushul Fikih lainnya- kitab ini sangat layak untuk dipelajari bagi para pemula yang ingin mengetahui kaidah-kaidah pengambilan hukum fikih dari sumber hukum Islam.
Dengan mengetahui kaidah-kaidah dasar ini para pemula memiliki fondasi untuk melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, seperti studi Ushul Fikih tingkat menengah, fikih perbandingan mazhab, atau ekonomi Syariah.
Untuk mendaftarkan diri, silakan klik DAFTAR DI SINI.
Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.
Baca Juga
Wibawa Nabi melebihi ketampanannya
02 Oct 2024