Selesai wudhu bersamaan dengan selesainya azan, doa mana yang didahulukan?

Sering kali terjadi, ketika kita telah merampungkan wudhu itu bersamaan dengan selesainya azan yang dikumandangkan. Kedua-duanya mempunyai kesunnahan doa yang dibaca setelah mengerjakannya.

Dalam keadaan wudhu dan azan selesai bersamaan, doa manakah yang harus didahulukan. Apakah membaca doa wudhu terlebih dahulu, kemudian disusul dengan doa pasca azan, atau malah sebaliknya?

Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari menyebutkan fatwanya Imam Al-Bulqini sebagaimana redaksi berikut:

فرع: أفتى البلقيني فيمن وافق فراغه من الوضوء فراغ المؤذن بأنه يأتي بذكر الوضوء لأنه للعبادة التي فرغ منها ثم بذكر الأذان قال: وحسن أن يأتي بشهادتي الوضوء ثم بدعاء الأذان لتعلقه بالنبي صلى الله عليه وسلم ثم بالدعاء لنفسه.

Pasal: Al-bulqini berfatwa mengenai seseorang yang selesai wudhunya itu bersamaan dengan selesainya azan, bahwa doa yang pertama kali dibaca adalah doa wudhu. Sebab itu adalah ibadah yang ia kerjakan, baru kemudian disusul dengan doa azan. Hanya saja, bagusnya itu ia juga membaca dua syahadat pasca wudhu kemudian disusul doa pasca azan, sebab azan itu mempunyai hubungan dengan Nabi Muhammad Saw. Lantas jika selesai, ia berdoa untuk dirinya sendiri. (Fath Al-Muin Bi Syarh Qurrat Al-Ain Bi Muhimmat Ad-Din, PDF hlm 157)

Jadi pada konsep awal, doa sesudah wudhu yang dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian doa azan. Namun, dalam rangka memghormati Nabi, alangkah baiknya untuk mengkompromikan doa yang ada, dengan membaca syahadat sesudah wudhu, dilanjut doa azan, baru kemudian doa untuk diri sendiri.

Mengapa bisa demikian? Sebab apa-apa yang berkaitan dengan Nabi, dalam hal ini doa sesudah azan, itu lebih didahulukan dari pada kepentingan yang terkait dengan diri sendiri. (Syekh Abi Bakar Syatha Al-dimyathi, I'anah At-Thalibin Fi Hall Alfadz Fath Al-Muin, PDF juz 1 halaman 281)