Artikel
Kota Tarim dan Semarak Menyambut Maulid Nabi Muhammad
Kota Tarim identik dengan tempat yang penuh dengan para wali dan Ahlul Bait Rasulullah Shallahu Alahi wasallam. Tempat ini melahirkan banyak dai-dai Islam yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia.
Kota penuh sejarah di Hadhramaut, Yaman ini dijuluki kota ilmu dan kota religius, hal itu karena banyak lembaga pendidikan Islam yang didirikan di setiap sudut kota ini, serta masih terjaganya adat-adat Islami dari generasi ke generasi. Terutama adat Maulid yang menjadi momen paling penting dalam sejarah umat Muslim.
Ciri khas yang menjadi keunggulan Tarim di saat bulan Rabi'ul Awwal adalah dengan mengadakan kegiatan maulid pada setiap harinya, dan kegiatan tersebut lazimnya dilaksanakan setiap bada Magrib di masjid-masjid.
Aktivitas ini dimulai dari malam tanggal 12 Rabi'ul Awwal setelah isya', rangkaian acara akan diisi dengan pembacaan kisah hari kelahiran Nabi Muhammad Shallahu Alahi wasallam di masjid Ba'alawi.
Masjid tersebut dikenal juga dengan masjid Kholi' Qosam, salah satu masjid tertua di Tarim. Masjid Ba'alawi terletak tidak jauh dengan masjid-masjid lain yang terletak sekitar pasar Tarim, tepatnya sebelah timur dari rumah Darul Faqih Muqaddam.
Kisah yang dibacakan pun termasuk lengkap, karena sang Da'i akan mengawalinya dari kisah ketika Nabi masih dalam kandungan sang Ibunda Aminah. Saat mengandung Nabi Shallalahu 'alaihi wa Sallam, sang Ibunda melihat cahaya keluar dari perutnya yang dengannya dia bisa melihat istana-istana Bushra di wilayah Syam.
Menurut riwayat Ibnu Ishaq, Aminah binti Wahab pernah bermimpi jika dirinya didatangi oleh seseorang yang kemudian berkata kepadanya, "Sesungguhnya engkau sedang mengandung penghulu umat ini. lika dia telah lahir ke bumi, maka ucapkanlah: Aku berlindung kepada Allah Tuhan Yang Esa dari keburukan semua pendengki,' dan namakanlah dia Muhammad."
Keesokan harinya, acara akan dilanjutkan setelah terbit fajar dengan pembacaan maulid Syarful Anam di dua masjid yang sangat masyhur yaitu Masjid Jami' Al-Muhdor dan Masjid Ahmad bin Faqih Muqoddam. Masjid Jami Al-Muhdhor merupakan masjid yang memiliki keistimewaan sendiri di mata masyarakat Tairim, dan telah menjadi ikon popular di masyarakat. Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan masjid ini adalah masjid yang memiliki menara pencakar langit setinggi 45 meter yang terbentuk dari tanah liat.
Letak masjid ini berada di jantung Kota Tarim, tepatnya arah selatan setelah melalui simpang empat Kota Tarim. Masjid Al-Muhdhor didirkan oleh Imam Umar Al-Muhdhor, salah satu putra dari Imam Abdurrahman Assegaf. Konon banyak sekali keistimewaan yang terdapat di masjid ini, salah satunya ialah air sumurnya yang mampu menyembuhkan penyakit.
Maulid Akbar
Aktivitas maulid yang diadakan di masjid ini terhitung acara Maulid Akbar, karena masjid ini tergolong masjid terbesar dan terluas di Kota Tarim sehingga para ulama sepakat untuk menjadikan tempat ini sebagai lokasi acara Akbar Maulid.
Pada tanggal 13 Rabi'ul Awwal, kegiatan akan dilanjutkan dengan berziarah ke makam Al-Habib Ali bin Hasan Al-Atthas, beliau merupakan ulama ternama di Tarim dan telah mencapai derajat kewalian tingkat tertinggi (Quthub). Rombongan jemaah akan dipimpin oleh sang Munshib umum, yaitu yang mengetuai seluruh keluarga Bani Alawi di Tarim
Beranjak ke hari setelahnya, yaitu pada tanggal 14 Rabiul Awwal. Acara akan dilanjutkan dengan pembacaan maulid Simthud Duror yang dikarang oleh Imam Ali bin Muhammad Al-Habsyi, yang kerap kita kenal dengan maulid Habsyi. Kitab tersebut beliau karang ketika usianya menginjak 68 tahun, beliau mulai menulis kitab maulid dari hari kamis 26 Shafar 1327 dan kemudian beliau sempurnakan pada 10 Rabi'ul Awwal 1327 H.
Pembacaan maulid pertama akan dilaksanakan setelah fajar di rumah Faqih Muqoddam Muhammad bin Ali Ba'alawi yang terletak depan masjid Ba'alawi. Salah satu keistimewaan Faqih Muqoddam, dikisahkan bahwa beliau pernah tertinggal pada saat ziarah Nabi Hud Alaihissalam.
Kemudian beliau berkata, "Ketika aku sedang duduk di suatu tempat yang beratap tinggi, tiba-tiba datanglah NabiyAllah Hud Alahissalam sembari membungkukan badannya, seraya berkata, Wahai Syaikh, jika engkau tidak berziarah kepada-Ku, maka biarlah Aku saja yang berziarah padamu."
Kemudian Setelah menjelang magrib, acara akan disusul dengan pembacaan maulid yang sama di Seiwun. Tepatnya dekat Sumur Aniisah milik Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Urutan tempat selanjutnya ialah Masjid Imam Assegaf, pembacaan maulid Simthud Duror akan dilaksanakan pada Jum'at sore 15 Rabi'ul Awwal. Masjid ini didirikan oleh Imam Abdurrahman Assegaf pada tahun 678 H, terletak di sebelah barat Masjid Ba'alawi.
Masjid ini dilengkapi dengan empat tiang utama yang dalam pembangunannya dikisahkan bahwa Imam Abdurrahman Assegaf menyaksikan Khulafaur Rasyidin di setiap ujungnya. Selain itu, menara masjid ini tidak terlalu menjulang tinggi seperti masjid-masjid lainnya yang berada di Kota Tarim. Lalu setelah magrib akan dilanjutkan di masjid Raudhah yang terletak di kota Aidid.
Kini tiba giliran maulid di Masjid Maula Aidid, masjid tersebut terletak di kota Aidid. Pembacaan Maulid Simthud Duror akan dilaksanakan ba'da maghrib Sabtu, 16 Rabi'ul Awwal. Kemudian esok harinya yaitu Minggu 17 Rab'il Awwal akan dilanjutkan dengan membaca Maulid Syaraful Anam di Masjid Al-Fath yang tertelak di daerah Hawi. Masjid ini didirikan oleh seorang tokoh wali Quthub yaitu Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, sang penggubah ratib Al-Haddad.
Pada akhir abad ke-20, generasi beliau telah merenovasi masjid ini. Keindahan arsitekturnya dihiasi dengan berbagai tulisan kaligrafi Arab, begitu pula dengan tiang-tiangnya yang dihiasi dengan kaligrafi ratib Al-Haddad.
Lalu pada sore harinya, pembacaan maulid Simthud Duror akan dilaksanakan di Kubah Abu Maryam li Tahfizdil Qur'an. Dan ba'da maghribnya akan disusul dengan pembacaan maulid di pusara Imam Faqih Muqaddam yang terletak di Zanbal-Tarim.
Tempat yang menjadi tujuan selanjutnya ialah Qubah Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus, acara ini akan diselenggarakan pada Senin pagi 18 Rabi'ul Awwal. Imam Abdullah Al Aydarus Akbar adalah seorang wali Quthub yang disemayamkan di Zanbal, beliau merupakan tokoh ulama yang menyandang gelar Al-Aydrus dikarenakan kealiman dan kezuhudan yang dimiliki.
Di antara keistimewaannya ialah beliau tidak pernah mampu terlelap dalam tidurnya, karena setiap kali beliau berbaring dan ke sebelah kanan, maka yang dilihatnya adalah surga. Begitupun jika berbaring ke sebelah kiri, maka beliau akan neraka. Semua ini adalah hal wajar yang dialami oleh para wali Allah swt.
Setelah selesai pembacaan maulid di pemakaman Zanbal, acara akan disambung dengan maulid Syaroful Anam di Masjid Ahlu Kisa', yaitu masjid ribath Daarul Musthafa yang didirikan oleh pemimpin mufti Kota Tarim Habib Ali Masyhur bin Hafidzh dan Habib Umar bin Hafidzh. Ribath dan masjid ini didirikan pada bulan Syawal 1414 H.
Daarul Musthafa tergolong ribath yang berpengaruh di Tarim, institut yang menjalankan sistem pengajian talaqqi ini diminati oleh banyak pelajar yang datang dari berbagai penjuru dunia. Bahkan hingga sekarang, jumlah santri yang belajar di sana sudah mencapai lebih dari ribuan orang.
Berlanjut hari setelahnya yaitu Selasa 19 Rabi'ul Awwal, pelafalan maulid Syaraful Anam akan dilaksanakan setelah terbitnya matahari di Zawiyah Syekh Salim Bafadhol. Zawiyah merupakan sebutan khusus untuk sebuah tempat di sudut samping masjid. Selain digunakan untuk tempat kholwah (menyendiri), tempat tersebut juga bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Zawiyah Bafadhal terletak di daerah Khulaif, yaitu 100 meter ke utara dari pemakaman Furaith. Syekh Salim merupakan ulama pakar dalam segala bidang ilmu, karena kealimannya tersebut ia mampu menelurkan ratusan ulama yang berkompeten.
Hari Pamungkas
Hari terakhir Rabu 20 Rabi'ul Awwal, pengajian maulid nabi akan diadakan di dua tempat yang berbeda. Pertama akan dilaksanakan di Rubath Tarim, Rubat tersebut merupakan rubat pertama yang didirikan di Kota Tarim pada tahun 1304 H. Pendiri sekaligus pembimbing rubat ini ialah Habib Abdurrahman Al-Masyhur, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur, dll.
Kemudian estafet kepemimpinan rubat dipegang oleh Habib Salim bin Abdullah bin Umar As-Syatiri. Rubat ini telah menelurkan lebih dari 30.000 ulama pakar yang tersebar ke setiap penjuru negeri. Letak rubat ini berada di sebelah utara masjid Jami Tarim dan memiliki luas 500 m2 terdiri dari 50 kamar, wartel, toserba, perpustakaan dll.
Kemudian tempat kedua yang menjadi tujuan adalah Masjid Al-Abrar yang didirikan oleh Imam Abdullah bin Syaikh Al-Aydrus Al-Ausath. Masjid tersebut beliau dirikan di sebuah lereng gunung yang disebut Al-Nuair, dahulu tanah ini tidak bertuan sehingga beliau sengaja membangun masjid dan rumahnya di sana dan kemudian bercocok tanam, hingga setelah itu daerah tersebut menjadi salah satu kampung di Kota Tarim.
Demikianlah serangkaian acara maulid di Tarim. Kita bisa melihat bagaimana antusiasnya mereka dalam memeriahkan dan mengagungkan momen paling bersejarah bagi umat Muslim di dunia. Dengan memperbanyak sholawat, semoga dapat menjadikan pribadi setiap Muslim layak untuk dikategorikan sebagai umat Nabi Muhammad Shallahu Alahi Wasaallam.
Pernah nyantri di Daarul 'Uulum Lido Bogor. Sekarang meneruskan belajar di Imam Shafie Collage Hadhramaut Yaman. Suka membaca, menulis dan sepakbola.
Baca Juga
Belajar Nahwu dulu, Balaghah kemudian
05 Nov 2024