Berita

Sembilan Mahasiswa Indonesia di Mesir Positif COVID-19, KBRI Baru Buka Suara

16 Jul 2020 01:43 WIB
1984
.
Sembilan Mahasiswa Indonesia di Mesir Positif COVID-19, KBRI Baru Buka Suara

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir melayangkan surat edaran terkait penyebaran virus Corona COVID-19 di lingkungan mahasiswa Indonesia di Mesir, Kamis, 16 Juli 2020 lewat Facebook resminya, @cairokbri.

Dalam kurun waktu kurang dari 3 pekan, jumlah Warga Negara Indonesia terpapar virus Corona COVID-19 setelah mengikuti tes PCR meningkat dari satu orang menjadi sembilan orang.

“1 orang dirawat di RS di kawasan Abbasea, Kairo, karena memiliki gejala COVID-19 yang memerlukan perawatan darurat secara medis. Adapun 8 lainnya positif dengan tidak memliki gejala COVID-19 dan telah diminta untuk melakukan karantina mandiri."

KBRI Kairo menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan contact tracing kepada WNI yang punya kontak langsung maupun tidak langsung. KBRI juga rutin menyuplai obat-obatan dan vitamin kepada mahasiswa yang melakukan karantina mandiri.

“Karantina mandiri di sejumlah titik tempat di kawasan Nasr City dan Darrasah.”

Pihak KBRI Kairo juga mengaku telah melakukan pemantauan secara daring Tim Medis guna memastikan kondisi kesehatan dan layanan pendampingan secara kesehatan.

Langkah selanjutnya, KBRI Kairo melakukan kontrak sewa tempat penginapan milik organisasi mahasiswa untuk kepentingan karantina mandiri bagi WNI yang dinyatakan positif COVID-19.

Selanjutnya, bagi WNI di Mesir yang memiliki keluhan kesehatan agar segera menghubungi layanan konsultasi gratis Tim Medis KBRI Kairo melalui Facevokk Messenger di http://s.id/timmedis.

Keputusan KBRI Kairo Cenderung Lambat

Terpisah, Ardy Manda Putra, Sekertaris Jenderal PPMI Mesir, organisasi induk yang menaungi mahasiwa asal Indonesia di Mesir menyatakan dalam keterangannya di media Informatika pada Rabu, 15 Juli 2020 bahwa pihaknya mengelukan bantuan yang lambat dari KBRI.

Pihaknya mengusulkan kepada KBRI Kairo untuk menggunakan Gedung Sekolah Indonesia Cairo (SIC) sebagai tempat karantina untuk WNI yang dinyatakan positif COVID-19.

"Andaikata ini bisa terlaksana, maka penanganannya akan menjadi satu pintu, akan memudahkan pengawasan dan pendistribusian logistik bagi yang terdampak,” katanya.

Pihaknya juga menyayangkan gerak KBRI yang dinilai lambat dalam memutuskan persoalan ini. DIketahui, jumlah mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir sebanyak kurang lebih 8.000 orang. 

"Sangat disayangkan andaikata permasalahan Isolasi dan Logistik tidak bisa diselesaikan oleh KBRI Cairo, ini akan menjadi awal gelombang keresahan di kalangan Masisir mengingat sudah meningkatnya kasus ini,” lanjut Ardy.

Ardy menekankan pentingnya komunikasi satu pintu yang digawangi langsung oleh pihak KBRI. Ia meminta agar layanan satu pintu ini segara terwujud. 

"Saya kira mahasiswa yang lain juga harus turut menyuarakan dan mendorong agar SIC bisa digunakannya sebagai tempat isolasi dan penanganan satu pintu sesegera mungkin,” pungkasnya.

Tes PCR Sebelum Pulang ke Indonesia

Salah satu mahasiswa asal Madura yang tengah menetap di Kairo (enggan menyebut identitasnya) menyatakan dalam sambungan telepon kepada Sanad Media bahwa dirinya memilih mengurung diri di rumah lantaran banyak mahasiswa yang positif COVID-19.

"Penyebarannya semakin parah," katanya.

Ia melanjutkan, informasi yang santer beredar di sini menyebut bahwa salah satu mahasiswa yang telah dinyatakan positif COVID-19 itu belakangan masih melakukan kontak fisik dengan temannya.

"Mahasiswa ini tadinya tinggal di asrama, setelah dinyatakan positif ia lalu menumpang di rumah temannya. Tapi belakangan diminta pindah, ia pun berpindah ke rumah teman yang lain dalam keadaan positif tanpa gejala," jelasnya.

Mahasiwa ini, lanjutnya, tidak punya pilihan untuk menetap di mana lantaran tidak ada fasilitas karantina dari pihak KBRI.

"Ada juga mahasiswa yang positif lalu disewakan rumah sendiri. Saya dengar biayanya dari kantong pribadi dan sumbangan dari organisasi kekeluargaan," katanya.

Umumnya, mahasiswa yang dinyatakan positif itu mengikuti tes PCR karena hendak pulang ke Indonesia. Namun karena positif, mereka terpaksa tidak jadi pulang.

Redaksi
Redaksi / 446 Artikel

Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial. 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: