Artikel

Semut-Semut Sulaiman Patuhi Prosedur Keselamatan

29 Mar 2020 12:04 WIB
1767
.
Semut-Semut Sulaiman Patuhi Prosedur Keselamatan

Saat artikel ini ditulis, situs worldmeter telah mencatat bahwa virus corona Covid-19 telah menginfeksi ke 666.000 orang lebih di hampir seluruh negara di dunia, dengan total korban meninggal mencapai lebih dari 30.000 orang.

Tak heran jika WHO sejak awal kemunculan Covid-19 telah menyematkannya gelar sebagai pandemi atau penyakit yang menyebar di seluruh dunia dengan cepat.

Di Indonesia sendiri, menurut data termutakhir, pandemi ini telah menular ke 1200 orang lebih. Dengan kata lain, keberlangsungan hidup umat manusia saat ini sedang dalam ancaman serius.

Al-Quran sebagai petunjuk hidup umat Islam yang diimani sebagai jawaban terhadap berbagai persoalan kehidupan merekam suatu kisah yang mirip dialami umat manusia saat ini; yaitu kisah komunitas semut di suatu daerah di Jazirah Arab.

Dalam surah al-Naml ayat 18, dikisahkan bahwa sebuah komunitas semut yang sedang berada di suatu lembah, hampir saja mengalami kematian masal akibat terinjak-injak oleh bala tentara Nabi Sulaiman yang begitu banyak dan perkasa.

Sebelum itu terjadi, salah satu semut segera mengeluarkan peringatan dini dan instruksi keselamatan. Seluruh semut diperintahkan untuk segera masuk ke rumah/sarang mereka guna menyelamatkan diri dari mara bahaya

“Hingga ketika mereka (pasukan Nabi Sulaiman) sampai di lembah semut-semut, berkatalah seekor semut, ‘Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’”

Dalam kisah di atas, ada dua pelajaran yang bisa dipetik dan diaplikasikan dalam menghadapi pandemi corona yang tengah mengancam dunia saat ini.

Pertama, adalah pentingnya berdiam diri di rumah saat sedang ada bahaya dari luar yang mengancam, sebagaimana semut-semut yang segera masuk ke tempat tinggal mereka saat bahaya datang dan keluar saat situasi sudah aman.

Saat ini, imbauan untuk tinggal di rumah menggema di seantero dunia guna memutus rantai penyebaran virus corona yang menular begitu cepat.

Imbauan ini bukan tanpa alasan, mengingat wabah corona menular melalui interaksi manusia di dunia luar, maka salah satu cara yang efektif memutus mata rantai penularannya.

Dengan cara menghilangkan keramaian di tempat umum dan meminta masyarakat tinggal di rumah dulu selama beberapa waktu.

Dengan demikian, rumah merupakan tempat yang aman saat muncul situasi darurat tertentu.

Kedua, patuh terhadap prosedur keselamatan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang, dalam konteks ini adalah pemerintah Indonesia.

Prosedur keselamatan dikeluarkan tidak lain untuk kemaslahatan bersama.

Seperti menjaga jarak aman dalam berinteraksi, rutin mencuci tangan dengan sabun, melakukan aktivitas dari rumah bagi yang memungkinkan, tidak keluar rumah kecuali untuk urusan yang mendesak, menghindari keramaian, dan lain-lain.

Tidak mengindahkan prosedur keselamatan bisa berakibat fatal. Italia adalah salah satu negara yang harus membayar mahal dengan banyaknya warga yang terinfeksi virus corona akibat tidak mengindahkan protokoler kesehatan.

Channel berita RT Online melaporkan, banyak pejabat di Italia yang murka saat mengetahui warganya banyak berkeliaran membawa binatang piaraan.

Kampus-kampus masih menyelenggarakan wisuda, anak-anak bermain bola, hingga banyak wanita yang masih sibuk bersolek di salon panggilan.

Padahal Italia merupakan 5 besar negara yang paling banyak terjangkit virus Corona dengan jumlah kematian tertinggi di dunia.

Meski demikian, realitas ini tidak membuat warganya patuh dengan instruksi keselamatan dari pemerintah dan tetap ngeyel.

Maka, seyogianya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik mematuhi instruksi keselamatan pemerintah, persis seperti semut yang patuh terhadap perintah.

Wallahu a’lam.

Dr. Rahman Hakim, Lc., M.Th.I

Dosen Tetap di IAI Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo dan Dosen Bahasa Arab di P2B UIN Sunan Ampel, Surabaya.

Redaksi
Redaksi / 438 Artikel

Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial. 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: