Artikel
Syekh Yusri Cerita Kemunculan Imam Mahdi sampai Kaum Beriman Masuk Surga
Seseorang meminta Maulana Syekh Yusri Rusydi Al-Hasani hafizhahullah melanjutkan penjelasan beliau tentang Imam Mahdi.
Syekh Yusri Rusydi menjawab, “Kisah Imam Mahdi tidaklah banyak. Kamu ingin aku membuat cerita panjang lebar seperti cerita 1001 malam?”
Syekh Yusri kemudian bercerita sebagai berikut:
Imam Mahdi adalah seorang dari Ahlul Bait yang akan muncul saat terjadi perpecahan dan kelemahan dalam tubuh umat Islam, sehingga umat pun bersatu mengikuti beliau. Namanya Muhammad, dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah SAW, yaitu Abdullah.
Beliau adalah keturunan Sayyiduna Hasan radhiyallahu 'anhu, dilahirkan di Madinah. Beliau salah satu dari ulama umat Islam.
Allah SWT mempersatukan hati para hamba-Nya untuk mengikuti beliau, sehingga Allah SWT memperbaiki keadaan umat dalam sehari semalam.
Ketika umat Islam membaiat beliau di musim haji, para musuh Islam bersatu melihat kaum muslimin berkumpul di bawah satu imam (pemimpin). Para musuh datang dalam satu pasukan besar dari arah Syam untuk menyerang Ka'bah dan merobohkannya.
Allah pun membalikkan tanah sehingga pasukan itu musnah. Hal itu membuat musuh Islam pun gentar dan membiarkan Imam Mahdi, sehingga beliau makin hebat.
Kemudian Imam Mahdi mengenalkan diri beliau. Kita tidak perlu menunggu beliau. Ketika beliau muncul, kita akan mendukung beliau. Dan kita sekarang cukup sibuk mengurus apa yang ditugaskan Allah pada kita.
Baca juga: Kiat Menghafal Al-Quran Tanpa Pernah Lupa Ala Syekh Yusri
Tidak seorang pun dari kita menunggu, karena boleh jadi umur kita habis sebelum beliau muncul.
Imam Mahdi Muntazhar (yang ditunggu) ada dalam keyakinan Syi'ah. Sementara dalam keyakinan kalangan Ahlus Sunnah, keberadaan Imam Mahdi itu maklum (diketahui) tapi kita tidak menunggu. Ketika muncul, beliau akan mengumumkan diri.
Kita juga tidak perlu mencari tahu tentang Imam Mahdi. Tidak ada misalnya kita bertanya, "Kamu bermimpi beliau sudah lahir atau belum?" atau bertanya, "Beliau sudah ada atau belum?"
Kita tidak dituntut untuk mencari tahu tentang keberadaannya.
Kenapa?
Karena ketika muncul, beliau akan mengumumkan diri. Semua media akan menceritakan, mulai dari CNN, Aljazeera, channel Mesir dan statiun berita. Semua alam akan mengetahuinya.
Para Ahlul Kitab dan orang-orang Romawi akan berkumpul melawan beliau bersama pasukan besar. Sepertiga pasukan Imam Mahdi mundur, sepertiga lagi mati syahid, dan sepertiga sisanya kembali bersama beliau dengan kemenangan.
Imam Mahdi akan memimpin dalam 8 tahun, memperoleh kemenangan demi kemenangan, sehingga Dajjal keluar mengumumkan dirinya.
Pada hari pertama kemunculannya, Dajjal melakukan perjalanan sejauh yang ditempuh unta zaman Sayyiduna Nabi SAW dalam setahun. Semua kota dimasukinya, kecuali Makkah dan Madinah.
Hari kedua, Dajjal melakukan perjalanan yang ditempuh unta dalam sebulan. Hari ketiga, Dajjal melakukan perjalanan yang ditempuh unta dalam sepekan.
Hari selanjutnya seperti biasa, fitnah (huru hara) tersebar luas. Dajjal muncul selama 40 hari.
Pada hari ke-40, saat shalat shubuh, Imam Mahdi mengimami shalat di Masjid Umayah Damaskus. Sayyiduna Isa 'alaihissalam turun ke bumi, menjadi makmum.
Setelah salam, Imam Mahdi pun menyerahkan panji pasukan kepada Sayyiduna Isa, dan beliau-Mahdi menjadi salah satu anggota pasukannya.
Sayyiduna Isa pun bergerak menuju Bab Ludd. Di sana dia berjumpa Dajjal dan membunuhnya.
Baca juga: Syeikh Ramadhan Al-Buthi, Sang Martir yang Tak Gentar Menyuarakan Kebenaran
Kemudian dimulailah peperangan melawan Yahudi di bawah pimpinan Sayyiduna Isa. Semua Yahudi binasa, tidak ada seorang pun yang tersisa di muka bumi.
Sementara kaum Kristen yang beriman pada Sayyiduna Isa, saat melihat Sayyiduna Isa bersama umat Islam, maka mereka semua pun masuk Islam. Jadi tidak ada lagi orang Kristen. Yang tersisa hanya muslim dan kafir.
Setelah usai peperangan melawan Yahudi, pasukan Islam sangat kelelahan. Saat itulah Ya'juz dan Ma'juz mengambil kesempatan untuk menyerang umat Islam.
Sayyiduna Isa mengatakan agar umat Islam tidak melawan. Beliau pun memerintahkan agar menaiki pegunungan untuk menjaga keamanan. Allah SWT yang mengurus mereka.
Ya'juz dan Ma'juz datang, meminum habis air sungai Thiberia. Mereka sangat banyak, membuat kerusakan di muka bumi, sampai Allah SWT mengirimkan penyakit yang dinamai Sayyiduna Nabi SAW "naghats", sehingga mereka semua punah.
Bumi pun berbau busuk, tidak mungkin ada yang bisa menguburkan jutaan mayat itu.
Allah SWT pun mengirimkan burung-burung untuk memindahkan mayat-mayat itu ke suatu tempat yang dikehendaki Allah.
Kemudian turun hujan selama 40 hari dan bumi menjadi bersih. Keberkahan keluar dari dalam bumi, sehingga sebiji delima atau satu tangkai anggur cukup untuk makan satu suku.
Rezeki begitu banyak, sifat amanah menjadi budaya populer. Semua orang jadi kaya, karena tidak ada lagi yang mengambil harta orang lain.
Orang kaya keluar rumah dari pagi sampai malam, dan pulang tanpa menemukan seorang pun yang fakir. Ketika ada yang mau diberi, dia mendapat jawaban, “Seandainya kamu memberi tahun lalu, mungkin aku terima, sekarang aku sudah kaya.” Semua itu karena keberkahan Sayyiduna Isa 'alaihisalam.
Kemudian Nabi Isa ingin berkeluarga, Beliau menikah dengan perempuan Mesir, dari daerah Bahnasa, hidup selama 40 tahun. Dia turun ke bumi di usia 33 tahun dan meninggal dalam usia 73 tahun. Lalu dia dimakamkan di sisi Sayyiduna Nabi SAW dalam ruangan mulia, di tempat yang sudah disiapkan.
Setelah Nabi Isa wafat, umat Islam hidup biasa. Tidak ada peperangan, karena peperangan yang ada selama ini diprakarsai oleh Yahudi, sementara Yahudi sudah punah.
Umat Islam dan orang-orang kafir saling berinteraksi dan bermuamalah tanpa peperangan dalam tempo yang panjang. Orang kafir yang mau masuk Islam pun dipersilakan.
Hingga pada suatu hari, umat Islam menunggu waktu shalat Shubuh, menanti matahari muncul dari timur. Tiba-tiba matahari terbit dari barat, pertanda pintu tobat sudah tertutup dan kesempatan masuk Islam sudah hilang.
Baca juga: Syekh Yusri: Biaya Pernikahan Itu Seumur Hidup
Hari itu saja matahari terbit di barat, setelahnya biasa terbit di timur. Dhuha hari itu, keluar dabbah (makhluk) yang seluruh tubuhnya penuh rambut, bisa bicara, membawa di sebelah tangannya tongkat Nabi Musa 'alaihissalam dan di sebelah tangannya lagi cap cincin Nabi Sulaiman 'alaihissalam.
Dabbah itu bergerak, membuat tanda untuk semua manusia. Orang mukmin diberi tanda dengan cincin Nabi Sulaiman, dan untuk orang kafir ditandai dengan tongkat Nabi Musa.
Masing-masing punya tanda beriman atau kafir di dahi mereka.
Bertahun-tahun umat manusia hidup biasa, santai saja saat muslim memanggil kafir dengan "wahai kafir" ataupun orang kafir memanggil muslim "wahai muslim".
Tidak ada peperangan, masing-masing mengurus urusannya.
Sampai datang suatu hari, Allah SWT mengirim angin lembut, mencabut nyawa semua orang Islam, sehingga tidak ada di muka bumi kecuali orang kafir karena kiamat tidak terjadi kecuali pada orang-orang kafir. Tidak ada kiamat saat masih ada orang yang menyebutkan "Allah Allah".
Orang-orang kafir saat membuka mushaf, menemukan lembaran kertas kosong tidak ada tulisan.
Kemudian seorang warga Habsyah (Ethiopia) yang kakinya bengkok, berpikir untuk mendatangi Ka'bah yang saat itu sudah sepi untuk menghancurkan dan mengambil harta simpanan di Ka'bah.
Orang Habsyah itu mencopot batu Ka'bah satu persatu sampai dia pun memperoleh harta. Hal itu memang dibiarkan oleh Allah SWT.
Kemudian kehidupan orang-orang berjalan seperti biasa, bagaikan binatang mereka berhubungan dengan istrinya di jalanan.
Sampai muncul api keluar dari lembah 'Adn di Yaman. Itulah permulaan digiringnya manusia ke padang Mahsyar. Gempa bumi pun begitu banyak dan terjadilah kiamat.
Semua mati ketika Israfil meniupkan sangkakala. Kemudian dalam tiupan selanjutnya semua bangkit, langit menurunkan hujan kehidupan selama 40 hari, airnya lengket seperti sperma, semua pun hidup kembali, mayat hidup dari ujung zanab yang ada di belakang badan manusia.
Umat Sayyiduna Nabi berlarian menuju telaga Nabi.
Kemudian matahari didekatkan ke bumi, dan bumi diratakan, tidak ada yang bengkok dan tidak ada permukaan yang menonjol tinggi dari yang lain.
Matahari mendekat ke arah kepala orang-orang kafir. Sementara orang-orang beriman berada di bawah lindungan arasy ar-Rahman.
Orang-orang kafir dipenuhi keringat, sementara kaum beriman duduk sambil minum air telaga Nabi.
Setiap Nabi punya telaga sendiri, dan telaga Sayyiduna Nabi SAW adalah telaga yang paling luas, airnya paling manis dan nyaman.
Orang-orang kafir penuh kesengsaraan dan kebingungan. Mereka kemudian mendatangi Nabi Adam.
Nabi Adam menjawab, "Bukan aku yang berhak, datangi Nuh."
Mereka pergi ke Nabi Nuh, dijawab, "Bukan aku, datangi Sayyiduna Ibrahim".
Lalu mereka mendatangi Nabi Ibrahim, Nabi Musa, hingga Nabi Isa dan mereka semua mengatakan agar mendatangi Nabi Muhammad. Orang-orang kafir pun mendatangi Sayyiduna Muhammad.
Orang-orang beriman sudah mengetahui semua hal ini dan sudah tidak sibuk mencari. Yang kebingungan itu orang-orang kafir saja. Yang sesat itu mereka, karena kita orang-orang yang diberi petunjuk.
Sayyiduna Rasulullah SAW pun bersujud di tempat khusus untuk beliau di bawah arasy, tidak ada siapapun yang pernah sujud di tempat itu, tidal juga malaikat.
Beliau di sana diilhami berbagai pujian, sampai diminta untuk mengangkat kepala dan dipersilakan meminta apa yang dimaui.
Baca juga: Apakah Pelaku Maksiat Memperoleh Syafaat Rasululullah?
Kemudian dimulailah hisab (perhitungan amal). Sesudah itu, manusia berjalan melewati shirath. Yang ahli neraka jatuh ke neraka sementara yang ahli surga, berhasil melewati hingga ke kawasan bernama Qantharah.
Di situlah terjadi pembalasan pada mereka yang menzhalimi hak sesama, mengembalikannya dalam wujud memberikan kebaikan (pahala) pada yang dizhalimi. Ketika kebaikan itu habis, maka yang dizhalimi menyerahkan keburukannya pada yang menzhalimi.
Yang merugi akan masuk neraka sebagai pembersihan dari berbagai dosa. Setelah selesai masa pembersihan, Sayyiduna Nabi SAW akan mengeluarkannya untuk dimasukkan ke surga. Di surga itulah kenikmatan tanpa pernah pupus.
Rangkuman pengajian siang Jum'at 20 November 2020 bersama Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah. Semoga kita hidup dan dimatikan dalam iman dan kecintaan pada Allah, Rasul-Nya SAW dan Ahlul Bait beliau. Amin.
Bernama lengkap Ustadzah Dr. Hilma Rasyida Ahmad. Menimba ilmu di Universitas Al-Azhar. Beliau juga salah satu murid Syekh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani asy-Syadzili.
Baca Juga
Adakah dusta yang tidak berdosa?
23 Nov 2024