Ibadah
Tata cara shalat witir dalam mazhab Hanbali
Shalat Witir dalam mazhab Hanbali hukumnya sunnah muakkad. Ia dapat dijalankan oleh orang muslim setidaknya 1 rakaat saja dan paling banyak 11 rakaat. Sedikit-dikitnya kesempurnaan adalah melaksanakan Witir dalam 3 rakaat.
Saat Witir dilaksanakan dalam 11 rakaat maka dapat dijalankan dengan bersalam setiap 2 rakaat dan 1 rakaat terakhir dengan salam tersendiri, dan demikian adalah yang afdhal.
11 rakaat Witir juga dapat dilaksanakan dalam 1 kali salam dengan 2 atau 1 tasyahud, yaitu 9 rakaat secara langsung dilaksanakan tanpa tasyahud dan baru tasyahud awal kala di rakaat ke-10. Kemudian tanpa salam berdiri lagi untuk menunaikan rakaat ke-11, di mana di rakaat ke-11 (akhir Witir) ini bertasyahud akhir dan bersalam.
Jika 11 rakaat itu dilaksanakan dalam 1 kali salam dengan 1 tasyahud, maka ke-10 rakaat pertama didirikan tanpa duduk tasyahud dan baru tasyahud di rakaat 11 sekalian Salam, hal ini juga merupakan yang afdhal.
Jika seseorang berkenan melaksanakan Witir dalam 9 rakaat maka dapat melaksanakannya juga dalam 1 kali salam dengan 1 atau 2 tasyahud. Namun jika hanya melaksanakan 5 atau 7 rakaat, yang afdhal adalah dengan melaksakannya dalam 1 kali salam dan 1 kali tasyahud.
Bisa juga 5 atau 7 rakaat itu dilaksanakan dengan 1 kali salam dengan 2 tasyahud, di mana tasyahud awal dilakukan di rakaat 4 atau 6 dan tasyahud akhir di rakaat 5 atau 7.
Boleh juga saat berkenan dengan 9, 7 atau 5 rakaat itu dilaksanakan dengan bersalam setiap 2 rakaatnya dan 1 rakaat terakhir dengan salam tersendiri.
Saat Witir dilaksanakan dengan 3 rakaat maka boleh dilakukan seperti halnya melaksanakan shalat Maghrib dengan 2 tasyahud dalam 1 kali salam. Boleh juga dilakukan dengan 2 rakaat salam lalu 1 rakaat salam, di mana saat rakaat pertama membaca ak-Fatihah dan surat al-A’la, rakaat kedua membaca al-Fatihah dan surat al-Kafirun lalu salam. Kemudian berdiri melaksanakan 1 rakaat dengan membaca al-Fatihah dan surat al-Ikhlas.
Baik di bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan, disunnahkan qunut setelah berdiri dari rukuk di rakaat terakhirnya Witir. Disunnahkan juga kala membaca qunut untuk mengeraskan bacaan baik kala ia menjadi imam atau sedang shalat sendiri.
Qunut juga boleh dilakukan seperti dalam mazhab Hanafi, yaitu dilaksanakan sebelum rukuk dengan bertakbir mengangkat tangan dulu kemudian baru baca doa qunut selanjutnya takbir lagi untuk rukuk.
Disunnahkan juga kala qunut untuk mengangkat tangan sedada dengan menengadahkan tangan dan mengusapkan kedua telapak tangan pasca selesainya doa qunut. Setelah salamnya shalat Witir disunnahkan mengucap: سبحان الملك القدوس (subahanal malikil quddus) tiga kali.
Waktu shalat Witir adalah setelah shalat Isya’ sampai dengan munculnya fajar kedua. Namun yang afdhal adalah dilaksanakan di akhir malam jika ia yakin dapat bangun malam, namun jika tidak maka Witir sebaiknya dilakukan sebelum tidur.
Disunnahkan mengqadha shalat Witir beserta Syaf‘i (2 rakaat/genapnya rakaat Witir)-nya. Disunnahkan kala Ramadhan untuk dilaksanakan secara jamaah. Dan dibolehkan juga dilaksanakan di luar Ramadhan secara jamaah.
Kord. Akademik Ma'had Jami'ah UINSA Surabaya dan Tim Aswaja Center Sidoarjo.
Baca Juga
Mendoakan lawan, Sunnah Nabi yang terlupakan
08 Nov 2024
Qoul Qodim Imam Syafi’i yang boleh diikuti
07 Nov 2024
Tips agar shalat diterima
04 Nov 2024