Berita

Tradisi Ramadhan Gargeean di Oman menuai kontroversi, mengapa?

19 Apr 2022 03:21 WIB
911
.
Tradisi Ramadhan Gargeean di Oman menuai kontroversi, mengapa? Gargeean selalu dinanti-nanti anak-anak.

Sebagian masyarakat Oman menolak tradisi Ramadhan Gargeean dengan merujuk pada fatwa-fatwa agama. Tradisi Gargeean disebut bagian dari ajaran paganisme dan tidak memiliki kaitan sama sekali dengan warisan budaya Islam.

Gargeean menuai perdebatan Twitter usai ramai dirayakan di sejumlah negara teluk terutama Kesultanan Oman. Tradisi ini sempat terhenti selama dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.

Pihak yang membela umumnya menyatakan bahwa perayaan Gargeean mendatangkan kebahagiaan di hati anak-anak. Menurut mereka, ia adalah kebiasaan lama Oman yang harus dihidupkan kembali.

Apa itu Gargeean?

Mengutip Oman Daily, Gargeean (bahasa Arab: Qaranqasho) merupakan tradisi sosial yang diselenggarakan pada malam pertengahan bulan Ramadhan, di mana anak-anak kecil keluar usai berbuka puasa dan shalat Maghrib dalam kelompok-kelompok yang terorganisir berkeliling mendatangi rumah-rumah, sambil melantunkan kalimat-kalimat seperti, “Qaranqasho Yonas, A'thuna besa helwah, Dous dous thalek ghewazek min mandoos, harrah harrah thalek ghewazek min saharrah."

Frase yang populer melekat pada tradisi Gargeean ini kurang lebih berarti permintaan manisan oleh anak-anak kepada setiap pintu rumah orang-orang yang diketuk oleh mereka. 

Orang-orang dewasa biasanya sudah melakukan persiapan beberapa hari sebelum Gargeean tiba termasuk memilih pakaian-pakaian baru. Pada tanggal 14 Ramadhan tepat seusai shalat Maghrib, anak-anak keluar secara berkelompok lalu berkeliling mengunjungi rumah-rumah yang telah menanti kedatangan mereka. Biasanya mereka akan memberi anak-anak itu manisan, permen, uang, kacang-kacangan dan aneka macam jajanan lainnya.

Fatwa agama

Syekh Kahlan bin Nabhan Al-Kharushi menyebut Gargeean sebagai adat tradisi yang berasal dari paganisme. Pernyataan Asisten Mufti Agung Kesultanan Oman pada tahun 2018 itu viral di media sosial Arab belakangan ini.

Menurut dia para arkeolog dan antropolog menegaskan bahwa orang-orang gereja telah memperjuangkan kebiasaan ini dan menyebutnya "Hari Semua Orang Suci" atau "Halloween".

"Anak-anak pergi ke rumah-rumah tetangga dan mengemis kepada pemiliknya." ujarnya.

Al-Kharusi menggambarkan Gargeean sebagai kebiasaan yang asing bagi masyarakat Oman dan biasanya dirayakan di negara-negara yang telah bercampur dengan peradaban Kristen Barat.

Mufti Agung Oman Syekh Ahmad bin Hamd al-Khalili sendiri mengatakan, "Anak-anak tidak seyogianya berkeliling ke rumah-rumah untuk meminta. Dalam agama meminta tanpa ada kebutuhan mendesak (darurat) sangat dilarang."

Redaksi
Redaksi / 438 Artikel

Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial. 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: