Berita
Yang Wajib Puasa dan Tidak, dalam 3 Fatwa Terbaru Darul Ifta' Mesir
Virus Corona tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak berpuasa. Daya tahan tubuh justru meningkat dengan puasa dan rukhsah diperoleh setelah berkonsultasi dengan dokter.
Kairo - Darul Ifta' Mesir mengeluarkan tiga fatwa terkait puasa Ramadhan di tengah wabah Covid-19.
Seperti dirilis dalam laman Facebooknya, Selasa 14 April 2020, Darul Ifta' menyatakan sebagai berikut:
- Siapa saja yang sehat, tidak terinfeksi virus Corona dan memenuhi persyaratan puasa serta tidak memiliki alasan yang mencegahnya dari berpuasa, maka dia wajib berpuasa.
- Berkenaan dengan mereka yang terinfeksi virus, kita harus bertanya kepada dokter. Jika mereka melihat bahwa puasa berbahaya terhadap pasien, maka ia harus mematuhi perintah dokter. Menaati anjuran medis ini adalah suatu kewajiban sehingga dia mampu menjaga keselamatan dirinya. Menjaga diri sendiri dalam keadaan seperti ini lebih diutamakan dibanding menjalankan puasa.
- Dokter dan staf perawat yang bekerja menangani pasien virus Corona diizinkan untuk tidak berpuasa jika terjadi sesuatu yang membahayakan bagi diri mereka. Fatwa terakhir ini bersandar sepenuhnya pada pertimbangan para dokter.
Siapa pun yang tidak berpuasa, tetap diwajibkan membayar puasanya sesudah sembuh.
Mufti Republik Arab Mesir, Prof. Dr. Syauqi Allam, mengatakan telah menggelar rapat dengan Komite Medis Tingkat Tinggi Darul Ifta' Mesir yang berisikan para dokter di semua spesialisasi yang berhubungan dengan virus Corona pada minggu lalu. Mereka menyatakan bahwa virus Corona tidak mempengaruhi puasa.
"Yang mengejutkan adalah komite itu bersepakat bahwa (melawan) virus ini membutuhkan imunitas dan puasa justru memperkuat sistem kekebalan dalam tubuh," ujar Syeikh Syauqi seperti dikutip masrawy.com pada Selasa (14/4).
Beliau menegaskan bahwa takut terhadap virus Corona tidak menjadi alasan pembolehan untuk tidak berpuasa Ramadhan. "Akan tetapi rukhsah diperoleh setelah berkonsultasi dengan dokter dan diizinkan," imbuhnya.
Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.