Kisah

Kisah ahli ibadah mendapat siksa karena tidak membayar zakat

28 Apr 2022 12:33 WIB
1122
.
Kisah ahli ibadah mendapat siksa karena tidak membayar zakat Zakat wajib ditunaikan setiap orang muslim.

Sudah sepatutnya bagi tiap muslim, mukallaf dan berakal untuk menjalankan syariat agama secara kaffah, tanpa memilah dan memilih mengerjakan ibadah sekehendak hatinya. Apalagi hanya memilih yang menguntungkan dan tidak bagi pribadi. Termasuk dalam hal ini menunaikan zakat bagi mereka yang memenuhi syarat wajib mengeluarkannya, baik zakat mal maupun fitrah.

Banyak ayat-ayat al-Quran maupun hadits Nabi yang menjelaskan tercelanya mereka yang kikir dan enggan membayar zakat serta ancaman keras bagi mereka. Di antaranya ialah surat al-Imran ayat 180 berikut:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَا أَتَىهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ, بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ, سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ..

 Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat.

Selain itu, banyak pula kisah-kisah yang menceritakan bagaimana keadaan mereka yang enggan membayar zakat meski ibadah lainnya dilaksanakan. Salah satunya dikisahkan oleh Syekh Zainuddin Ahmad bin Muhammad al-Ghazali al-Funnani al-Malibari dalam kitabnya Irsyad al-Ibad hal 215 dengan menukil dari gurunya Ibnu Hajar al-Haitami yang mengisahkan demikian:

Syahdan, segolongan dari kalangan tabi’in pergi untuk mengunjungi Abi Sinan. Ketika mereka sampai dan duduk di sampingnya, Abi Sinan berkata, “Mari kita mengunjungi sekaligus bertakziah kepada tetangga kita yang saudaranya baru saja meninggal.”

Muhammad bin Yusuf al-Firyabi yang saat itu berada dalam rombongan berkata, “Kemudian kami bersama Abi Sinan mengunjungi tetangganya dan mendapatinya sedang merasa susah dan menangis sejadi-jadinya atas kepergian saudara laki-lakinya. Kami mencoba untuk menghibur dan menenangkannya, akan tetapi ia tidak menerima hal tersebut.”

Kami berkata kepadanya, “Apakah engkau tidak tahu bahwa kematian adalah hal yang sudah dipastikan?.”

Si fulan, tetangga tersebut menjawab, “Iya aku tahu, akan tetapi aku menangis karena siksa yang menimpa saudara laki-lakiku itu (bukan karena aku tidak menerima kematiannya).”

 “Apakah Allah telah memberikanmu pengetahuan akan sesuatu yang ghaib?” kami bertanya.

Dia lalu menjelaskan, “Tidak, akan tetapi ketika aku menguburkannya, meratakan tanah kuburannya dan orang-orang lain telah pulang, aku yang masih duduk di samping kuburannya mendengar suara yang berasal dari kuburannya. Ia berteriak, ‘Ah, mereka meninggalkanku sendiri mendapatkan siksa, padahal aku berpuasa dan melaksanakan shalat.’”

“Jeritannya membuatku menangis, kemudian aku menggali kembali kuburan saudaraku itu untuk melihat keadaannya. Dan pada saat itu aku melihat kuburan tersebut penuh dengan api, leher saudaraku dibelenggu dengan belenggu yang terbuat dari api.

“Pada saat itu aku terdorong oleh rasa welas asih sebagai saudaranya sehingga aku menjulurkan tanganku untuk membebaskan belenggu di lehernya. Kemudian yang terjadi ialah tanganku yang terbakar, aku mengeluarkan tanganku dan mendapatinya hitam legam karena terbakar api.

“Aku mengembalikan tanah kuburannya seperti semula dan kembali ke rumah, bagaimana mungkin aku tidak menangisi keadaannya dan merasa susah karenanya?” ujar fulan menambahkan.

Kami berkata kepadanya, “Apa yang saudaramu lakukan ketika hidup di dunia?.”

“Ia tidak menunaikan zakat dari hartanya.”  jawab fulan.

Kemudian kami berkata, “Maka benar kiranya firman Allah surat al-Imran (180/3), ‘Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Wallahu a’lam

Alwi Jamalulel Ubab
Alwi Jamalulel Ubab / 25 Artikel

Alumni Khas Kempek, Cirebon. Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta.
 

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: