Kisah

Kisah tukang sepatu yang menjadi sebab diterimanya seluruh jamaah haji

09 Jul 2022 01:34 WIB
1152
.
Kisah tukang sepatu yang menjadi sebab diterimanya seluruh jamaah haji Ilustrasi tukang sol sepatu.

Jangan bersedih, meski kita belum bisa sowan ke Baitullah serta makam Rasulullah, bukan berarti kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan limpahan pahala haji dari Allah. Bahkan boleh jadi kita bisa mendapatkan jauh lebih berlimpah dari pahala haji yang semestinya.

Seperti yang dikisahkan oleh Syekh Sa’id Ramadhan Al-Buthi-Rahimahullah-dalam salah satu pengajiannya, tentang kisah seorang tukang sepatu yang tidak bisa dan tidak pernah berhaji, tapi berkatnya, orang yang berhaji kala itu, semuanya diterima oleh Allah SWT.

Kisah itu bermula melalui tokoh besar Islam abad kedua hijriah, Imam Abdullah Ibnu Mubarak-rahimahullah-yang kala itu tengah berhaji. Sewaktu di Mina, dia tidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, dia mendapati ada dua orang di dekatnya saling berbincang.

“Kamu tahu tidak? Berapa banyak haji yang diterima oleh Allah SWT tahun ini?”

“Yang saya tahu hanya beberapa saja, sedikit sekali.”

Terkejutlah Ibnu Mubarak, dan terbangun dengan perasaan resah mendengar kabar tersebut.

Di malam selanjutnya, di kala tidur, Ia kembali bermimpi ada dua orang di sampingnya yang saling bersautan suara.

Tapi dalam dialog mereka yang kedua ini, Ibnu Mubarak mendapatkan kabar yang menyenangkan hatinya, bahwa seluruh orang yang berhaji tahun itu diterima semuanya oleh Allah SWT.

Tapi ada tanda tanya besar yang membuat dia penasaran, karena diterimanya seluruh haji di tahun tersebut, berkat satu orang yang bernama Muwaffiq Si Tukang Sepatu Asy-Syami (orang Syam) yang tidak berhaji.

Dari rasa penasaran yang besar inilah, selepas berhaji, dia berazam untuk mencari orang tersebut sampai benar-benar dia dapati.

Dan benar saja, seusai berhaji, dia segera bertolak menuju Syam untuk mencari Si Tukang Sepatu itu. Warga demi warga dia tanya, setiap orang yang dia jumpai juga ditanya.

“Adakah yang kenal dengan Muwaffiq Si Tukang Sepatu?”

Selang beberapa hari pencarian, akhirnya dia bisa bertemu dengan sosok yang diceritakan dalam mimpinya itu. Setelah memperkenalkan dirinya dan berbasa-basi, Ibnu Mubarak-pun mulai bertanya:

“Apakah Anda berhaji tahun ini atau pernah berhaji sebelumnya?”

“Tidak pernah, saya tidak pernah berhaji sebelumnya.”

Lantas Ibnu Mubarak menceritakan kisah mimpinya itu, dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Si Tukang Sepatu itu pun memulai ceritanya.

“Aku memang belum pernah berhaji, tapi aku selalu mengumpulkan uang untuk aku gunakan berhaji, setiap hari, minggu, bulan, tahun, sampai cukuplah uang itu untuk aku gunakan berhaji.”

“Tapi suatu hari, istri saya yang hamil mencium bau semerbak masakan daging yang bersumber dari tetangga sebelah.”

“Ia pun menyodorkan mangkuk dan menyuruhku untuk memintakan sedikit, guna mengobati rasa kepengennya itu.”

“Aku ketuk pintu, kuucapkan salam, dan kusampaikan maksud bertamuku.”

Tetangga sebelahku yang janda itu menjawab:

“Aku sebenarnya ingin saja memberikan ini padamu, tapi aku minta maaf sebelumnya. Anda tentu lihat, aku punya anak yang masih kecil-kecil banyak. Dan sudah seminggu ini, kita tidak ada makanan sama sekali. Aku takut, anak-anakku akan mati kelaparan. Lantas aku keluar menyusuri jalan, siapa tahu ada makanan yang bisa aku dapat. Seketika itu, aku melihat bangkai kambing yang tergeletak di jalan. Aku berpikir, mungkin ini adalah pemberian Allah untuk kita. Akhirnya aku potong sebagian dan aku masak. Maka jadilah masakan daging ini.”

“Mendengar kisah pilu itu, aku langsung kembali sembari menampar kedua pipiku. Dengan perasaan geram, karena tidak tahu kondisi sepilu itu yang menimpa tetanggaku.”

“Tanpa basa-basi, aku segera mengambil uang yang sudah terkumpul untuk aku berhaji itu, aku serahkan kepada tetanggaku yang janda dengan anak-anak kecilnya itu.”

Tatkala mendengar itu, Ibnu Mubarak akhirnya tahu, memang benar sebab Si Tukang Sepatu itulah, semua haji di tahun itu diterima oleh Allah SWT.

Kita tidak pernah tahu, penghuni bumi di sudut mana, yang belum pernah berhaji tapi mendapatkan limpahan pahala haji sebab niat atau amal sirrinya. Dan kita juga tak pernah tahu, apakah berkali-kali hajinya kita ada salah satu di antaranya yang diterima oleh Allah atau justru sama sekali tidak ada yang diterima.

Berhaji itu memang sebuah kewajiban, tapi kewajiban bagi yang mampu. Kalau kita sudah punya duit dan sudah mendaftar, tapi belum dipanggil-panggil, jangan risau, artinya kita belum termasuk orang-orang yang mampu, kita tidak akan berdosa sebab itu. Tugas kita hanya berusaha, tak lebih dari itu. Dan Allah pasti melihat kesungguhan niat kita. Bukankah Nabi SAW pernah bersabda: Barang siapa yang sangat ingin melakukan sesuatu kebaikan tertentu, tapi belum bisa melakukannya, maka ia telah ditulis melakukan kebaikan itu?! Wallahu a'lam.

 

Kairo, 8 Juli 2022

Turoobul Aqdam
Turoobul Aqdam / 7 Artikel

Bernama asli Kamal Abdillah. Asal Pati Jawa Tengah. Belajar dan nyantri di Mathali’ul Falah Kajen, kemudian melanjutkan studi ke Universitas al-Azhar Kairo Mesir.

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: