Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Selamat Maulid Nabi, berikut pesan mulia dari Syekh Ali Jum’ah

Avatar photo
33
×

Selamat Maulid Nabi, berikut pesan mulia dari Syekh Ali Jum’ah

Share this article

Ulama besar Mesir, Syekh Ali Jum’ah mengingatkan pentingnya umat Islam agar memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad saw. 

Syekh Ali Jum’ah mengatakan salah satu sebab kurangnya berkah di zaman kita saat ini adalah banyaknya orang yang mengabaikan untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi. 

Menurut ulama besar al-Azhar itu, shalawat terbukti telab menjadi wasilah penyebab turunnya banyak berkah dan kebaikan.

Mengutip laman resmi Facebook beliau pada Selasa (26/9), Syekh Ali Jum’ah mengisahkan sebuah kisah masyhur kedahsyatan shalawat yang disaksikan oleh waliyullah Syekh al-Jazuli.

Sebuah perkampungan di Maroko dilanda kekeringan. Lalu seorang wanita datang dan duduk di dekat sumur yang hampir kering. Dia berdoa kepada Allah, dan tiba-tiba air mulai mengalir. 

Syekh Al-Jazuli yang melihat itu mendatangi wanita itu dan bertanya tentang apa yang dia minta kepada Allah. 

Wanita itu menjawab, “Aku hanya berdoa dengan cara bershalawat kepada Nabi.”

Dia terus berdoa di dekat sumur, hingga Allah dengan rahmat-Nya melihatnya, mengabulkan permohonannya. Sumur yang hampir kering itu penuh dengan air, menyelamatkan desa dari kekeringan.

Kejadian ini mendorong Syekhh Al-Jazuli untuk menyusun kitab Dala’ilul Khairat. Sebuah kitab yang dengan cepat tersebar luas, berisikan kumpulan shalawat kepada Nabi. 

Lewat kitab ini, orang-orang di seluruh dunia mulai bershalawat kepada Nabi dengan berbagai bentuk. Shalawat ini menerangi hati mereka, mengurangi beban dunia, serta membuat mereka lebih fokus pada akhirat dan kedekatan dengan Nabi.

Bagi Syekh Ali Jum’ah, shalawat adalah bentuk zikir mengingat Allah, sekaligus penghormatan kepada pemimpin makhluk-Nya. Shalawat juga menyimbolkan ketaatan terhadap perintah Allah untuk bershalawat kepada Nabi-Nya.

Lebih dari itu, shalawat juga mengandung kalimat paling mulia, yakni syahadat (aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah).

Kata Syekh Ali Jum’ah, setiap shalawat yang lidahmu ucapkan merupakan ikrar pengakuan hatimu atas keesaan Allah, karena kamu memulainya dengan memohon shalawat dari-Nya untuk Nabimu, dan kamu tutup dengan beriman kepada sang junjungan umat manusia.

“Demikian sebagian dari keutamaan bershalawat kepada Nabi, dan sebenarnya keutamaannya hanya dapat dipahami oleh orang yang diberikan pemahaman oleh Allah.” ujar Syekh Ali Jum’ah.

“Shalawat adalah perlindungan, pencukup untuk semua kebutuhan, obat penyembuh, benteng yang kokoh, dan inilah cara orang beriman menanamkan cinta kepada Nabi dalam hatinya,” imbuh ulama yang pernah menjabat mufti agung Mesir itu.

Shalawat itulah, menurut Syekh Ali Jum’ah, yang merawat dan menjaga rasa cinta kepada Nabi. Dengan shalawat, seorang hamba bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Shalawat adalah cara orang mukmin untuk memperoleh kehormatan berupa mendapatkan jawaban (balasan) dari Nabi, karena beliau akan menjawab dan membalas orang yang bershalawat kepada-Nya. 

Syekh Ali Jum’ah berkesimpulan bahwa shalawat adalah pintu masuk yang tepat untuk sowan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Sowan beliau dimulai dengan bershalawat dan memperbanyak shalawat kepadanya.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.