Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Syekh Yusri jelaskan mengapa tarekat bermacam-macam

Avatar photo
28
×

Syekh Yusri jelaskan mengapa tarekat bermacam-macam

Share this article

Syekh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani pada pengajian Al-Hikam menjelaskan bahwa banyaknya macam tarekat atau thariqah adalah bentuk rahmat Allah swt. untuk hamba-Nya.

Menurut beliau, hal itu dikarenakan manusia memiliki watak yang bermacam-macam, dan masing-masing memiliki hijab (penghalang) yang bermacam-macam pula. Hijab ini menghalangi dirinya dari Allah, yang berwujud sifat-sifat tidak terpuji, lalai dan kemaksiatan. 

Hal inilah yang mendasari alasan mengapa tarekat atau thariqah yang mengantarkan kepada Allah—dengan mengobati dan membuang hijab tersebut—juga banyak dan bermacam-macam.

Syekh Yusri menambahkan bahwa thariqah berbeda dari mazhab–mazhab fikih,  yang pembahasannya hanya berhubungan dengan anggota badan, sementara anggota badan itu sesuatu yang bersifat serupa. Adapun hijab berhubungan dengan batin atau urusan hati, di mana satu dengan yang lainnya berbeda dan bermacam-macam wujudnya. Bahkan  hati seorang bisa berubah setiap saat, karena batin terletak di hati, yang dalam bahasa arab disebut  القلب (al-qalbu) yang memang artinya berubah-ubah. 

“Maka dari itulah thariqah bermacam-macam,” tegas Syekh Yusri yang juga seorang dokter bedah ternama dari Mesir.

Syekh Yusri mengatakan, mungkin saja ada orang bertanya, mengapa thariqah banyak jumlahnya? Hal ini adalah agar setiap orang yang memilik penyakit hati dengan hijabnya mendapatkan obatnya hingga sampai kepada Allah. Banyaknya thariqah bukan sebagai bentuk perselisihan akan tetapi sebagai keragaman, dalam mengobati setiap penyakit yang ada, agar semua wushul (sampai) kepada-Nya. Allah swt. berfirman,

وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى

“Dan hanya kepada Allahlah tujuan akhir.” (QS. An Najm:42)

Dalam ayat lain, Allah berfirman,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا 

“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) karena-Ku, maka sesungguhnya akan Aku tunjukkan kepadanya akan jalan-jalan-Ku.” (QS. AlAnkabut: 69)

Bisa jadi seseorang memiliki thariqah yang bisa mengantarkan dirinya kepada Allah, namun tidak sesuai untuk orang lain.

Jawaban Nabi berbeda-beda

Suatu hari pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad saw. Kemudian dia berkata, “Wahai Rasulullah katakan kepadaku sebuah nasihat yang saya tidak akan memintanya lagi dari selainmu.”

Kemudian Nabi menjawab, “Katakan, ‘Aku beriman kepada Allah dan istiqomahlah.”

Lalu ada sahabat lain bertanya kepada Nabi, “Nasihatilah aku, wahai Rasulullah.”

Nabi menjawab, “Jangan marah!

Sebagaimana diriwayatkan bahwa Sayyiduna Ubadah bin Shamit pernah mengambil janji dari Nabi Muhammad SAW untuk tidak meminta apapun kepada manusia. Barang kali beliau merasa sering bersandar kepada manusia, dimana ini menjadi hijab yang menghalangi dirinya dari Allah.

Nabi pun mengatakan kepadanya, “Janganlah kamu meminta apapun dari manusia!” Hingga pada suat saat cambuknya terjatuh ketika sudah naik kuda, kemudian dia tidak mau meminta tolong kepada budaknya untuk mengambilkan.

Datang salah satu sahabat yang lain untuk meminta nasihat, Nabi menjawab, “Bepuasalah!”

Kemudian datang sahabat yang lain, Nabi berkata, “Janganlah berpuasa!” dan masih banyak contok lainnya.

Dengan demikian Nabi memberikan nasihat kepada sahabat sesuai dengan penyakit yang menghidap di hati mereka.  Maka setiap dari mereka memiliki obat penawar yang bisa menyembuhkan dari penyakit hijabnya hingga bisa wushul kepada Allah.

Mursyid Thariqah Yusriyyah Shiddiqiyyah Syadziliyyah Mesir itu menegaskan bahwa Rasulullah adalah dokter hati bagai umatnya. Setelah Nabi wafat, para dokter itu adalah pewarisnya,  yaitu para wali dan orang-orang saleh ahli makrifat. Merekalah yang disebut sebagai Syekh Murabbi, yang mentarbiah (mendidik spiritual) murid-muridnya untuk sampai kepada Allah. Allahu a’lam.

Baca tulisan menarik lainnya tentang Syekh Yusri di sini.

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.