Abu Bakr Al-Azdy (w: 321 H.) dalam kitab Al-Isytiqaq mencatat bahwa nama Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam, diambil dari asal kata (Al-Hamdu) yang artinya pujian, wazan mufa’a’alun.
Mufa’a’alun berarti sifat bagi seseorang yang melakukan banyak pekerjaan tertentu. Maka, Muhammad secara etimologis adalah sebuah nama pujian bagi seseorang yang melakukan banyak perbuatan terpuji, Shollahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.
Di Balik Penamaan “Muhammad”
Setelah Nabi Muhammad Saw. dilahirkan pada tanggal 12 Robi’ul Awal tahun Gajah/20 April 571 M., Abdul Muthallib bin Hasyim rodliyallahu ‘anhuma memerintahkan untuk menyembelih unta, maka disembelihlah unta, beliau pun mengundang para pemuka Quraisy untuk menikmati jamuan perayaan kelahiran cucunya itu.
Menurut kebiasaan kaum Quraisy dalam merayakan hari kelahiran, apabila ada seorang anak dilahirkan, maka mereka menghidangkan periuk jamuan makanan dari menjelang malam sampai subuh, dan adat ini pun dilakukan terhadap Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.
Setelah para pemuka Quraisy itu datang dan menikmati hidangan yang disajikan, terjadilah dialog antara pemuka Quraisy dan Abdul Muthalib ra.:
“Engkau beri nama apa cucumu ini?”
“Aku beri nama dia Muhammad,” jawab Abdul Muthalib.
“Hah! nama itu kan tidak ada dalam adat nama nenek moyangmu,” respons pemuka Quraisy terkaget.
“Aku ingin dia (Muhammad) dipuji di langit dan di bumi,” jawab Abdul Muthalib lagi meyakinkan, seraya menggambarkan harapan dari nama yang diberikan untuk cucunya itu.
Di beberapa sumber lain, hidangan jamuan makan ini dilakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran Rasulullah Saw. dan saat itulah kakek beliau juga memberi nama “Muhammad” Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.
Tidak heran, sifat-sifat Nabi Muhammad Saw. secara jasad dan ruh sesuai dengan namanya; beliau banyak dipuji seantero alam, bahkan dipuji oleh orang yang memusuhinya sekalipun karena ketika nama “Muhammad” terlontar dari mulut mereka, secara tidak langsung mereka memuji makhluk yang paling mulia ini dengan menyebut ‘manusia terpuji’. Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.
Selamat Merayakan Mawlid Nabi Teragung Baginda Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam dengan segala pujian-pujian terbaik dan sempurna untuk beliau Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam, baik yang dapat terbahasakan ataupun tidak, Shollallahu ‘Alaihi wa Alihi wa Sallam.