Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Sebab-sebab Umat Islam Sulit Menjaga Kebersihan

Avatar photo
30
×

Sebab-sebab Umat Islam Sulit Menjaga Kebersihan

Share this article

Islam adalah agama yang lengkap dalam mengatur kehidupan manusia. Ajarannya selalu melampaui pemikiran manusia di setiap zaman. Dahulu ketika Eropa masih gelap, Arab masih jahiliyah, dan manusia belum mengenal cara bebersih yang baik, Islam sudah mengajarkan bagaimana menjaga kebersihan demi menjaga kesehatan.

Setelah menyuruh manusia untuk membaca dengan mewahyukan surat Al-‘Alaq ayat pertama,  Allah  menurunkan Al-Mudattsir ayat keempat supaya manusia membersihkan pakaiannya.

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ

“Dan bersihkanlah pakaianmu.”

Bukan hanya kebersihan pakaian, Islam juga mengajarkan kebersihan mulut dan gigi. Nabi menyuruh umatnya untuk berkumur, bersiwak, dan membersihkan gigi. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, Nabi bersabda:

السواك مطهرة للفم مرضاة للرب

”Siwak dapat membersihkan mulut dan mendatangkan ridha Allah.”

Islam juga mengajarkan untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman. Terdapat hadits Nabi riwayat Bukhari dan Muslim yang menyuruh umatnya untuk menutup wadah air supaya tidak terkena debu dan  dihinggapi lalat:

وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ

“Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah.”

Dalil-dalil di atas adalah tentang kebersihan diri dan lingkungan pribadi.

Terdapat pula hadits yang mengajarkan kebersihan lingkungan. Di zaman manusia belum mengenal kolera, Nabi sudah melakukan upaya pencegahan dengan melarang mengotori sumber air.

ﻻ ﻳﺒﻮﻟﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﺍﺋﻢ ﺛﻢ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻣﻨﻪ

“Janganlah salah seorang dari kamu sekalian berkencing di air yang diam (tidak mengalir) kemudian ia mandi dirinya.”  (HR. Muslim)

Selain itu, Islam mengajarkan umatnya untuk membersihkan setiap tempat, seperti jalan raya, lapangan, dan fasilitas umum lainnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Nabi bersabda:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ ﻃَﻴِّﺐٌ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺐ ﻧَﻈِﻴﻒٌ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﻨَّﻈَﺎﻓَﺔَ ﻛَﺮِﻳﻢٌ ﻳُﺤِﺐ ﺍﻟْﻜَﺮَﻡَ ﺟَﻮَﺍﺩٌ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﺠُﻮﺩَ ﻓَﻨَﻈِّﻔُﻮﺍ ﺃَﻓْﻨِﻴَﺘَﻜُﻢْ

“Sesungguhnya Allah itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai  kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu.” (HR. At-Tirmidzi)

Beberapa Penyebab Umat Islam Belum Menjaga Kebersihan

Kita dapat melihat bagaimana kota dan negara-negara Islam saat ini. Bagaimana kebersihannya? Sangatlah memprihatikan.  Cobalah cari dengan mesin Google kata ”zabalah” yang berarti sampah, maka akan ditemukan beragam foto sampah  yang menumpuk di negara-negara muslim.

Kenapa bisa demikian? Bukankah Nabi umat Islam telah mengajarkan kebersihan sebelum manusia mengenal kebersihan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini.

Pertama: Faktor Penjajahan

Jamak diketahui bahwa negara-negara muslim pernah dijajah dalam waktu yang lama oleh Bangsa Eropa.  Menurut Edward Said, seorang pemikir Amerika berketurunan Palestina, Bangsa Eropa menjajah karena merasa dapat memakmurkan negeri-negeri muslim. Karenanya dalam bahasa Arab, penjajahan disebut dengan istilah isti’mar yang berarti memakmurkan.

Namun pada kenyataannya, bukan dimakmurkan tapi justru dirampas hartanya, juga dirampas jati dirinya. Di masa penjajahan, jangankan memikirkan kebersihan, memikirkan bagaimana cara hidup saja sudah susah.

Ketidakmampuan umat Islam dalam menjaga kebersihan di masa penjajahan sepertinya sudah menjadi tradisi, sehingga meski penjajah sudah pergi, kebersihan belum juga dapat diwujudkan.

Kedua: Faktor Pemerintah

Hal ini jika yang dimaksud dengan negara muslim adalah Timur Tengah. Menurut Salim Said, seorang wartawan senior, pemerintah di Timur Tengah terlalu mengekang dan mencampuri urusan warganya. Bahkan sampai urusan-urusan terkecil. Misalnya WC umum, di Timur Tengah susah didapatkan, sebab  untuk mengurus perizinannya sangat ribet. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya tercapai kebersihan lingkungan di sana.

Ketiga: Faktor Kesadaran

Umat Islam belum sepenuhnya sadar akan pentingnya kebersihan. Ayat-ayat Al-Quran dan hadits tentang kebersihan baru sekedar dibaca, belum diamalkan secara maksimal.

Lalu bagaimana supaya umat Islam menjadi umat yang bersih? Kiranya penghayatan terhadap agama adalah kuncinya.  Jika manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, maka sesungguhnya menjaga kebersihan termasuk bagian dari ibadah, sebab merupakan perintah agama.  Dengan meyakini bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, insya Allah umat ini akan menjadi yang terdepan dalam kebersihan hati dan lingkungannya. Amin.

Kontributor

  • Ahmad Hujaj Nurrohim

    Asal Cilacap, pernah nyantri di Pesantren Leler dan Al Azhar Kairo. Sekarang tinggal di Yogyakarta dan mengajar di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Punya hobi nonton film action.