Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Pusat Kebiasaan, Kunci Mengubah Kebiasaan Buruk

Avatar photo
25
×

Pusat Kebiasaan, Kunci Mengubah Kebiasaan Buruk

Share this article

Aku memiliki banyak kebiasaan buruk, dan sering lalai dalam ibadah. Meskipun aku melaksanakan shalat, tapi aku tidak melaksanakannya berjamaah. Aku tidak membaca Al-Qur’an kecuali hanya dibulan Ramadhan. Aku tidak membaca dzikir-dzikir pagi dan sore, kulupakan semuanya.

Aku sering begadang malam, sering terlambat, telat dengan janji. Aku banyak menghabiskan waktu hanya untuk membuka facebok. Dan aku meremehkan larangan melihat yang haram-haram. Inilah di antara beberapa kebiasaan buruk yang ada padaku.

Sejak bertahun-tahun aku mencoba mengubah kebiasaan burukku ini. Tapi setelah sehari, dua hari, atau lebih sedikit, aku kembali gagal, dan kembali seperti semula. Hingga, semangatku untuk berubah sampai pada titik terendah, aku putus asa.

Tetapi, ada sesuatu yang menyadarkanku, yaitu; tidak shalat Subuh berjamaah, bahkan kadang, tidak shalat pada waktunya.

Aku kemudian mengambil keputusan untuk selalu shalat Subuh berjamaah. Aku siap mengorbankan apapun, yang penting aku bisa shalat Subuh berjamaah.

Di sini, aku mulai berpikir, kenapa aku selalu sulit untuk shalat berjamaah? Oh, karena aku sering begadang malam. Tapi kenapa aku sering begadang? Oh, karena setelah makan malam, aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuka facebook. Di sini, aku dapat benang merahnya.

Maka, setelah makan malam, aku ganti kebiasaan membuka facebook dengan membaca buku. Alhamdulillah, aku termasuk orang yang gemar membaca. Setelah beberapa saat membaca, datang rasa kantuk, dan akhirnya tertidur.

Sebab tidur cepat, aku bangun lebih pagi dan segar. Akhirnya aku bisa shalat Subuh berjamaah di masjid. Iya, sesederhana itu.

Baca juga: Berbagai Penyakit yang Ditimbulkan oleh Pujian Menurut Imam Al-Ghazali

Memang kadang, aku kembali tidur setelah bangun, maka aku buat hukuman setiap tidak shalat berjamaah, aku bersedekah 100 ribu misalnya. Setiap salat tidak tepat pada waktunya, 200 ribu. Memang berat, tapi harus begitu.

Akhirnya, aku bisa selalu melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Dan sesuatu yang paling banyak menolongku untuk shalat adalah: banyak berdoa dan memohon pertolongan pada Allah.

Tanpa kusadari, setelah membiasakan shalat Subuh berjamaah, hidupku mulai berubah; kebiasaan begadang, kuhilangkan. Berlama-lama di facebook, kukurangi. Sebab shalat berjamaah, aku bisa membaca Al-Qur’an setelah Subuh, sepulang dari masjid aku membaca wirid subuh sambil jalan kaki. Dan meremehkan pandangan yang haram aku hindari, karena takut Allah akan menghalangiku shalat berjamaah sebab perbuatan haram itu.

Pada suatu hari, kawanku berkata, “Sungguh, hidupmu telah berubah.” Aku tidak pernah meniatkannya, aku hanya fokus untuk shalat Subuh berjamaah.

Demikian kisah salah satu motivator Arab.

***

Di dalam buku The Power Of Habit, karya Charles Duhigg, ada sebuah bab yang berjudul ‘Pusat Kebiasaan’. Bab ini membicarakan ada satu kebiasaan, yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan lain. Apabila kita ubah kebiasaan itu, maka berubahlah seluruh kebiasaan lainnya, seperti halnya shalat Subuh di atas.

Tapi ia tak mesti harus shalat subuh. Ia bisa saja; merokok, banyak makan, insecure atau mudah marah misalnya.

Orang yang mudah marah, banyak melahirkan kebiasaan buruk; berkata-kata keji misalnya, memutus tali silaturrahim, menyakiti orang lain dan lain sebagainya.

Suatu ketika, datang seseorang kepada Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah, nasehati aku.”

Rasulullah bersabda, “La taghdhab, jangan marah.”

Kemudian orang itu pulang. Beberapa waktu kemudian ia datang lagi kepada Rasulullah untuk meminta nasehat, dan jawaban Rasul tetap sama; “Jangan marah.” Begitu berkali-kali.

Baca juga: Urgensi Berpikir Sehat di Era Milenial

Hadis yang dimasukkan Imam An-Nawawi dalam ‘Arbain Nawawi-nyayang mencakup 42 hadits tentang ushul (prinsip dasar) agama ini, menggambarkan bahwa Rasul, jauh sebelum Charles Duhigg, sudah mengetahui ‘pusat kebiasaan’ itu. Dan Rasul mencontohkan untuk mengubah kebiasaan dari ‘pusat’nya.

Kawan, carilah pusat kebiasaan itu, jika ia baik, pertahankan. Jika buruk, ubahlah. Dan jangan lupa, mohon pertolongan Allah. Berbuat baik harus perlahan-lahan. Sedikit-sedikit. Banyak sabar dan banyak berdoa.

Kontributor

  • Fahmi Ain Fathah

    Alumni Al-Azhar Kairo Mesir, Fakultas Bahasa Arab. Asal dari Tanjung, Kalimantan Selatan. Kini tengah melanjutkan studi jenjang S2 Al-Azhar. Meminati kajian Manthiq dan Balaghah