Syekh Ali Jumah mengabarkan pengalaman pribadinya bagaimana beliau berulang kali dapat melihat Rasulullah saw. dalam mimpi. Ini berharga sekali bagi orang-orang yang ingin melihat Nabi.
“Saya sudah melihat Rasulullah saw berkali-kali,” ujar Syekh Ali Jumah, “Itu berturut-turut. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, dan seterusnya!”
Sebelumnya beliau menjelaskan mengapa beliau sampai bisa mendapatkan nikmat tersebut.
“Saya telah membaca 30 kitab Sirah Nabi! Saya melihat Rasulullah saw. karena dari saking banyaknya membaca sirah Nabi Muhammad saw.” ungkap singkat Syekh Ali Jumah.
Jangan bayangkan 30 kitab itu kitab-kitab kecil. Satu kitab bisa berjilid-jilid tebal sampai belasan jilid. Dan itu wajar saja karena sehari Syekh Ali Jumah bisa membaca sekitar 200 halaman dan itu bisa jadi di tengah sibuk-sibuknya beliau menjadi anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar dan menjadi mufti serta mengurusi santri-santri Al-Azhar. Sungguh umur beliau sangat diberkahi.
“Apa manfaat yang saya dapat dari membaca sirah Nabi? Saya tenggelam dalam cahaya. Saya merasakan hidup nabi dari awal lahir hingga wafat. Saya akhirnya mengetahui kesalahan beberapa orang yang menginginkan zaman Rasulullah. Kita tidak menginginkan zaman beliau. Kita menginginkan cara beragama yang dibawa beliau. Ada perbedaan yang besar di antara kedua hal itu. Cara beragama baginda Nabi melampaui waktu, tempat, dan keadaan.”
Syekh Ali Jumah beberapa kali terlihat bergetar ketika mendengar orang-orang yang mendendangkan shalawat Nabi atau menyebut nama beliau. Hal itu bisa ditemui ketika acara-acara Maulid Nabi di masjid beliau. Dalam raut wajah beliau, ada kerinduan yang sangat dalam kepada Rasulullah.
Saya juga beberapa kali melihat Syekh Ibrahim Khuli menangis ketika sudah menjelaskan kehidupan Rasulullah. Wajah beliau bergetar bersamaan dengan nafas beliau yang tersendat-sendat.
Ulama-ulama Al-Azhar, bagaimanapun mereka berselisih, bersitegang, tapi kalau sudah menjelaskan Rasulullah, mereka sama: benar-benar merenungkan sosok agung itu!
Baca juga: Syekh Ali Jum’ah: Yang Hilang dari Kita Adalah Cinta Kasih
Syekh Amr Wardani, dua tahun yang lalu di asrama Bu’uts mengatakan, “Bacalah biografi Rasulullah bukan hanya untuk mengetahui sejarah beliau, tapi untuk bisa ditafsirkan kepada dirimu. Perbanyaklah membaca biografi Rasulullah saw. Kapan terakhir kali kalian membaca biografi Rasulullah?”
“Tanda-tanda orang mencintai Rasulullah adalah membaca biografinya,” kata beliau, “Bukankah demikian? Seseorang yang sering membaca biografi beliau, tidak mungkin tidak, suatu hari pasti akan melihat Baginda Rasulullah saw.”
Kuta, 21 Oktober 2020