Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Asal Usul Air laut Menjadi Asin, Ini Penjelasan Ulama

Avatar photo
48
×

Asal Usul Air laut Menjadi Asin, Ini Penjelasan Ulama

Share this article

Mungkin terlintas dalam benak, mengapa ada air yang rasanya asin dan tawar. Juga mengapa air di laut itu asin, kira-kira siapa yang menggaraminya?

Dalam literatur khazanah keilmuan Islam klasik, air menjadi asin itu karena berbagai faktor. Syekh Sulaiman Al-Jamal (1204 H) mengatakan:

 (فَائِدَةٌ) أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْمِيَاهَ وَكَانَتْ كُلُّهَا حُلْوَةً وَكَانَ الشَّجَرُ لَا شَوْكَ فِيهِ وَكَانَتْ الْوُحُوشُ تَجْتَمِعُ عَلَى الْإِنْسَانِ وَتَأْنَسُ بِهِ فَلَمَّا قَتَلَ قَابِيلُ هَابِيلَ مَلَحَتْ الْمِيَاهُ إلَّا مَا قَلَّ وَنَبَتَ الشَّوْكُ فِي الشَّجَرِ وَهَرَبَتْ الْوُحُوشُ مِنْ الْإِنْسَانِ وَقَالَتْ الَّذِي يَخُون أَخَاهُ لَا يُؤْمَنُ اهـ. مَدَابِغِيُّ

Pada asal mulanya, Allah menciptakan air dengan rasa manis saja. Pepohonan pun dulu tidak ada durinya, hewan liar akrab dengan manusia. Namun ketika Qabil membunuh Habil (keduanya merupakan putra Nabi Adam As), tetiba air menjadi asin, kecuali hanya sedikit saja yang tetap manis (tawar). Tumbuhan pun juga mulai ada durinya, hewan-hewan menjadi liar, sehingga hewan berkata kepada manusia, “Sesiapa yang mengkhianati saudaranya (apalagi sampai membunuhnya), ia adalah orang yang tidak beriman”. Demikianlah tutur dari Imam al-Madabighi. (Futuhat al-wahhab bi taudih Syarh Manhaj at-Thullab, biasa dikenal dengan judul Hasyiyah Al-jamal Ala Syarah Al-Nanhaj. Juz 2 halaman 115).

Baca juga: Majma’ Al-Bahrain, Nabi Musa Berjumpa Nabi Khidir

Keterangan ini juga tertera dalam kitab Hasyiyah Al-Baijuri (juz 1 halaman 443)  dan Hasyiyah Al-Bujairimi Ala Al-Manhaj (Juz 1 halaman 438) dengan redaksi yang hampir sama.

Namun Syekh Ibrahim Al-Baijuri secara spesifik mengatakan dalam hasyiyahnya sebagaimana redaksi berikut:

وكان البحر المحيط حلوا إلى أن قال الله للأرض ابلعي ماءك فتعاصي عن ابتلاع الأرض فصار ملحا

“Pada awalnya air laut itu manis, namun ketika Allah Azza wa jalla berfirman kepada bumi, ‘Telanlah (resaplah) airmu,” bumi tidak mengamini perintah-Nya, maka air laut itu menjadi asin.” (Hasyiyah Al-Baijuri, juz 1 halaman 50 ).

Sedangkan versi Imam Al-Qulyubi lain lagi. Beliau berkata:

)فائدة فى اصل وجود الملح(

قيل إن إبراهيم صلى الله عليه و سلم اراد ان يجعل لأمة محمد صلى الله عليه و سلم ضيافة إلى يوم القيامة فقال الله تعالى إنك لا تقدر على ذلك فقال إلهى انت اعلم بحالى وقادر على إجابة سؤالى فاستجاب له فأمر جبريل ان يأتى إليه بكف من كافور الجنة ويصعد به إلى جبل أبى قبيس و ينفخه فى الجو ففعل ذلك فانتشر فى الأرض فكل موضع وقع فيه منه شيئ صار ملحا إلى يوم القيامة فجميع الملح فى الأرض من ضيافة إبراهيم.

Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim AS berkeinginan untuk menjamu umat Nabi Muhammad SAW hingga masa hari kiamat kelak. Lantas Allah berfirman, “Engkau tak akan mampu melakukan itu.” Syahdan Nabi Ibrahim As membujuk, “Ya Tuhan, Engkau lebih mengetahui keadaanku. Engkau mahakuasa untuk mengabulkan permintaanku.” Lalu Allah mengabulkannya, maka diperintahkanlah Malaikat Jibril untuk mengambil segenggam kapur yang berasal dari surga. Kemudian beliau naik ke gunung Abi Qubais dengan genggaman tadi, lalu meniupnya ke angkasa. Maka tersebarlah ke bumi, sehingga setiap tempat yang terjatuhi kapur tadi, niscaya akan menjadi asin hingga pada hari kiamat kelak. Maka semua garam yang ada di penjuru bumi ini adalah suguhan dari Nabi Ibrahim As, yang diperuntukkan kepada umatnya Nabi Muhammad SAW. (An-Nawadir halaman 122).

Baca jug: Wali Penemu Kopi dan Hikayat Diharamkan selama 400 Tahun

Demikianlah beberapa pendapat mengenai asal usul asinnya air laut, mungkin berbeda 180 derajat dengan perspektif ilmu kelautan, Tapi ini adalah perspektif khazanah keilmuan Islam. Mengenai faktor mana yang paling valid, Wallahu A’lam bi As-shawab.

Kontributor

  • Ahmad Hidhir Adib

    Asal dari Pasuruan. Sekarang menempuh studi program Double degree di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada program studi PAI dan Fikih Muqaran dan tinggal Wisma Ma’had Aly UIN Malang.