Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Cemburu Tanda Kesempurnaan Istri

Avatar photo
42
×

Cemburu Tanda Kesempurnaan Istri

Share this article

Suatu hari
Rasulullah
saw. pulang ke
rumah. Beliau mendapati Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sedang
sakit kepala. Istrinya itu berkata, “Waa ra’saah, (sakitnya kepalaku).”

Rasulullah saw. pun menyahut, “Justru kepalaku
yang sakit, wahai Aisyah, waa ra’saah

Beliau saw. melanjutkan, “Apa kerugianmu seandainya
kamu mati sebelum aku; padahal aku yang akan memandikanmu, mengkafanimu,
menyalatkanmu dan menguburkanmu?”    

Sayyidah
Aisyah ra. menjawab, “Tapi kalau terjadi itu, engkau akan pulang ke
rumahku dan bermesraan dengan istri-istrmu yang lain.”

Rasulullah saw. pun tersenyum. Kemudian mulailah Sayyiduna
Rasulullah sakit yang berakhir dengan wafat beliau
.

Sayyidah
Aisyah ra. cemburu, meskipun saat dibayangkan diri beliau meninggal terlebih
dahulu.

Jadi di
antara kesempurnaan seorang istri dan kesempurnaan seorang perempuan adalah sifat
cemburu. Itu tanda cinta.

Seorang
istri yang tidak peduli suaminya kawin lagi; tentu ada sesuatu, atau sudah
menganggap suaminya tak berarti.

Di antara
keistimewaan putri-putri Sayyiduna Rasulullah
saw. adalah tidak boleh dipoligami.
Karena kesedihan putri beliau membuat sedih beliau dan membuat sedih beliau merupakan
dosa besar.

Seorang
manusia dinasabkan pada ayahnya kecuali anak-anak Sayyidah Fathimah.

Niqabah
al-Asyraf (lembaga yang mengurusi keturunan Sayyiduna Rasulullah
saw. di Mesir) membagi para keturunan Nabi
menjadi 2 macam:

– Zhuhur:
keturunan dari pihak ayah.

– Buthun:
keturunan dari pihak ibu.

Dengan ini,
pencatatan keturunan Sayyiduna Rasulullah
saw.
di Mesir lebih detail daripada di Yaman.

Sayyiduna
Ali—semoga Allah swt. memuliakan wajahnya—menikah dengan banyak perempuan
setelah wafat Sayyidah Fathimah. Sekitar 17 perempuan.

Lalu apa
hukum mempoligami keturunan Sayyidah Fathimah?

Ada
perbedaan pendapat:

– Sebagian
mengatakan boleh.

– Sebagian
mengatakan tidak boleh, karena membuat sedih mereka berarti membuat sedih
Sayyidah Fathimah.

Maulana
Syekh Yusri Rusydi hafizhahullah menasehati untuk tidak usah berpoligami
di zaman ini.

~ Faedah dars bersama Maulana Syekh Yusri Rusydi
hafizhahullah, setelah shalat Jum’at, 1 Februari 2019 M. Masjid al-Asyraf, Muqattam.

Kontributor

  • Hilma Rosyida Ahmad

    Bernama lengkap Ustadzah Dr. Hilma Rasyida Ahmad. Menimba ilmu di Universitas Al-Azhar. Beliau juga salah satu murid Syekh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani asy-Syadzili.