Artikel

Keniscayaan dalam Pembaharuan Keagamaan

18 Aug 2021 05:36 WIB
1340
.
Keniscayaan dalam Pembaharuan Keagamaan

Perkembangan peradaban senantiasa membawa perbedaan pemahaman seseorang terhadap segala hal, tidak terkecuali dengan pemahaman keislaman.

Untuk menjaga paham-paham keislaman agar tetap sesuai dengan zaman, Allah swt. mengutus para ulama untuk senantiasa memperbaharui pemahaman. Hal ini seperti ditegaskan dalam sebuah hadis yang berbunyi:

ان الله يبعث لهذه الامة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها

“ Sesungguhnya Allah swt akan mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung 100 tahun orang yang akan memperbaharui agama mereka.(HR. Abu Daud, dan al-Hakim di dalam Mustadrak serta Al-Baihaqi di dalam al-Ma’rifah)

Layaknya sebuah mobil yang membutuhkan perawatan setiap tahun, pemahaman agama juga membutuhkan pembaharuan agar dapat selalu sesuai dengan konteks zaman. Pembaharuan sendiri bukan berarti mengganti agama Islam dengan agama baru. Pembaharuan layaknya ibarat mengganti suku cadang mobil yang sudah kurang baik dengan suku cadang baru agar mobil dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Hal ini dapat kita telusuri melalui fakta sejarah. Misalnya, dulu setelah umat Islam ditinggalkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat, banyak terjadi perselisihan internal dikarenakan banyaknya hadis-hadis palsu yang beredar. Terkadang ada juga beberapa ucapan para sahabat yang dinisbahkan kepada Nabi.

Pada kurun masa itu, Allah swt. mengutus para ulama untuk mengumpulkan hadis dari berbagai penjuru, kemudian merunutkan riwayat-riwayat hadis itu. Selanjutnya mereka melakukan klasifikasi-klasifikasi hadis hingga pada akhirnya umat Islam mendapat panduan pemahaman keislaman yang kuat.

Pada masa selanjutnya, setelah Islam berkembang sangat pesat, muncul banyak problematika tentang hukum-hukum syariat karena perbedaan kultur masyarakat yang tidak sama dengan kondisi saat Nabi hidup.

Pada masa ini, Allah swt. mengutus ulama-ulama mujtahid yang berijtihad agar hukum-hukum Islam dapat menjawab problematika yang dihadapi oleh umat Islam pada saat itu. Maka lahir Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Asy-Syafii, Imam Ahmad bin Hanbal dan lainnya.

Pada tahap selanjutnya, roda sejarah membawa Islam bersinggungan dengan hal-hal dari luar seperti filsafat Yunani dan ilmu teologi dari Barat yang banyak menyerang kepercayaan-kepercayaan umat Muslim. Pada era ini, Allah swt. mengutus ulama-ulama ahli kalam, yang menegaskan bahwa Islam juga merupakan agama yang tidak berlawanan dengan rasionalitas. Tokoh-tokoh pada era ini antara lain seperti Imam Abu Hasan Al-Asy’ari, dan Imam al-Maturidi.

Begitu juga seterusnya, Allah selalu mengutus ulama-ulama yang memperbaharui pemahaman keislaman. Sebut saja nama-nama seperti Imam Abu Bakar Al-Baqilani pada abad ke-4 Hijriyah, Imam al-Haramain dan Imam al-Ghazali pada abad ke-5 Hijriyah, kemudian disusul oleh Imam ar-Rafi’i dan Imam an-Nawawi pada abad ke-6 Hijriyah, dan seterusnya sampai hari akhir kelak.

Perkembangan peradaban meniscayakan perkembangan pemahaman keislaman. Memang benar agama Islam tidaklah berubah, akan tetapi pemahaman seseorang tentang keislaman akan selalu berkembang mengikuti era perkembangan zaman.

Tak ubahnya pada masa sekarang ketika perkembangan sains dan teknologi dari barat berkembang sangat pesat. Para cendikiawan muslim era sekarang pun dituntut untuk dapat menjawab problematika masa kini, seperti hal-hal yang berkaitan dengan HAM, kesetaraan gender, perkembangan ekonomi dan pelbagai diskursus kontemporer lain yang belum muncul pada masa sebelumnya.

Pada akhirnya, fakta-fakta sejarah yang ada akan membuat kita bersepakat bahwa Islam adalah agama yang agung, yang sholih li kulli zaman wa makan, yang akan terus berkembang dan selalu memberi pedoman hidup bagi para pemeluknya di setiap masa kehidupan.

Muhammad Ali Magfur
Muhammad Ali Magfur / 4 Artikel

Mahasantri di PPM Al Ghazali Sleman, Yogyakarta dan mahasiswa aktif Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: