Artikel

Somalia, Negara Miskin Pencetak Ribuan Penghafal Al-Qur’an

17 Nov 2020 09:59 WIB
3477
.
Somalia, Negara Miskin Pencetak Ribuan Penghafal Al-Qur’an

Selain menjadi stigma, kemiskinan juga menjadi salah satu momok menakutkan bagi setiap individu, komunitas bahkan negara. Ada beberapa faktor yang mendorong suatu negara terjerembab masuk ke jurang kemiskinan.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), ada sembilan faktor sebuah negara dikategorikan miskin. Yaitu (1) keterbatasan akses air bersih dan pangan, (2) tidak ada atau minimnya akses untuk kerja, (3) rawan konflik, (4) kesenjangan social (5), miskin pendidikan, (6) perubahan cuaca, (7) keterbatasan infrastruktur, (8) keterbatasan kapasitas provinsi, (9) dan kekurangan simpanan atau cadangan.

Jumat lalu (13/11), sebuah media online Global Finance mendata sejumlah negara yang masuk dalam kategori termiskin di dunia, dilihat dari Produk Domestik Bruto (GDP), yang naik turun pendapatan nasionalnya dipengaruhi oleh sembilan faktor di atas.

Tidak mengherankan, jika Somalia masuk urutan ke-19 di dalam daftar negara termiskin versi Global Finance. Sementara negara kita Indonesia berada di nomor urut 95, tepat berada di atas Mesir. Tiga tahun lalu, National Geographic Indonesia sudah mencatat negara yang terkenal dengan sebutan Solomon Islands itu masuk ke daftar lima negara termiskin di dunia.

Negara yang berada di tanduk benua Afrika itu digambarkan terbelakang, miskin dan nyaris total berpenduduk muslim. Gambaran terakhir inilah yang menjadi keunikan negara Somalia.

Pada abad 7 M, masyarakat Arab muslim mulai berimigrasi secara massif ke berbagai benua. Afrika menjadi salah satu benua yang menjadi destinasi tujuan mereka saat itu. Wilyaha yang didatangi, salah satunya adalah Somalia.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Mushaf Al-Quran

Sebagian besar mereka tinggal di Somalia dan berasimilasi dengan penduduk nomadik setempat hingga akhirnya melahirkan sebuah bangsa besar kini. Kisah nyata ini menjadi semacam kredo umum masyarakat Somalia secara turun-temurun. Tak heran, jika status keyakinan penduduk negara Somalia nyaris seratus persen muslim.

Duksi: Pesantren Tahfizh Somalia

Siapa sangka, sebuah negara muslim mayoritas yang masuk dalam lima besar negara termiskin itu adalah produsen penghasil para hafizh al-Qur’an terbanyak di dunia. Sepanjang sejarah Islam, Somalia terkenal dengan tradisi menghafal al-Qur’an yang tersebar di setiap dusun dan kota. Orang Somalia biasa menyebutnya Duksi, artinya tempat berlindung.

Anak-anak kecil yang masuk Duksi ibarat memasuki sebuah tempat berlindung dari kebutaan-huruf dari satu sisi, dan kerusakan moral dari sisi lain dan perlindungan itu semata-mata berkat dari menghafal kitabullah.

Duksi tidak menganut sistem modern pada umumnya, melainkan masih bertahan dalam koridor tradisional. Siapapun boleh mengikuti kegiatan di Duksi, tanpa peduli berapa usianya. Menurut tradisi Somalia, seorang anak yang sudah menginjak usia empat atau lima tahun, akan dititipkan orang tuanya di sana untuk menghafal al-Qur’an.

Ada kisah unik mengenai Duksi, sebagaimana dilansir oleh Muasasah al-Somal al-Jadid. Di hari pertama, sang ayah atau ibu melakukan kontrak belajar dengan pengajar terkait anaknya. Dalam adat istiadat Somalia, orang tua si anak duduk di depan sang pengajar seraya mengucapkan kalimat yang sudah kadung populer disampaikan setiap orang yang ingin menitipkan anaknya di Duksi.

Kalimat itu berbunyi: “Tolong, ajarilah ia 114 surat dalam Al-Qur’an, juga akhlak mulia dan adab yang baik!” Sebelum beranjak pergi, orang tua memberikan wasiat kepada pengajar, “Daging bocah ini milikmu, sedang tulangnya milikku.”

Maksudnya, silakan pukul tubuh anakku jika ia enggan menghafal al-Qur’an, pun jika ia berbohong atau melakukan akhlak tercela. Akan tetapi jangan sampai tulangnya remuk atau patah.

Baca juga: Sebab-sebab Umat Islam Sulit Menjaga Kebersihan

Usai keduanya bersepakat, biasanya ditutup dengan salam tempel berupa uang sebagai ‘hak duduk’. Kemudian guru pengajar mulai memanggil si anak dan mendoakan dia agar Allah menjadikannya paham dan hafal Al-Qur’an. Selang beberapa menit kemudian, si anak kecil memperoleh papan yang terbuat dari pohon besar.

Dalam sebuah laporan Aljazeera, papan tersebut digunakan sebagai alat untuk menghafal Al-Qur’an. Ayat-ayat ditulis di atasnya dengan pulpen yang terbuat dari kayu pepohonan, sedang tintanya terbuat dari arang dan beberapa material tambahan dari pohon.

Jika sudah berhasil menghafal dan lancar, papan tersebut dicuci dengan air, dan setelah mengering dilanjutkan dengan menuliskan ayat baru yang akan dihafal berikutnya.

Dari tradisi sosial masyarakat Somalia dalam menghafal Al-Qur’an, tidak salah jika negara itu menjadi primadona pencetak ribuan penghafal al-Qur’an.

Bila Aljazair menjadi negara penghasil ribuan syahid dan Mauritania menjadi negara penghasil ribuan sastrawan ulung, maka Somalia menjadi negara penghasil ribuan penghafal Al-Qur’an.

Seorang ulama Azhar Syekh Yusri Gabr al-Hasani sampai terkesima menyaksikan fenomena ini. Beliau bercerita, “Suatu ketika saya diberikan kesempatan mengunjungi Somalia, semua penduduknya hafal al-Qur’an, bukan sekedar hafal satu qiraat saja, bahkan sampai hafal qiraat ‘asyrah juga.”

“Jika Aljazair merupakan negara penghasil seribu syahid, maka Somalia negara nomor satu dalam memproduksi ribuan hafiz.” imbuh salah satu mursyid tarekat Syadziliah di Kairo, Mesir itu. “Saya serius, ini nyata. Semua penduduk Somalia sibuk menghafal Al-Qur’an.” kata Syekh Yusri. Wallahu a’lam.

Ahmad Fauzan Azhima
Ahmad Fauzan Azhima / 13 Artikel

Achmad Fauzan Azhima, pemuda asal Banten. Mahasiswa Universitas al-Azhar Kairo Mesir, Fakultas Ushuluddin. Dept. Teologi-Filsafat. Peminat kajian Filsafat, Teologi dan Teosofi. Pernah jadi anak bawang di SASC (Said Aqil Siradj Center) Mesir dalam kajian Historis Islam Klasik.

Haidar
06 April 2022
Sibuk menghapal Qur'an tapi miskin dan rentan konflik....padahal pada abad keemasan Islam hapal dan diaktualisasikan. Seharusnya tidak sekedar hapal, tapi juga diaktualisasikan.
Ismail
14 June 2022
inilah pentingnya paham, hafalan hanya sampe di bibir tidak sampai ke hati..
Mustaqim
25 August 2022
Wajarlah bila semakin PRIMITIF lha ulamanya nggak pernah memberikan tantangan untuk melompat ke depan, Dr aq kecil ampe muak dg masjid, tiap jumat pengkotbah gak pernah berhenti n bisa dibilang selalu ucapkan hal yg sama di 99,99% masjid, " bertaqwalah, beriman, kita tingkatkan iman " Menjijikkan banget Selalu takut melihat perkembangan sains n lbh memilih MENJADI PRIMITIF
Muslim sejati
23 March 2023
Segala sesuatu yg di hubungkan dengan Alquran pasti akan mulia di sisi Allah Subhanahu waa ta'ala, dr mulai malaikat yg ditugaskan sampai penerimanya...juga mereka yg penghafal alquran... Alquran juga pembeda mereka yg beriman atau yg tdk..mana yang selamat atau yg celaka... segala ilmu yg tdk didasari alquran pasti akan celaka ...

Baca Juga

Pilihan Editor

Saksikan Video Menarik Berikut: