Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

Mengapa Sya’ban disebut bulan Rasulullah?

Avatar photo
50
×

Mengapa Sya’ban disebut bulan Rasulullah?

Share this article

Sekarang kita telah memasuki gerbang indah bulan Sya’ban. Salah satu bulan yang menyimpan kemuliaan dan keagungan yang mungkin banyak terlupakan oleh umumnya umat Rasulullah sallahu alaihi wa sallam.

Cukuplah sebagai bukti dari kemuliaan bulan Sya’ban, ketika Rasulullah sallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Bulan Sya’ban adalah bulanku.” (HR. Ibn ‘Asakir)

Kemudian, muncullah pertanyaan dari benak kita, “Mengapa Rasulullah sallahu alaihi wa sallam menyebut bulan Sya’ban sebagai bulannya? Apa keutamaan bulan Sya’ban dari bulan-bulan yang lain, hingga Rasulullah sallahu alaihi wa sallam menyebutnya sebagai bulannya?

Berikut alasan mengapa Sya’ban dinamakan sebagai bulannya Rasulullah sallahu alaihi wa sallam:

Pertama, Bulan Sya’ban ialah bulan yang sering kali terlupakan oleh umat nabi, maka Rasulullah hendak mengingatkan umatnya bahwa: ‘Sya’ban merupakan bulan yang mulia, maka janganlah kalian semua melupakannya. Bila masih saja kalian semua melupakannya, maka ingatlah bahwa Sya’ban adalah bulanku!’

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasaiy; dari Usamah bin bin Zaid, bahwasanya Rasulullah sallahu alaihi wa sallam bersabda, “Itulah bulan (Sya’ban) yang banyak terlupakan oleh umat manusia, karena terletak di antara dua bulan mulia: Rajab dan Ramadhan. Itulah bulan yang di dalamnya terangkatlah amalan-ibadah seseorang kepada Allah ta’ala, maka aku ingin amalanku terangkat sedang aku berpuasa.” 

Kedua, Rasulullah sallahu alaihi wa sallam seringkali melakukan banyak ibadah sunnah, semisal; berpuasa, sedekah, dll di dalam bulan Sya’ban ini. Rasulullah mengisi bulan Sya’ban dengan berpuasa. Sebagaimana dikatakan oleh Zaid bin Haritsah bahwa Bulan Sya’ban merupakan bulan yang banyak diisi Rasulullah dengan puasa setelah bulan Ramadhan.

Suatu ketika sahabat bertanya kepada Rasulullah sallahu alaihi wa sallam, “Wahai Nabi, mengapa engkau sering berpuasa di bulan Sya’ban?” 

Rasul pun menjawab, “Barang siapa yang berpuasa walaupun sehari saja dari bulan Sya’ban -baik dalam kondisi mukim ataupun perjalanan- maka Allah ta’ala akan menjadikan baginya parit sebagai penghalangnya dari api neraka selebar ufuk barat hingga ufuk timur.” (al-Matjar ar-Rabih).   

Ketiga, alasan berikutnya terkait: Mengapa bulan Sya’ban dinamakan bulannya Rasulullah sallahu alaihi wa sallam? Karena ayat suci al-Quran (QS. Al-Ahzab; 56) terkait perintah bersalawat kepada Nabi Muhammad sallahu alaihi wa sallam diturunkan di bulan ini. Maka Rasulullah sallahu alaihi wa sallam hendak mengajak umatnya untuk memeriahkan bulannya dengan memperbanyak untuk menyebut nama Rasulullah dengan lantunan sholawat mereka.

Inilah tiga alasan, mengapa bulan Sya’ban dinamakan Bulan Rasulullah sallahu alaihi wa sallam.

Semoga Allah ta’ala menggerakkan hati kita semua untuk dapat mengisi bulan Sya’ban dengan hal-hal yang positif, semisal; Puasa, bersholawat, sedekah, dsb. Dengan harapan nantinya kita benar-benar disebut sebagai; Umat yang memeriahkan bulan dari Nabinya; Muhammad bin Abdillah sallahu alaihi wa sallam  … Amiin Ya Rabb al-‘alamiin.

Kontributor

  • Muhammad Fahmi Salim

    Alumni S1 Univ. Imam Syafii, kota Mukalla, Hadramaut, Yaman. Sekarang aktif mengajar di Pesantren Nurul Ulum dan Pesantren Al-Quran As-Sa'idiyah di Malang, Jawa Timur. Penulis bisa dihubungi melalui IG: @muhammadfahmi_salim