Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

Hikmah Mengangkat Kedua Tangan ketika Berdoa

Avatar photo
34
×

Hikmah Mengangkat Kedua Tangan ketika Berdoa

Share this article

Disebutkan dalam hadits Rasulullah bahwa doa merupakan pedang bagi setiap muslim. Dengannya ia bertumpu dan menjaga diri untuk menghadapi ujian serta tekanan hidup yang datang bertubi-tubi. Doa bak senjata pamungkas yang muslim gunakan di setiap waktu.

Termasuk adab, etika, serta kesunnahan dalam berdoa ialah mengangkat kedua tangan. Diriwayatkan Rasulullah saw. bersabda,

إذا سألتم الله فاسألوه ببطون أكفكم ولا تسألوه بظهورها

“Ketika kalian meminta (berdoa) kepada Allah swt. angkatlah telapak tangan kalian, jangan kalian telungkupkan keduanya.” (HR. Ibn Abi Syaibah, dalam Mushonnaf)

Setelah mengetahui kesunnahan mengangkat kedua tangan ketika berdoa, apakah hikmah dibalik hal tersebut? Adakah faedah yang terkandung di dalamnya?

1. Mempercepat Pengkabulan Doa.

Allah swt. berjanjii bahwa setiap doa yang terpanjat, akan terbalas dengan pengkabulan. Mengangkat kedua tangan dapat mempercepat terkabulnya doa tersebut.

Diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda,

 إن ربكم حيي كريم يستحيي من عبده إذا رفع يديه إليه أن يردهما صفراً

“Sungguh Tuhan kalian (Allah swt.) bersifat pemalu, lagi dermawan. Malu ketika hamba-Nya memohon kepada-Nya dengan mengangkat kedua tangan, sedang hamba tersebut tak mendapatkan apa-apa.” (HR. Tirmidzi)

2. Simbol Kerendahan Hamba di Hadapan Tuhannya.

Allah swt. Sang Pencipta yang tahu kebaikan makhluk. Pintu kemurahan-Nya selalu terbuka lebar bagi setiap hamba yang sudi untuk berdoa dan memohon kepada-Nya. Dalam syair dijelaskan,

لا تسألن بني آدم حاجة # وسل الذي أبوابه لا تحجب

الله يغضب إن تركت سؤاله # وبني آدم حين يسأل يغضب

“Janganlah kalian memohon dan meminta-minta kepada manusia, tetapi mintalah kalian kepada Dzat yang tak pernah menutup pintu karunia-Nya.”

“Allah swt. murka ketika kalian tak mau memohon dan meminta kepada-Nya, sedang manusia murka ketika mereka sering diminta-minta.”

Maka, layaknya seorang hamba untuk mengangkat kedua tangannya ketika berdoa, sebagai bentuk atau simbol bahwa ia membutuhkan pengkabulan doa tersebut. Seperti seorang pengemis yang mengangkat tangan, demi meraup uang receh yang ia butuhkan.

Sebagaimana yang dilantunkan oleh al-Imam Jalaluddin As-Suyuti dalam baitnya,

ارفع يديك إلى الرحمن مبتهلاً # واسأل سؤال ذليل بالبكا ضرعا

فالله أكرم من يرجى وأعظم أن # يرد باليأس من كفا له رفعا

“Angkatlah kedua tangan kalian dalam permohonan kepada Allah swt. dan bersungguh-sungguhlah. Mintalah kepadanya dengan tersungkur hina, dan tangisan penyesalan di hadapan-Nya.”

“Maha mulia dan keagungan Allah swt. tempat menggantungkan impian. Dzat yang tak akan memupuskan harapan hamba yang telah mengangkat kedua telapak tangannya ketika berdoa.”

3. Isyarah Curahan Karunia dan Rizki yang Ada di Langit.

Suatu ketika salah seorang ulama arif ditanya oleh kafir dzimmi, “Aku melihatmu menengadahkan kepala ke atas serta mengangkat kedua tangan ketika berdoa. Serta kamu sungkurkan dahimu ke bawah. Di mana letak tuhan yang kau cari?”

Ulama arif itu menjawab,

إنما نرفع أيدينا إلى مطالع أرزاقنا، ونستدفع بالثاني شر بضاعتنا

“Adapun aku angkat kedua tanganku kepada tempat terkumpulnya karunia dan rezeki (langit). Serta aku sungkurkan dahiku untuk menolak segala keburukan (dengan doa dalam sujud).”

Poin ini sesuai dengan firman Allah swt. dalam kitab suci-Nya,

وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz-Dzariyat: 22)

Inilah hikmah disunnahkannya mengangkat kedua tangan ketika berdoa. Perbanyaklah berdoa dan memohon kepada Allah swt. karena pengkabulan doa tak harus sesuai dengan apa yang diinginkan. Wallahu a‘lam bis showab.

Referensi:

1. Faddh Al-Wi’a, karya: al-Imam Jalaluddin As-Suyuti.
2. Syarh Ratib al-Haddad, karya; al-Habib Alawi bin Ahmad al-Haddad.

Kontributor

  • Muhammad Fahmi Salim

    Alumni S1 Univ. Imam Syafii, kota Mukalla, Hadramaut, Yaman. Sekarang aktif mengajar di Pesantren Nurul Ulum dan Pesantren Al-Quran As-Sa'idiyah di Malang, Jawa Timur. Penulis bisa dihubungi melalui IG: @muhammadfahmi_salim