Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

Doa Memintakan Ampunan dan Kemuliaan untuk Guru

Avatar photo
32
×

Doa Memintakan Ampunan dan Kemuliaan untuk Guru

Share this article

Selain memberikan ucapan selamat Hari Guru, berdoa memintakan ampunan dan kemuliaan guru adalah salah satu cara untuk memperingati Hari Guru Nasional Kamis 25 November 2021. 

Guru adalah pahlawan yang telah mengajari kita, sangat pantas untuk senantiasa kita doakan kepada Allah. Sebab jasa mereka kita bisa mengetahui ilmu dan pengetahuan yang sebelumnya belum kita ketahui. 

Begitu besar jasa guru, sehingga hendaknya seorang muslim memanjatkan doa untuk mereka. Dalam Islam pun seorang guru sangatlah dimuliakan, sehingga setiap murid harus patuh dan menghormatinya.

Karena kedudukan guru yang amat penting dalam kehidupan seorang muslim, Rasulullah SAW menyebutkannya dalam riwayat hadist, 

تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُم

“Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya.” (HR. Ath-Thabrani)

Posisi Guru dalam Islam

Dalam Islam, posisi guru sama seperti posisi orang tua. Jika orang tua merawat fisik seorang anak, maka guru yang merawat ruh dan jiwanya. Mendoakan guru sama pentingnya dengan berdoa untuk orangtua sendiri. 

Sudah seyogyanya bagi seorang murid mendoakan guru-gurunya sebagaimana anak mendoakan kedua orang tuanya. Sebagaimana tercantum dalam syair dari Ta’lim Muta’allim sebagai berikut:

أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلَى نَفْسِ وَالِدِي **  وَإِنْ نَالَنِي مِنْ وَالِدِي الْفضْلَ وَالشَرَف

Uqoddimu ustaadhii ‘alaa nafsi waalidii, wa-innaa laanii minwaa-lidiilfadzola waa-syarofa.

Artinya: “Aku lebih mengutamakan guruku dari orang tuaku, meskipun aku mendapat dari orang tuaku keutamaan dan kemuliaan.”

فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ **  وَهذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَف

Fadhaaka murobbii-rruuhi waa-rruuhu jawharu, wa hadhaa murobbiljismi waljismu kaa-shoddafa.

Artinya: “Ustadzku adalah pengasuh jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pengasuh badanku dan badan bagaikan kerangnya.”

Dari syair yang tercantum dalam kitab karangan Syaikh Az-Zarnuji di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwasannya seorang guru harus kita doakan sebagaimana doa kita kepada orang tua, bahkan lebih. Entah doa yang berupa ampunan, kemuliaan dan lain-lain.

Dalam kitab Risalatul Mustarsyidin, Syaikh Abdul Fattah Abu Guddah menuliskan sebuah doa untuk memohonkan ampunan dan kemuliaan untuk guru-guru kita. Lafadz doanya sebagai berikut;

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allahummaghfir li masyayikhina wa liman ‘allamana warhamhum wa akrimhum bi ridlwanikal ‘adzim fi maq’adis shidqi ‘indaka ya arhamar rohimin

Artinya: “Ya Allah, ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.” (Imam al-Haris al-Muhasibi, Risâlah al-Mustarsyidin, Dar el-Salam, halaman 141)

Mengamalkan doa memintakan ampunan dan kemuliaan untuk guru di atas adalah salah satu wujud terima kasih atas jasa guru-guru yang telah mendidik kita, serta mengharapkan berkah atas ilmu yang telah diajarkan.

Kontributor

  • Hasan Labiqul Aqil

    Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati. Sekarang sedang menempuh program magister di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.