Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Khutbah Jumat

Khutbah Jumat: Istighfar sebagai jalan terdekat menuju ampunan Allah

Avatar photo
226
×

Khutbah Jumat: Istighfar sebagai jalan terdekat menuju ampunan Allah

Share this article

Tema khutbah kali ini adalah keutamaan istighfar sebagai kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Istighfar tidak hanya menjadi bentuk pengakuan dosa dan permohonan ampunan kepada Allah SWT, tetapi juga membawa keberkahan dalam hidup, baik berupa ketenangan jiwa, kelapangan rezeki, maupun terhindarnya dari kesulitan.

Dalam khutbah ini, dijelaskan pula bagaimana istighfar menjadi solusi atas berbagai persoalan hidup, sebagaimana diajarkan dalam Al-Quran, hadis Nabi, dan kisah para ulama. Dengan memperbanyak istighfar, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi, serta meraih rahmat dan ridha-Nya.

 

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوْذُ بِاللهِ تَعَالَى مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَخِيْرَتُهُ وَأَمِيْنُهُ بلغ الرسالة، وأدى الأمانة، ونصح الأمة ، وجاهد في سبيل الله حتى أتنا اليقين اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون

 قَالَ اللّهُ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وقَالَ أَيْضًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّه وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

أما بعد, عبادَ الله فإني أوصيكم ونفسي بتقوى الله جل وعلا امتثالاً لقوله تعالى وَتَزَوَّدُاْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاْتَّقُونِ يَــأّوْلِى الأَلْبَابِ )( سورة البقرة ءاية 197.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Momen kali saya ingin mengingatkan kepada para hadirin sekalian dan diri saya pribadi khususnya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dengan segala upaya terbaik.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam Saudaraku sekalian, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang keutamaan istighfar.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya Allah telah menurunkan rahmat-Nya kepada kita seperti turunnya hujan. Dan sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. Istighfar bukanlah sekadar ucapan, melainkan pengakuan atas segala dosa dan permohonan ampunan yang tulus. Dengan istighfar, hati kita menjadi bersih, jiwa kita menjadi tenang, dan rezeki kita semakin luas.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap kesusahan, kelapangan dari setiap kesedihan, dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Marilah kita jadikan istighfar sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap kali kita melakukan kesalahan, segeralah kita beristighfar. Dengan istighfar, kita akan semakin dekat dengan Allah SWT dan merasakan kebahagiaan yang hakiki. Amin.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita sering mendengar kisah inspiratif tentang para ulama besar dan pemimpin bangsa yang senantiasa beristighfar. Salah satu yang paling populer adalah cerita tentang Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau pernah mengungkapkan keheranannya ketika membayangkan hari perhitungan amal, di mana seorang supir bis mungkin saja mendapatkan pahala yang lebih tinggi daripada dirinya, seorang penceramah agama dan presiden.

Malaikat memberikan jawaban yang mendalam. Seorang penceramah, sebijak apapun ilmunya, tak luput dari kelemahan manusiawi, seperti terkadang pendengarnya mengantuk saat ceramah. Namun, seorang supir bis, dalam kesederhanaannya, senantiasa mengingatkan penumpang akan Allah. Setiap kali bus berhenti atau melaju kencang, penumpang terdorong untuk berdoa dan memohon ampun. Inilah yang membuat amal perbuatannya begitu bernilai di sisi Allah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kisah lain yang tak kalah menarik datang dari seorang ulama besar. Beliau selalu memberikan jawaban yang sama ketika ditanya tentang berbagai masalah hidup, mulai dari kesulitan mendapatkan keturunan hingga bencana kekeringan: “Beristighfarlah!”

Awalnya, muridnya merasa bingung. Mengapa semua masalah bisa diselesaikan dengan istighfar? Namun, setelah diingatkan kembali oleh ulama tersebut tentang surat An-Nuh, mereka menemukan jawabannya. Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman

 فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا

(maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” (10)) yaitu kembalilah kepadaNya dan tinggalkanlah apa yang biasa kalian lakukan dan bertaubatlah kepadaNya dari dekat, karena sesungguhnya barangsiapa yang bertaubat kepadaNya, maka Dia menerima taubatnya, sekalipun dosa-dosanya besar dalam kekafiran dan kemusyrikan.

يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu” (11)) yaitu, hujan yang terus-menerus.

وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (12)) yaitu jika kalian bertaubat kepada Allah, memohon ampun dan taat kepadaNya, maka Dia akan memperbanyak rezeki kalian dan menyirami kalian dengan keberkahan dari langit dan menumbuhkan bagi kalian keberkahan bumi sehingga bumi menumbuhkan tanamannya, dan menyuburkan bagi kalian air susu ternak kalian dan memberi kalian banyak harta dan anak-anak, yaitu memberi kalian harta dan anak-anak, dan menjadikan bagi kalian kebun-kebun yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan dan di tengah-tengahnya sungai-sungai yang mengalir.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Semoga kita semua senantiasa istiqomah dalam beribadah dan meraih ridha Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِوَالِدِي وَلِوَالِدَيْكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله رب العالمين. اللهم لك الحمد حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه، حمدا يوافي النعم ويكافئ المزيد. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

أما بعد أيها المسلمون

   قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ

 رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

 اللهُمَّ إنَّا دعَوْناكَ فاستجبْ لنا دعاءَنا فاغفِرِ اللهُمَّ لنا ذنوبَنا وإسرافَنا في أمرِنا،

اللهم أدم الاستقرار على دولتنا، وأتم العافية علينا، ووسع لنا في أرزاقنا، وبارك لنا في أزواجنا وذرياتنا.

رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Kontributor

  • Rayhan Mubarok

    lahir di Jakarta, 1999. Pernah menempuh studi di Pondok Modern Darussalam Gontor dan Universitas Al-azhar Kairo.