Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Universitas al-Azhar di Gaza dibom Israel usai pidato keras Syekh Ahmad at-Tayeb bela Palestina

Avatar photo
30
×

Universitas al-Azhar di Gaza dibom Israel usai pidato keras Syekh Ahmad at-Tayeb bela Palestina

Share this article

Pasukan zionis Israel mengebom Universitas al-Azhar yang berada di Maghraqa, Gaza pada Sabtu lalu. Serangan bom ini terhadap lembaga pendidikan milik institusi keislaman terkemuka di dunia itu menambah daftar banyaknya fasilitas umum pendidikan yang telah dibombardir oleh Israel sejak pekan kedua bulan lalu.

Pengeboman Universitas Al-Azhar ini bertepatan dengan laporan-laporan Israel yang menyerang Al-Azhar di Mesir dan Imam Akbar Al-Azhar Grand Syekh Ahmad at-Tayeb, menurut laporan portal lokal Mesir, cairo24.com, Sabtu (4/11/2023).

Serangan tersebut membuat para pengguna media sosial Arab mengaitkannya dengan pernyataan-pernyataan keras Al-Azhar terhadap agresi Israel di Gaza. Sebagian menilai bahwa pengeboman terhadap Universitas Al-Azhar di Gaza sebagai balasan atas pidato-pidato Grand Syekh Ahmad at-Tayeb.

Muncul kekhawatiran dari pihak Israel atas sikap dan pernyataan Imam Akbar Al-Azhar yang keras terhadap agresi pasukan Israel terhadap rakyat sipil di Jalur Gaza. Bahkan mereka menuntut pemerintah Mesir agar mencopot jabatannya atau setidaknya menghentikan pernyataan-pernyataannya.

Sebelumnya, The Institute for National Security Studies (INSS), sebuah lembaga kajian pertahanan nasional milik Israel menyerang dengan keras Grand Syekha Al-Azhar di Mesir dan menuduhnya tengah berpihak kepada kelompok ekstrem di Gaza melalui statemen-statemen keras beliau sejak Israel menginvasi Gaza pada 8 Oktober lalu.

“Pemerintah Mesir harus memberikan tekanan besar untuk mengendalikan Al-Azhar. Israel, Amerika Serikat dan negara-negara Arab moderat, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, harus menuntut pemerintah Mesir untuk menekan dan menghentikan pendanaan Al-Azhar.” bunyi statemen INSS Israel, dikutip arabic.rt.com, Kamis (2/11).

“Hal ini harus dilakukan supaya lembaga keagamaan otu berhenti menyebarkan pesan-pesan ekstrem, yang memicu ketegangan politik dan agama, serta mendukung teori konspirasi untuk melawan Israel.” imbuhnya.

Al-Azhar: Gaza dalam Situasi Kritis

Dalam pernyataan terbaru yang diumumkan dalam platform resmi X (dulu Twitter), Sabtu (4/11), Al-Azhar menyatakan bahwa penargetan pengungsi yang tidak bersalah di dalam sekolah-sekolah tempat mereka berlindung, penyerangan pengungsi lainnya di jalan pesisir, pembantaian di Rumah Sakit Ash-Shifa Gaza, pembunuhan konvoi yang mengangkut korban luka-luka, serta penghancuran ambulans, semua itu menempatkan isu Palestina dalam situasi kritis.”

Al-Azhar menekan bahwa semua pihak baik umat Islam, Kristen maupun Yahudi yang memiliki hati nurani dan keberanian berkewajiban untuk mengatakan kebenaran, agar “memberikan segala yang mereka miliki, dan berdiri bersama rakyat Palestina, melawan agresi barbar dan kekejaman ini terhadap mereka, termasuk anak-anak, wanita, lansia dan pemuda mereka.”

 

Al-Azhar menambahkan, “Ketika banyak orang yang dekat maupun yang jauh gagal atau lalai dalam memenuhi kewajiban agama, kemanusiaan, dan moral mereka, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah mengulang-ulang doa Nabi kita pada saat Perang Badar dalam situasi yang sangat mirip dengan situasi ini: ‘Ya Allah, mereka telanjang, maka berilah mereka pakaian. Ya Allah, mereka lapar, maka berilah mereka makanan.'”

“Kemudian Allah membukakan jalan kemenangan untuk Nabi dalam Perang Badar,” tutupnya.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.