Grand Syekh al-Azhar Dr. Ahmed at-Tayeb
berpandangan bahwa sedikitnya taklif (dalam agama) adalah ajakan untuk
menumbuhkan persatuan dan memperkokoh kekuatan di dalam seluruh masyarakat
Islam. Hal itu membuka pintu keragaman, ijtihad dan aneka pandangan keagamaan
yang berbeda-beda.
Imam Besar al-Azhar Mesir itu melanjutkan bahwa
pada saat bersamaan, sempitnya ruang ikhtilaf (perbedaan) justru mengarah pada
sikap fanatik dan pola pikir ekstrem. Perpecahan sebagai konsekuensi yang
ditimbulkannya akan tampak dalam tubuh umat Islam, seolah-olah orang-orang
muslim memeluk dua agama berbeda atau bahkan lebih.
Dalam episode 25 dari program acara Al-Imam
At-tayeb, mantan rektor Universitas al-Azhar itu menjelaskan bahwa perpecahan
dan pertikaian lebih membahayakan dan lebih cepat menghancurkan tatanan
masyarakat daripada syirik dan paganisme.
“Syirik, meskipun telah menjadi keburukan yang
tersebar luas, dapat diobati dan disembuhkan dengan cahaya hidayah dan kembali
beriman kepada Allah. Berbeda dengan penyakit yang namanya bercerai-berai dan
bertikai, serta dampak destruktifnya yang susah mendapati harapan untuk bisa
diatasi dan diperbaiki,” terang Syekh Ahmad at-Tayeb, seperti dilansir youm7.com
(8/5).
Ikhtilaf atau perbedaan dalam masalah-masalah
keagamaan sekarang telah menjadi bahaya yang mengancam persatuan kaum muslimin
di sentaro dunia. Menurut mantan mufti Lembaga Fatwa Mesir itu, apa yang
menimpa umat Islam pada abad mutakhir ini adalah eksploitasi atas
perbedaan-perbedaan yang sebenarnya sudah ada di antara mereka sejak kemunculan
agama ini.
Semua perselisihan itu secara tiba-tiba tersulut
dan pengikut mazhab tertentu mengkafirkan dan menganggap ringan untuk
menumpahkan darah pengikut mazhab yang lain. “Padahal kedua mazhab itu
tumbuh dalam naungan Islam selama 15 abad,” tutur beliau.
Grand Syekh al-Azhar kemudian menegaskan bahwa
sebagian besar perbedaan antar mazhab, justru disebabkan oleh masalah-masalah
politik.
“Hal itu tidak selayaknya menjadi api fitnah
yang disulut musuh-musuh Islam dalam tubuh kaum muslimin. Namun sangat
disayangkan, mereka berhasil melakukan itu dan sukses merobohkan benteng
persatuan umat Islam dan menggiring mereka dalam arena perang antar sesama
mereka sendiri, setelah pada periode awal sejarah Islam mereka sanggup meraih
kemenangan gemilang dengan persatuan dan kesatuan.” pungkas Imam Besar
al-Azhar Mesir itu.