Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Gereja di Barcelona Tawarkan Serambi Buka Puasa bagi Tunawisma Muslim

Avatar photo
24
×

Gereja di Barcelona Tawarkan Serambi Buka Puasa bagi Tunawisma Muslim

Share this article

Pembatasan aktifitas
lantaran Covid-19 mencegah masyarakat Muslim di Barcelona merayakan Ramadhan sebagaimana
biasa
. Itulah yang kemudian melatari sebuah
gereja Katolik menawarkan serambi terbuka bagi umat Islam untuk berbuka
puasa dan berdoa bersama.

Setiap petang tidak kurang dari
50 hingga 60
warga Muslim
berduyun-duyun ke
beranda-beranda
berbatu berusia ratusan tahun di gereja Santa Anna
. Di sana para sukarelawan
menawarkan bermacam masakan yang lezat dan bernutrisi.
Hampir seluruh yang datang adalah masyarakat muslim
yang miskin dan tidak mampu. Bahkan tidak sedikit dari mereka

berstatus tunawisma.

“Kita semua manusia. Tidak menjadi masalah
anda seorang Katolik atau beragama lain sementara saya Muslim,” kata Hafid
Ibrahim, seorang beretnis Berber Maroko berusia 27 tahun yang
juga menghadiri jamuan berbuka tersebut.

“Kita semua layaknya
saudara, kita juga harus saling membantu
satu sama lain.” imbuhnya.

Dilansir independent.co.uk
(3/5), acara buka puasa d
engan
mengambil satu
gedung di pusat kota sudah biasa
diadakan oleh Faouzia Chati, Presiden Asosiasi Perempuan Maroko di Katalunya.
Namun semenjak diterapkannya pembatasan aktifitas berkerumun dalam ruangan,
Chati mencari tempat alternatif dengan ventilasi yang baik dan cukup
longar untuk menjaga jarak.

Singkat cerita, hal
tersebut mengantarkan Chati pada Pendeta Peio Sanchez, yang tidak lain adalah
rektor Gereja Santa Anna
. Dia terbiasa
andil dalam forum lintas agama yang melambangkan koeksistensi masyarakat sipil.

“Orang-orang sangat
senang melihat umat Islam dapat berbuka puasa di gereja Katolik, karena agama
berfungsi mempersatukan kami, bukan memecah belah kami
.ucap Chati.

Di ujung hari Pendeta Sanchez memandangi
seorang pria melantunkan azan Magrib di bawah pohon jeruk di halaman tengah
gereja berkawan cahaya temaram.

Dia berujar, “Meski dengan budaya yang
berbeda, bahasa yang berbeda, dan agama yang berbeda, kami lebih pandai duduk
dan berkomunikasi dibandingkan
dengan sebagian
politisi.”


Dalam catatan
sejarah, tidak sedikit masjid yang dibangun di bawah kejayaan Islam Andalusia
kemudian beralih fungsi menjadi gereja atau bangunan lain.
Gereja
Santa Anna bukanlah salah satunya.

Gereja Santa Anna
berdiri sejak abad 12 M
dan
masih kokoh hingga hari ini sehingga menjadi salah satu gereja tertua di
Barcelona. Pada tahun 1881
gereja
yang tidak begitu besar ini dikategorikan
sebagai Bien de Interesting Cultural oleh pemerintah Katalunya, yakni
masuk dalam daftar situs-situs bersejarah di Spanyol. 

Kontributor

  • Walang Gustiyala

    Penulis pernah nyantri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Al-Hikmah Purwoasri, Walisongo Sragen, Al-Ishlah Bandar Kidul, Al-Azhar Kairo, dan PTIQ Jakarta. Saat ini mengabdi di Pesantren Tahfizh Al-Quran Daarul ‘Uluum Lido, Bogor.