Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Pembacaan kitab Asy-Syifa oleh Yayasan Al-Bait Al-Muhammadi Mesir

Avatar photo
26
×

Pembacaan kitab Asy-Syifa oleh Yayasan Al-Bait Al-Muhammadi Mesir

Share this article

Yayasan Al-Bait Al-Muhammadi mengadakan pengajian ilmiah
pembacaan kitab Asy-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Musthafa di bawah naungan
Dr. Muhammad Muhammad, Dosen Fakultas Syariah wal Qanun Universitas Al-Azhar
Mesir.

Pembacaan kitab karangan Al-Allamah Al-Qadhi Abu
Al-Fadhl Iyadh ini diniatkan tolak balak agar Allah mengangkat wabah dan
kesusahan dari umat Islam. Pengajian ilmiah ini digelar pada hari Kamis 7
Januari 2021 secara daring, karena mengikuti anjuran protok kesehatan demi
mencegah penyegaran virus Covid-19.

Pengajian ilmiah dimulai dengan sambutan yang
disampaikan anggota Yayasan Al-Bait Al-Muhammadi, Syekh Sayid Syalbi. Beliau
mengatakan bahwa para ulama ketika tertimpa kesusahan atan malapetaka, mereka
akan mendekat kepada Allah dengan bertawasul melalui sebaik-baik makhluk
ciptaan-Nya, yakni Rasulullah SAW. Beliau mengutip syair,

ولما
رأيت الأمر لله وحده وأن رسول الله خير الخلائق

توسلت
في أمري وتفريج كربتي بأكرم مخلوق لأكرم خالق

Bilamana kusadari semua urusan di tangan
Allah dan Rasulullah sebaik ciptaan-Nya

Agar urusan dan susahku dituntaskan, aku
bertawasul dengan semulia ciptaan-Nya

Syekh Sayid Syalbi menambahkan bahwa di antara cara
paling mulia yang dipilih para ulama untuk mendekatkan diri kepada Allah
sesudah Al-Qur’an adalah kitab Asy-Syifa. Tidak sedikit ulama tekun
membaca kitab tentang Nabi Muhammad SAW ini.

Imam Abu Al-Hasan Asy-Syadzili membaca kitab ini di
majlisnya, hingga dihadiri oleh Sultanul Ulama Al-Izz bin Abdus Salam, Ibnu
Daqiq Al-Ied dan Al-Hafizh Al-Mundzir.

“Dengan maksud meneladani manhaj para ulama, kami pun
mengikuti langkah mereka membaca kitab ini,” ujar beliau dikutip akhbarelyom,
Jumat (8/1).

Kemudian Syekh Idris Al-Ja’fari membaca beberapa ayat
suci Al-Qur’an.  Disusul oleh Dr. Ahmad
Mamduh, aminul fatwa Darul Ifta Mesir. “Pembacaan kitab Asy-Syifa  biasa dilakukan para ulama terdahulu.
Mereka rutin membacanya di kala kondisi berat dan pada bulan Ramadhan,” kata
beliau.

Kementerian Agama Mesir biasa membacakan kitab ini di
Masjid Imam Asy-Syafi’i Kairo. “Guru-guru kami bercerita bahwa pembacaan Shahih
Al-Bukhari dan Asy-Syifa
termasuk salah satu cara terbaik mendekat kepada
Allah sekaligus wujud meneladani iman-imam kita. Kita melakukan apa yang mereka
dahulu lakukan, mudah-mudahan kita mendapatkan cucuran berkah,” imbuhnya.

Syekh Ibrahim Ash-Shufi anggota Yayasan Al-Bait
Al-Muhammad mengatakan bahwa kitab Asy-Syifa termasukk salah satu kitab
penting yang memperkenalkan sosok dan kepribadian Rasulullah SAW. Kitab ini
sangat popular dan  dicetak di banyak
penerbit.

Manuskrip kitab Asy-Syifa juga tidak terbilang
sedikit. Ada 47 manuskrip di Perpustakaan Al-Asad Damaskus, 49 manuskrip di
Perpustakaan Al-Azhar Kairo, 42 manuskrip di Darul Kutub dan 100 manuskrip di
Perpustakaan Kerajaan Maroko di Ribat.

Pembacaan kitab ini secara bergantian dibaca oleh para
dosen dan ulama dari Al-Azhar dan Darul IFta Mesir.  Rencananya akan dilanjutkan pada hari Senin
11 Januari  dan Kamis 14 Januari
mendatang secara daring.

Yayasan Al-Bait Al-Muhammadi didirikan oleh Syekh
Muhammad Muhanna pada 2016 dan bermarkas di Muqattam Kairo Mesir. Di antara
salah satu tujuannya adalah menyebarkan ajaran tasawuf.

Adapun Syekh Muhammad Muhammad merupakan salah seorang
ulama besar Al-Azhar, bermazhab Syafi’i dalam fikih dan bertarekat Syadziliyah dalam
tasawuf.  Dikutip dari laman Facebook
Pecinta Ulama Al-Azhar, beliau berguru tasawuf kepada Syekh As-Sayyid Abdul Haq
dari Prancis yang merupakan murid dari Al-Allamah Renigino , seorang filosof
sufi muslim dari prancis.

Ketika pertama belajar tasawuf di Prancis, beliau
mendapatkan arahan dari Syeikh Abdul Haq untuk melanjutkan tasawuf sepulang ke
Mesir. Kemudian Syeikh Muhanna bertanya, “Kepada siapa saya meneruskan
spiritual tasawuf ketika di Mesir nanti?”

Sang guru mengarahkan beliau untuk meneruskan kepada Al-Imam
Ar-Raid Syekh Muhammad Zakiyuddin Ibrahim.

Sepulang dari Prancis, beliau segera mencari Syekh
Muhammad Zakiyyuddin Ibrahim sesuai anjuran dan arahan sang Guru.

Syekh Muhammad Muhanna selalu bermulazamah kepada guru
spiritual barunya itu sampai beliau wafat. Sampai-sampai sang guru telah
mengizinkan beliau untuk memberikan baiat tarekat ketika masih hidup. Beliau
mengemban amanat dari guru spiritualnya itu untuk menyebarkan dakwah
Muhammadiyyah ke dunia.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.