Sebagai wujud perhatian kepada masyarakat, Al-Azhar rutin mengirim tim secara berkala ke berbagai desa di Mesir untuk memberikan penyuluhan.
Tujuan utama penyuluhan Al-Azhar adalah mengajarkan kesadaran dan pentingnya toleransi. Para utusan juga diharap bisa meluruskan kesalahpahaman dalam beragama yang terjadi di desa-desa.
Al-Azhar juga menyerukan kepada masyarakat pentingnya memupuk kasih sayang dan menumbuhkan ikatan persaudaraan di antara mereka.
Dilansir dari Masrawy (18/11), utusan tim Al-Azhar menemukan pelbagai adat dan tradisi yang keliru di tengah masyarakat pedesaan Mesir. Adat dan tradisi yang terlanjur mengakar ini memiliki bahaya laten yang bisa menyebabkan ketegangan, intoleransi, fanatisme dan kebencian.
Al-Azhar selalu menekankan kepada masyarakat untuk berpegang teguh kepada ajaran Rasulullah SAW yang lurus dan menjelaskan pentingnya menjaga ikatan antar anggota masyarakat dan saling melakukan kerja sama.
Baca juga: Grand Syekh Al-Azhar Bentuk Komite Penasehat Cegah Fatwa Kontroversial
Rasulullah SAW melarang keras umatnya dalam bersikap fanatik. Hal itu terlihat jelas dari hadits Jubair Ibn Muth’im,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “ليس منا من دعا إلى عصبية وليس منا من قاتل على عصبية وليس منا من مات على عصبية
Rasulullah SAW bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyeru kepada ‘ashabiyah, orang yang berperang karena ‘ashabiyah, dan orang yang mati karena ‘ashabiyah.” (HR. Abu Dawud)
Ta’assub atau ‘ashabiyah adalah sikap fanatik terhadap suatu kelompok, individu atau hal tertentu tanpa peduli apakah ia berada dalam jalur yang benar atau salah, melakukan kezaliman atau yang terzalimi, tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Islam.
Dalam kesempatan lain, Syekh Syauqi Allam, Mufti Republik Mesir menyampaikan bahwa sikap fanatik menyebabkan tersulutnya provokasi bahkan pertikaian antar sesama.
Lebih lanjut, dalam menjelaskan fatwanya, Syeikh Syauqi mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إنَّ الشَّيطَانَ قَدْ أيْسَ أنْ يَعْبُدَهُ المُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ العَرَبِ وَلَكِن فِي التَّحرِيشِ بَينَهُم
“Sesungguhnya setan telah berputus asa terhadap orang-orang yang shalat (umat Islam) untuk menyembahnya, namun ia menggoda (umat Islam) dengan saling memprovokasi antar mereka.” (HR Muslim)
Dalam acara penyuluhan yang terangkum dalam program Pemberdayaan Kesadaran Keluarga dan Masyarakat di daerah Aswan, Pusat Fatwa Internasional Al-Azhar menemukan beberapa adat dan tradisi masyarakat yang menumbuhkan rasa fanatik dan kebencian antar sesama.
Baca juga: Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari Tebuireng dan Al-Azhar Mesir
“Adat dan tradisi ini terlalu mengakar kuat sejak lama. Islam yang lemah lembut dan etika yang tumbuh di masyarakat terkikis perhalan gegara beberapa tradisi salah yang terjadi,” ucap salah satu anggota Komisi Fatwa di tengah-tengah acara.
“Pengetahuan agama dan rasa ikhlas memiliki andil dalam membangun peradaban suatu negara. Sebuah peradaban tidak mungkin terbentuk tanpa peran masyarakat,” lanjutnya.
Jika masyarakat tidak bertenggang rasa dan tidak mengikuti sunnah Nabi SAW seperti yang diajarkan, akan menumbukan sikap intoleransi yang pada gilirannya akan menghancurkan peradaban yang telah terbentuk.
Di akhir acara penyuluhan, Komisi Fatwa Al-Azhar mengutip pesan dari Grand Syekh Al-Azhar Ahmed At-Tayeb kepada putra-putra Al-Azhar yang berasal dari berbagai macam latar belakang.
“Terjunlah kalian ke tengah-tengah masyarakat, berbaurlah dengan mereka. Perhatikan kebutuhan mereka dan cari tahu apa solusi dari problematika sosial yang ada. Jangan lupa untuk selalu berikan jawaban yang solutif dan realistis yang sesuai dengan kondisi sosial mereka!”
Baca juga: Mengapa Orang Muslim Kerap Jadi Sasaran Intoleransi di India?
Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Husein Al-Mahrashawi, pada awal Februari silam juga pernah berpesan kepada para mahasiswa agar menghindari sikap fanatik.
Seperti dilansir dari Akhbar el-Yom, Rektor Al-Azhar itu menjelaskan bahwa sikap fanatik memiliki pengaruh besar terhadap rusaknya persatuan warga negara dan kekacauan di tengah masyarakat.