Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Macron Shock, Warganya Masuk Islam Setelah Disandera Jihadis Mali

Avatar photo
16
×

Macron Shock, Warganya Masuk Islam Setelah Disandera Jihadis Mali

Share this article

Setelah empat tahun disandera kelompok jihadis di Mali, Afrika Barat, seorang relawan Perancis, Sophie Petronin, akhirnya dibebaskan. Sophie tiba di bandara Villacoublay, barat daya Paris pada Jumat (9/10) dan disambut langsung oleh Presiden Emmanuel Macron.

Dilansir dari salah satu media Perancis, Emmanuel Macron mengatakan dia dan warga Perancis senang melihat Petronin telah kembali. ”Selamat datang di rumah,” katanya, Sabtu (10/10).

Namun kedatangan Sophie cukup mengejutkan. Dia mengikrarkan dirinya telah memeluk Islam bahkan telah mengganti namanya menjadi Maryam.

Sophie mengaku sengaja mengikrarkan keislamannya setelah tiba di negaranya sendiri, Perancis, untuk menepis anggapan bahwa dirinya memeluk Islam karena paksaan para penculiknya. Dia bahkan mengungkapkan ingin kembali ke Mali untuk meneruskan pekerjaannya sebagai relawan.

“Kalian mengatakan Sophie, tetapi kalian memiliki Maryam di depan kalian. Saya akan pergi ke Perancis, Swiss, kemudian saya akan kembali untuk melihat apa yang terjadi di sini (Mali),” ujarnya seperti dikutip harian Perancis Le Point.

Presiden Perancis, Emmanuael Macron, yang semula telah menyiapkan konferensi pers, tiba tiba membatalkan tanpa kejelasan.

Sebuah laporan menyebutkan, Sophie dibebaskan dengan tebusan 20 juta Euro. Namun tidak ada konfirmasi apakah tebusan itu dibayarkan.

Baca juga: Berikut Enam Pertanyaan yang Jelaskan Ketegangan di Perancis

Di Perancis yang sangat sekuler, fakta bahwa Sophie yang telah diupayakan pembebasannya justru memeluk agama para penculiknya telah memicu kontroversi. Terutama di kalangan sayap kanan.

Mantan calon presiden Marine Le Pen, misalnya, menulis di Twitter: “Tentara kami telah bertempur di Mali selama bertahun-tahun. Beberapa rekan mereka tewas dalam aksi. Kita seharusnya tidak pernah berkompromi dengan islamisme dan membiarkan pembebasan para jihadis, dengan resiko semakin mengekspos pasukan kita yang sudah terpukul keras.” 

Pekerja kemanusiaan berusia 75 tahun ini diculik kelompok bersenjata di wilayah Gao, Mali Utara, pada Desember 2016 silam. Tujuh bulan kemudian dia muncul dalam sebuah video yang dirilis kelompok yang menamakan dirinya Al-Qaeda di Islam Maghreb (AQIM). Sebelum penculikannya, Sophie telah menjalankan Bantuan Asosiasi Amal Swiss di Gao sejak 2004.

Baca juga: Dari Pemakai Narkoba Berubah Religius, Riwayat Pelaku Serangan Nice Perancis

Sophie dibebaskan bersama seorang politikus terkemuka di Mali dan dua warga Italia. Setelah dibebaskan, Sophie menyatakan dia akan berdoa untuk memohon berkah dan rahmat Allah untuk Mali.

“Sukacita terbesar saya hari ini adalah mengetahui bahwa rekan saya dapat terus bekerja tanpa saya. Untuk Mali, saya akan berdoa, memohon berkah dan rahmat Allah SWT, karena saya seorang Muslim.” katanya.

Sophie Petronin mengaku dia telah diperlakukan dengan cukup baik selama di penahanan di Mali Utara, Afrika Barat. Bahkan kepada wartawan di Kedutaan Perancis di Bamako, ia menegaskan, “Saya mengubah penahanan menjadi jalan spiritual.”

Kontributor

  • Farhana Diyaswati

    Asal Gresik Jawa Timur. Alumni Al-Azhar Mesir. Menajdi reporter stasiun televisi Trans7