Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

Lika-Liku Palestina Bendung Laju Normalisasi UAE-Israel

Avatar photo
25
×

Lika-Liku Palestina Bendung Laju Normalisasi UAE-Israel

Share this article

Normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab (UAE) dan Israel terus bergulir. Baru-baru ini, Bahrain telah membuka diri dengan mengizinkan teritori udaranya untuk penerbangan komersil pertama Dubai-Tel Aviv.

Beberapa negara Arab disebut akan menyusul langkah Dubai. Liga Arab, terkesan lamban merespon ini. Palestina sejak awal mendesak untuk mengadakan pertemuan darurat, namun baru direspon belakangan.

Nabil Sya’ats, Penasihat Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah Minggu (6/9/2020) mengatakan bahwa pada pertemuan Liga Arab mendatang, salahsatu agendanya adalah mendesak UAE untuk menarik kembali normalisasi hubungan dengan Israel.

Liga Arab akan mengadakan KTT pada Rabu (9/9) lusa, menurut Sya’ats agenda besarnya adalah memberi “hukuman” kepada UAE atas langkah normalisasi hubungan dengan Israel.

Langkah keliru UAE tersebut menyalahi konsensus negara arab untuk tak melakukan normalisasi hubungan dengan Israel selama Palestina belum merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

“Seharusnya (Liga Arab) menegur UEA dan membatalkan normalisasi, sebagaimana diatur dalam proposal perdamaian Arab” tutur Sya’ats. Proposal perdamaian Arab yang diinisiasi oleh Arab Saudi pada tahun 2002 itu ditandatangani oleh negara arab di Beirut Maret 2002.

Dalam proposal tersebut, terdapat klausal normalisasi hubungan dengan Israel akan dilakukan apabila Israel mengakhiri pendudukan terhadap Palestina sesuai dengan kesepakatan tahun 1967, dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, imbalannya, 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan mengakui negara Israel.

Sementara itu, Ismail Haniya pimpinan HAMAS melakukan kunjungan ke Lebanon, Ahad (6/9) dalam kunjungannya tersebut sebagaimana dikutip Harian Alquds Alarabi mengatakan bahwa “kereta” normalisasi hubungan dengan Israel tidak menggambarkan sikap negara arab, karena Palestina senantiasa berada di hati mereka.

Dalam kunjungannya ke Lebanon, Haniya mengunjungi kamp pengungsi ‘Ain Helwa. “Gaza akan tetap merdeka meski diboikot, Penduduk Gaza tak akan melupakan tanah airnya, dan merebutnya adalah niscaya. Bersama (penduduk) Tepi Barat penduduk Gaza mampu menghancrkan Zionis ” tutur Haniya lagi.

Dilansir oleh Pusat Informasi HAMAS, Haniya dipanggul oleh pendukungnya saat memasuki kamp tersebut, lalu berjalan kaki menuju masjid Khalid bin Walid, sementara itu pihak keamanan menyebar di setiap sudut selama kunjungan Haniya.

Kunjungan ini adalah kunjungan perdananya setelah 30 tahun. Agendanya adalah berbicara tatap muka dan konferensi video dengan kelompok Palestina lainnya yang menentang inisiatif diplomatik Israel. Bahkan disebutkan juga akan bertemu dengan Hasan Nasrullah pimpinan Hizbullah.

Menurut rencana, pertemuan darurat Liga Arab tingkat Menlu akan digelar pada Rabu lusa, namun sudah ada kasak-kusuk tak sedap, bahwa Bahrain menolak klausal normalisasi dibahas pada pertemuan tersebut.

Bahkan sumber diplomatik tak resmi yang dikutip Harian Alquds Alaraby menyebutkan ada upaya untuk menolak diadakan pertemuan darurat dan meyakinkan Palestina untuk menerima normalisasi hubungan diplomatik ini.

Di tengah kasak-kusuk tersebut, Reuters melansir sebuah kabar bahwa Raja Salman memperingatkan Presiden AS Donald Trump tentang Palestina.

Dalam sambungan telpon Raja Salman mengatakan tak ada normalisasi hubungan diplomatik selama solusi yang ditawarkan tak adil. Raja Salman mengingatkan perihal proposal perdamaian arab yang diinisiasi oleh Arab Saudi pada 2002 lalu.

Saudia Pres Agency menkonfirmasi berita ini pada Minggu malam (6/9) Raja Salman menghubungi Presiden Trump, kapasitasnya sebagai ketua G20 yang membahas upaya menanggulangi dampak Pandemi Covid-19, dan menyisipkan pesan tentang Palestina tersebut.

Kontributor

  • Kadarisman Ahmad

    Penikmat kopi dan penyuka hujan. Aktif menulis, menerjemah dan mbakul buku. Kini tinggal di Malang, Jawa Timur.