Kerajaan Arab Saudi menekan pelaku usaha setempat agar tidak menjalin perdangan dengan Turki sebagai upaya boikot secara tidak resmi.
Hubungan kedua negara itu semakin memanas menyusul penahanan truk berisi barang dagangan dari Turki oleh pihak Saudi.
Mengutip pernyataan resmi dari Turki, Kerajaan Saudi telah mencegat truk yang membawa buah-buahan dan sayur-sayuran yang melintasi perbatasan Saudi, dilansir dari Middle East Monitor, Jumat, 24 Juli 2020.
“Menteri perdangan Turki telah melakukan komunikasi dengan Saudi terkait hal itu,” kata seorang yang tak mau menjelaskan identitasnya.
Media Turki, Dunya, juga melaporkan bahwa pihak Saudi memerintahkan kepada pelaku usaha agar tidak menjalin perdangan dengan purusahaan Turki dan membeli produk Turki meskipun produk tersebut dari Jerman, karena produk itu ada label Turkinya.
Atas perintah diam-diam itu, Kerajaan Saudi akan memberi sanksi berupa denda kepada pelaku usaha setempat yang mengabaikan perintah tersebut.
“Kerajaan Saudi memang tidak mengumumkan perintah itu secara resmi karena akan mendapatkan sanksi dari Organisasi Perdangan Dunia (WTO),” mengutip laporan Dunya.
Tak hanya itu, Kerajaan Saudi juga telah membatalkan kontrak kerja dengan sejumlah pekerja warganegara Turki kelas atas di sejumlah negara Teluk.
Menyikapi hal itu, saat ini Turki sedang menyusun pengaduan kepada WTO dan tengah mempertimbangan kompensasi yang harus dibayar atas kerugian negaranya itu.
Diketahui, hubungan antara Turki dengan sejumlah negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sedang memanas akibat perbedaan arah politik luar negara.
Sebagai contoh, Turki mendukung oposisi di Suriah, sedangkan Saudi diketahui mesrah dengan rezim Asad. Di Libya, Turki mendukung pasukan yang dibekingi PBB, sementara Saudi berpihak pada Khalifah Haftar.
Selain itu, kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi juga menjadi pemicu ketegangan antara Ankara dan Riyadh. Turki menuduh pembunuhan itu didalangi oleh Mohammad bin Salam, Saudi jelas membantah tuduhan itu.
Ketegangan politik itu berbuntut panjang. Salah satu pangeran Saudi, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz dikabarkan tahun lalu dirinya sampai menolak meminum kopi Turki yang ditawarkan padanya.
Pihak Kerajaan Saudi juga dikabarkan telah mengubah istilah “Kekaisaran Ottoman” menjadi “Penjajahan Ottoman” dalam buku pelajaran di sekolah.
Saudi bahkan telah menghilangkan salah satu nama jalan di Riyadh yang menggunakan nama Sultan Ottoman, Suleiman the Magnificent.