Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Syekh Yusri Jelaskan Praktik Thibbun Nabawi di Zaman Sekarang

Avatar photo
47
×

Syekh Yusri Jelaskan Praktik Thibbun Nabawi di Zaman Sekarang

Share this article

Syeikh
Yusri
Jabr al-Hasani as-Syafii adalah seorang yang jika sedang berbicara
tentang Rasulullah Saw seakan adalah orang yang hidup sezaman dengannya.

Namun
Syeikh Yusri juga mengatakan
,
Di zaman ini tidak mungkin kita menerapkan kehidupan persis
dengan kehidupan
Nabi
Saw, karena zaman sudah berubah, kehidupan kita sangat amat berbeda
dengan kehidupan Nabi Saw. Tapi yang benar dan mungkin adalah menerapkan
kehidupan dengan metode kenabian
.”

Itulah
sepenggal jawaban Syeikh
Yusri
atas suatu pertanyaan di hari
Jumat
kemarin. Dari jawaban itu saya jadi memahami mengapa Syeikh Yusri berpendapat
bahwa Thibbun
Nabawi
adalah gaya hidup seperti Nabi.
Bangun
pagi hari, tidak tidur larut malam, rajin berpuasa, d
an seterusnya.

Thibbun
Nabawi menurut beliau adalah gaya makan seperti Nabi, makan sebelum lapar
berhenti sebelum kenyang, makan perlahan, menjauhi makanan yang diharamkan
karena makanan yang diharamkan itu juga berbahaya bagi kesehatan.

Thibbun
Nabawi bukan seperti yang diklaim banyak orang bahwa ia hanyalah tentang berbekam,
minum madu, herbal d
an
lain-lain
.

Syeikh
Yusri mengatakan bahwa bekam itu adalah untuk pengobatan bukan pencegahan
. Jadi tidak sedikit-sedikit bekam. Tidak
ada penyakit bekam dengan dalih hanya ialah pengobatan yang sesuai sunah.

Beliau
bahkan mengatakan bahwa dalam beberapa kondisi
,
berobat dengan pengobatan resep dokter lebih baik dalam mengobati suatu
penyakit daripada obat-obat herbal, karena jelas obat-obat kimiawi tersebut
telah melewati sejumlah penelitian dan uji klinis sehingga tepat dosis dan
sasarannya.

Berobatlah
dengan pengobatan yang sesuai dengan zamanmu. Itulah mengapa Syekh Yusri berpendapat
bahwa vaksin itu boleh, karena tujuan vaksin adalah mencegah bahaya (daf’u
dharar
) dan disebutkan dalam satu kaidah bahwa adhararu yuzalu
(bahaya itu dihilangkan), dan mencegah bahaya diperintahkan oleh agama.

Saat berpendapat
bahwa rokok haram, Syeikh Yusri mengatakan bahwa merokok menyebabkan uang habis
pada hal-hal yang tidak perlu, padahal Al-Quran melarang manusia dari
pemborosan. Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian, padahal Allah memerintahkan kita untuk tidak menjerumuskan diri pada
kebinasaan.

Rokok itu membuat candu, dan Nabi Saw melarang kita mencandu pada hal apapun di dunia ini,” ujar
Syeikh. Inilah yang dimaksud beliau dengan menerapkan nilai-nilai
islami
dan metode pengobatan ala Nabi dalam kehidupan zaman
sekarang.

Karena
itulah saat dars hari
Jumat, setelah zikir sore selesai, kami
biasa makan bersama di

sana dengan lauk daging ayam atau daging sapi dan kambing. Saya
tidak menganut pendapat yang mengharamkan diri dari protein hewani. Yang tidak
baik itu bukan dagingnya, tapi yang tidak baik itu adalah jika mengkonsumsi
terus menerus
,
kata beliau
.

Sungguh,
setiap lauk yang kami makan di masjid Asyraf
—tempat majelis pengajian Syekh Yusri—selalu
nikmat dan sangat lezat karena penuh dengan berkah doa beliau.

Syekh
Yusri adalah dokter sekaligus syeikh yang mengobati jiwa kami lebih dari
mengingatkan pengobatan fisik. Beliau berulang-ulang memberikan pengobatan
ruhani dan menanamkan mental muslim yang berakhlak karimah. Beliau selalu
mengingatkan untuk bersabar jika sedang tertimpa musibah, membersihkan hati
dari segala nafsu duniawi, menjadikan dzikrullah sebagai penghias diri,
mengalah dan memaafkan jika ada orang mendzalimi, bahkan menasehati kami untuk
selalu mendoakan kebaikan bagi saudara sesama muslim meski jika ia berbuat
buruk kepada kami.

Syeikh
juga mengingatkan bahwa salah satu Thibbun Nabawi adalah memperbanyak sedekah.
Sebagaimana
disebutkan dalam hadis Rasulullah saw
, “Obatilah
orang-orang yang berpenyakit dengan sedekah
.

Orang
rela membayar mahal agar mendapat perawatan yang bagus, tapi apakah ada orang
rela bersedekah dengan nominal tersebut dengan niat mengikuti nasehat Nabi
Saw?! Jika seseorang bersedekah lalu sembuh dari penyakit maka ia mendapat keberkahan
pengobatan ala Nabi.
Jika ia bersedekah lalu meninggal maka ia masih mendapat pahala
sedekah, karena setiap muamalah dengan Allah pasti untung tidak mungkin rugi.

Dan
tentu tak pernah sekalipun beliau lupa dalam menanamkan kecintaan kepada Nabi
Saw.

Sangat
sering
beliau mengajari kami untuk terus berupaya meneladani akhlak beliau dan
mengamalkan ajarannya, dan karena cinta Nabi adalah obat dari segala penyakit.

Semoga
Allah menjaga syeikh kami, dr. Yusri Jabr dan mengumpulkan kami kembali bersama
Rasulullah Saw.

Kontributor

  • Sheila Ardiana

    Sheila Ardiana, Lc. MA. Pernah belajar di Darussalam Gontor 3, kemudian melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir hingga meraih gelar magister tafsir di kampus yang sama. Aktif di Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Kairo dan menekuni kajian fikih wanita. Sekarang berdomisili di Pati Jawa Tengah.