Berikut beberapa keteladanan Hadratussyaikh KH. M.
Hasyim Asy’ari yang harus kita lanjutkan:
Pertama: Hadratussyaikh KH. M.
Hasyim Asy’ari secara tegas menyatakan bahwa kemajuan suatu komunitas itu
tergantung kepada level keilmuan yang ada pada generasi penerusnya.
Asad Syihab dengan sangat jelas dan gamblang
mengabadikan dalam karyanya, Al-‘Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari Wadhi’
Labinah Istiqlal Indonesia, pernyataan beliau:
لا
خير في أمة إذا كان أبناؤها جهلاء ولا تصلح أمة إلا بالعلم
“Jika generasi penerus suatu umat adalah generasi yang
bodoh, maka tiada kebaikan di dalam umat tersebut. Hanya dengan ilmu, suatu
umat akan menjadi hebat.”
Kedua: Dalam memperjuangkan tafaqquh
fid din (memperdalam ilmu-ilmu agama), segala hambatan dan halangan
ditempuh oleh Hadratussyaikh guna memperjuangkan generasi penerus agar tetap
bisa belajar agama secara lebih mendalam.
Hal tersebut di antaranya tercermin saat PondokTebuireng dibakar oleh Belanda. Mayoritas bangunan rusak serta banyak kitab
beliau dibawa oleh Belanda, beliau dengan tegas mengatakan:
إن
أمثال هذه الأمور الطارئة لا يمكن أن تحطم الآمال وتثبط العزائم
“Kejadian ini berikut kejadian-kejadian lain yang serupa
tidak akan pernah meleburkan cita-citaku dan tidak akan pernah membelokkan
azimah-azimahku.”
Ketiga: Di samping gigih dalam
memperjuangkan tafaqquh fid din, Hadratussyaikh sangat gigih dalam
membangun ukhuwah (persaudaraan), mengedepankan titik pertemuan dan menjauhi
simpul-simpul perbedaan.
Bahkan dalam Al-Mawa’idh, Hadratussyaikh secara
jelas menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan dalam furu’ (cabang) harus
disikapi dengan bijak. Kalaupun tidak sepaham maka kesantunan harus tetap
diutamakan. Dengan jelas Hadratussyaikh menyatakan:
أيها
العلماء إذا رأيتم من يعمل عملا على قول من يجوز تقليده من أئمة أهل المذاهب
المعتبرة ولو مرجوحا إن لم توافقوهم فلا تعنفوهم وارشدوهم بلطف، وإن لم يتبعوكم
فلا تتخذوهم أعداء، فمثل من فعل ذلك كمثل من بنى قصرا وخرب مدينة، ولا تجعلوا
ذلك سبب التفرق والشقاق والتنازع والخصام، فإنها من الجنايات العامة والجرائم
الكبرى التي تهدم بنيان الأمم وتغلق أمامها باب كل خير
“Wahai para ulama, jika kalian menjumpai seseorang yang
mengamalkan suatu amalan dengan berdasar pada pendapat salah satu imam yang
memang boleh diikuti, termasuk ulama mazhab mu’tabarah, sekalipun pendapat
tersebut lemah, jika kalian tidak sependapat dengan mereka maka kalian tidak
boleh bersikap kasar terhadap mereka, melainkan berikan petunjuk dengan cara
yang lembut, dan jika mereka tetap tidak bersedia mengikuti kalian maka
janganlah mereka kamu jadikan musuh bagimu. Jika ini dilakukan maka ia
bagaikan orang yang membangun satu istana tapi pada saat yang sama ia
menghancurkan seisi kota. Maka janganlah kalian menjadikan perbedaan tersebut
sebagai sebab perpecahan, pertentangan, perselisihan dan permusuhan. Karena
sungguh hal itu termasuk kriminal kelas berat dan dosa besar yang dapat
menghancurkan tatanan umat dan menutup setiap pintu kebaikan.”
Keempat: Hadratussyaikh
banyak memberikan warisan peninggalan kepada kita. Di antaranya adalah Pondok
Pesantren, NU dan kitab-kitab. Ketiga hal tersebut sudah seharusnya menjadi
perhatian kita semua guna meneladani dan meneruskan perjuangan Hadratussyaikh
KH. M. Hasyim Asy’ari.